![]() |
Sumber gambar: learnfromwar.blogspot.com |
Cepat...! cepat...! Teriak komandan pasukan NAZI Jerman. Pada saat itu pula, tentara NAZI bergerak dengan cepat, bersama kendaraan perang mereka yang terdiri dari motor, panzer dan kendaraan lapis baja pendukung. Sementara dari angkasa, pesawat pembom Jerman terus menjatuhkan berton-ton bom kearah sasaran. Pasukan itu sangat terorganisir dan bergerak sangat cepat sesuai perintah. Jerman sedang menggunakan Bliztkrieg, strategi perang kilat di Perang Dunia II. Strategi perang ini sangat efektif. Negara-negara Skandinavia, Belanda, Belgia sampai akhirnya Prancis, dapat dicaplok hanya dalam waktu kurang dari setahun.
Kecepatan serangan Jerman sangat luar biasa. Pasukan sekutu dibuat panik. Eko Laksono dalam bukunya yang berjudul Imperium III, menulis: “Pasukan Sekutu, terutama dari Inggris yang ada di daratan Eropa, melarikan diri dari kejaran mesin-mesin perang Jerman yang berkekuatan besar. Dan, pada Juni 1940, lebih dari 360 ribu pasukan sekutu terperangkap di tepi laut Dunkirk, utara Perancis, dipinggir selat yang memisahkan Prancis dan Inggris. Dalam situasi yang menegangkan dengan pasukan Jerman yang makin mendekat, ribuan kapal -termasuk perahu-perahu kecil nelayan- digunakan untuk menyeberangkan mereka semua ke Inggris. Berbagai senjata, perlengkapan, dan kendaraan tempur ditinggalkan begitu saja dipinggir pantai. Prancis sudah menyerah, lalu Hitler berfoto di Menara Eiffel bersama pasukannya. Inggris sekarang sendirian. Hitler segera mempersiapkan rencana untuk menjajah bangsa Inggris”.
Panik! Ada apa dengan panik? Dalam Kamus Bahasa Indonesia, panik diartikan sebagai bingung, gugup, atau takut dengan mendadak (sehingga tidak dapat berpikir dengan tenang). Agak sedikit gamblang, shvoong.com mendefinisikan Panik sebagai sebuah perasaan yang luar biasa dari ketakutan dan kecemasan. Merupakan sensasi tiba-tiba yang menyebabkan ketakutan yang begitu kuat yang mendominasi atau mencegah akal dan pemikiran logis, menggantinya dengan perasaan luar biasa dari kecemasan dan agitasi panik konsisten dengan reaksi fight-or-flight kebinatangan. Panik dapat terjadi pada individu tunggal atau nyata tiba-tiba dalam kelompok besar sebagai kepanikan massal (terkait erat dengan perilaku kawanan).
Menurut beberapa ahli, sebagaimana dijelaskan dalam situs Psikologi Zone, panik terjadi secara tiba-tiba, emosional tinggi, tidak rasional, respon yang kacau. Semua itu terjadi ketika menghadapi ancaman langsung, berat serta tidak ada jalan keluar. Panik mungkin adalah sebuah reaksi dari sejumlah orang yang bertindak secara individu kemudian mempengaruhi secara parallel. Oh Iya, dalam tulisan ini Saya menggunakan kata panik sebatas pada kejadian yang terjadi secara tiba-tiba, emosional tinggi, tidak rasional, kehilangan fokus dan respon yang kacau. Maksudku seperti kejadian yang dialami oleh Brazil dalam pertandingan semifinal semalam.
Permainan sepak bola ala tari Samba yang biasanya dimainkan dengan gaya yang indah, tehnik mengolah bola yang sangat lihai, lengket di kaki, digiring meliuk-liuk, melewati pemain lawan, menjadi tak berdaya dihadapan Der Panzer Jerman. Brazil kehilangan semuanya akibat gol cepat dan berulang yang waktunya tak berjauhan. Joga Bonito panic. Hilang fokus akibat “Bliztkrieg” Jerman. Seperti paniknya pasukan sekutu di Perang Dunia II. Seorang komentator sepak bola, menyebut pertandingan yang berakhir dengan 7-1 untuk kemenangan Jerman ini sebagai pertandingan yang memalukan bagi Brazil. Betapa tidak, Brazil bermain di depan publik sendiri, dengan ekspectasi tinggi bahwa merekalah yang akan menjadi kampiun World Cup 2014.
Nampaknya Jerman sangat memahami arti fokus dalam pertandingan semifinal semalam. Sejak jauh hari mereka telah mempersiapkannya. Jerman tak ingin konsentrasinya meraih gelar juara dunia di Brasil terganggu hal-hal di luar lapangan. Karena itu, tim Panser, julukan Timnas Jerman sengaja membatasi interaksi pemainnya dengan dunia luar. Upaya memproteksi pemain Jerman dari dunia luar sudah terlihat dari pemilihan markas mereka di Santos Andre, Bahia. Di kamp latihan Jerman tersebut, mereka membuat sebuah tembok yang tujuannya agar media, warga lokal, ataupun para fans tidak dapat melihat latihan dan aktivitas tim asuhan Joachim Loew.
Sebagaimana diberitakan oleh Sumetera Express online, begitu tertutupnya markas Jerman, koran nasional Brasil, Folha de St Paulo, sampai mengatakan bahwa tim Panser sengaja membangun "Tembok Berlin" di Bahia. Ini untuk menggambarkan betapa ketatnya proteksi yang dilakukan Timnas Jerman. Saking ketatnya, jurnalis pun hanya diperbolehkan untuk mengambil gambar 20 menit pertama untuk dua atau tiga kali sesi latihan. Pelatih Joachim Loew pun tak banyak menyambangi media center yang ada di situ. Paling banyak Loew berada di sana dua kali selama empat minggu terakhir.
Semua itu tak lepas dari formula latihan Jerman yang berbunyi "konzentration und fokussierung" atau konsentrasi dan fokus. "Ini merupakan filosofi yang menjadi bagian dari tim kami," ujar juru bicara Timnas Jerman, Jens Grittner seperti dilansir oleh Reuters. Menurut Grittner, apa yang dilakukan oleh jajaran tim pelatih dengan membangun "Tembok Berlin" itu semata-mata merupakan elemen terpenting dalam kiprah Die Mannschaft, julukan lain Timnas Jerman di Piala Dunia. "Saya tidak akan berinterpretasi bahwa markas kami tertutup bagi publik. Ini hanyalah langkah persiapan kami secara profesional," tutur Grittner, sebagaimana di kutip oleh Sumatera Express online.
Pernyataan tersebut tidak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan Loew. Pelatih yang sebelumnya menjadi asisten Juergen Klinsmann saat Piala Dunia 2006 itu mengatakan, kebijakan menutup diri itu akan memudahkan pasukannya untuk berkonsentrasi. "Saya tidak membaca koran satu pun sejak tiba di Brasil. Saya melakukannya supaya pikiran saya tetap jernih dan hanya berkonsentrasi pada hal penting," ungkap Loew bangga. Tidak hanya membangun tembok tebal, para pemain serta staf pelatih juga mendapatkan nomor baru yang berguna menghindari kejaran media. Terutama media asli Jerman, yang berusaha untuk mengorek skema serta strategi yang akan dimainkan.
Dan hasilnya telah kita saksikan semalam. 7 (tujuh) gol mereka sarangkan ke gawang Brazil. Der panzer bermain sangat efektif dan penuh konsentrasi. Mereka menciptakan gol cepat yang membuat Brazil panik dan kehilangan konsentrasi. Tapi anak asuhan Joachim Low tak berhenti sampai disitu. Mereka memanfaatkan kepanikan tersebut dengan menciptakan gol beruntun, dengan pergerakan yang cepat, terorganisir dan efektif. Brazil baru sadar ketika 5 (lima) gol sudah bersarang di gawang mereka. Tapi sudah terlambat. Jerman sudah menggenggam kemenangan. Ini benar-benar pertandingan antara ‘Panic Room’ (Brazil) VS ‘konzentration und fokussierung’ (Jerman). Siapa yang tetap konsentrasi dan fokus, maka dialah pemenangnya. Bravo Jerman.
1 komentar:
Bingung Cari Agen Slot Terlengkap Dan Terpercaya ?
Yuk Daftar Dan Bermain Di Bolavita .site
Daftar Akun Anda dan Menang jackpot Hingga Ratusan Juta.
Dapatkan Bonus New Member 10% / Cashback Hingga 10%.
.
• Slots Games
• Ding Dong
• Tembak Ikan
• Bingo
NB : Bisa dimainkan di perangkat smartphone Android / iOS
Hubungi Kontak CS BOLAVITA Di Sini (24 jam Online):
.
• BBM: BOLAVITA
• WeChat: BOLAVITA
• WA: +62812-2222-995
• Line : cs_bolavita
Posting Komentar