Sungguh apik, peran yang dimainkan oleh Keanu Reaves dalam Film Constantin, sebuah film Hollywood yang diangkat berdasar pada buku komik karya Kevin Brodbin, Mark Bomback dan Frank Capello. Dalam film yang juga dibintangi oleh Rachel Weisz (Angela) ini, Keanu Reaves memerankan tokoh John Constantine, seorang detektif yang khusus menangani permasalahan supranatural yang tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat.
Dalam film yang disutradarai oleh Francis Lawrence ini, John Constantin yang juga seorang perokok berat berusaha untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi pada kasus bunuh diri saudara kembar Angela yang ternyata bernuansa supranatural. Tanpa disadari penyelidikan yang dilakukan membawanya menjelajahi dunia setan dan para malaikat yang ternyata ada di bawah kota Los Angeles saat ini. Dalam penjelajahannya, Ia harus melawan, mengusir dan membunuh para setan yang mencoba menghalanginya. Bahkan menjelang akhir cerita, John Constantin harus berhadapan dengan Lucifer, raja Iblis dari neraka. Sungguh menegangkan. Kalau di Indonesia, barangkali profesi yang digeluti oleh tokoh ini biasa disebut dengan Pemburu Hantu.
Berbicara tentang Pemburu Hantu, kayaknya ada yang unik belakangan ini di Kota Baubau. Adalah Tukul Arwana dan tim "pemburu hantu" nya konon menangkap sinyal keangkeran di RSUD Kota Baubau. Entah benar atau tidak informasinya, berdasar penuturan dari para "pemburu" tersebut, seorang teman (Pegawai RSUD) bercerita kepada saya bahwa area RSUD palagimata adalah "kampung" para dedemit. Mereka kadang menampakkan diri menjadi seekor kucing atau bentuk binatang lainnya. Kayak para siluman dalam serial Kera Sakti. Karena terpengaruh oleh cerita tersebut, seorang penjaga pasien akhirnya enggan keluar ruangan karena takut nanti bertemu dengan kucing atau anjing yang merupakan jelmaan setan. Ternyata informasi ini nyaris menjadi sumber ketakutan kolektif masyarakat saat berkunjung di RSUD yang menempati area itu sejak tahun 2008. Beberapa hari setelah informasi menakutkan ini beredar, RSUD Kota Baubau tampak sunyi di malam hari.
Kurang lebih sebulan setelah kunjungan Tukul ke RSUD Palagimata yang menghebohkan itu, seorang anak kecil masuk rumah sakit dan harus menjalani rawat inap disalah satu bangsal. Anak periang, lincah sekaligus cerdas. Alhamdulillah saya berkesempatan untuk merawatnya, dan beberapa kali kami terlibat diskusi yang menarik. Usianya kira-kita 9 (sembilan) tahun. Suatu ketika, Ia mengajukan sebuah pertanyaan yang cukup familiar untuk warga Baubau. "Pa' betul ada hantunya di Rumah Sakit ini?". Sambil tersenyum, saya menjawab: "Mmm... Saya belum pernah lihat De'. "Tapi kata orang ada hantunya?" Tanyanya lagi. "Tapi, selama saya bekerja disini, saya belum pernah lihat". Jawabku lagi sambil bercanda.
Bocah perempuan yang juga siswa sebuah SD ini akhirnya menceritakan kepada saya tentang Kunjungan Tukul Arwana yang menghebohkan itu. Saya hanya tersenyum mendengarnya. Tiba-tiba, seorang anak kecil lainnya yang sedari tadi asyik mendengarkan diskusi kami, berkata: "Barangkali itu cuma halusinasi saja". Saya terkesima, anak ini sungguh cerdas. Ia menempatkan kata halusinasi di tempat seharusnya kata itu berada.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan Halusinasi? Dan mengapa kata ini cocok untuk menjawab fenomena (katanya ada penampakan) yang terjadi di RSUD Kota Baubau? Dalam situs Wikipedia dijelaskan bahwa Halusinasi adalah berlakunya persepsi dalam kondisi sadar tanpa adanya rangsang nyata terhadap indera. Kualitias dari persepsi itu dirasakan sangat jelas, substansial dan berasal dari luar ruangan nyatanya. Definisi ini membedakan halusinasi dari fenomena yang berhubungan antara bermimpi, yang tidak melibatkan wakefulness; ilusi, yang melibatkan terdistorsi atau disalahtafsirkan persepsi nyata; citra, yang tidak meniru nyata persepsi dan berada di bawah kendali; dan pseudohallucination, yang tidak meniru persepsi yang nyata, tetapi tidak di bawah kendali.
Contoh dari fenomena ini adalah ketika seseorang mengalami gangguan penglihatan, dimana ia merasa melihat suatu objek, namun dari penglihatan orang lain tidak dapat menangkap objek yang sama. Sederhananya begini, ada 3 (tiga) orang pengunjung RSUD Kota Baubau yang sedang memandang sebuah taman. Tiba-tiba salah satu dari mereka melihat tukul sedang berdiri di sana. Ia kemudian memberitahukan apa yang dilihatnya itu pada kedua temannya, yang kemudian kebingungan karena tidak melihat siapapun ditaman tersebut. Tidak saja penglihatan (visual), halusinasi bisa juga berupa auditori (mendengar suara-suara menakutkan, bisikan), olfaktori (Mencium bebauan), gustatori (rasa), taktil (merasa di raba-raba), dan lainnya.
Sebuah catatan yang berjudul Ini Dia Penyebab Halusinasi dalam situs OKEZONE (14/10/2012) disebutkan bahwa halusinasi dapat terjadi akibat penyakit tertentu, seperti skizofrenia atau depresi yang sangat parah atau gangguan bipolar. Hal-hal sederhana seperti kurang tidur, demam, penggunaan obat-obatan terlarang, seperti kokain, amfetamin, atau konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan halusinasi. Tapi ternyata, halusinasi tidak hanya terjadi pada orang-orang yang memiliki gangguan kejiwaan. Pengalaman sensorik ini bisa terjadi pada siapa saja. Hypnagogic adalah salah satu bentuk halusinasi normal yang biasa terjadi saat tertidur dan halusinasi hypnopompic terjadi ketika terbangun dari tidur.
Akan tetapi, mungkin ada yang tidak setuju dengan "pendekatan" halusinasi ini. Seorang teman pernah bertanya kepada saya: "Apakah kamu tidak takut dengan setan dan sebangsanya? Terkait pertanyaan ini saya malah balik bertanya kepadanya: "Kenapa ya setannya orang Indonesia berbeda dengan setannya orang China, pun dengan setannya orang Amerika?
Jenis setan Indonesia diantaranya adalah Kanjoli, suster ngesot, kolor ijo, dan lain-lain. Nyaris setiap daerah memiliki setannya sendiri-sendiri. Dan mungkin yang paling terkenal adalah pocong. Sementara di China, setannya adalah vampir yang melompat-lompat. Setan Amerika agak mirip dengan China, cuma bedanya di negeri Uncle Sam, vampirnya memakai jas dan terlihat tampan atau cantik di malam hari.
Jika kasusnya begini, meminjam istilah para pakar antropologi, setan adalah produk budaya. Tepat tidaknya penggunaan istilah ini pada fenomena setan, tentu para antropolog yang lebih tahu jawabannya. Saya cuma sekedar ingin mengatakan bahwa sesungguhnya kita hanya takut pada bayangan kita sendiri. Lagian, belum ada fakta sejarah, pun dalam teks kitab suci (setahu saya kitab suci agama manapun) yang membeberkan bahwa ada oknum hantu yang memburu, memakan sekaligus membunuh manusia. Kalau di film-film sih banyak.
Oke lah, kalaupun masih takut juga, saya kira semua sudah pada mengerti bahwa Yang Maha Kuasa telah memberitahukan kepada kita semua, jurus-jurus yang mampu melindungi dari gangguan setan atau hantu dan sebangsanya itu, melalui kitab suciNya ( Al-Qur'an). Sekedar informasi, dalam Al Qur'an (Surat An Nas) disebutkan bahwa setan itu ada dua. Setan dalam bentuk Jin dan setan dalam bentuk manusia. Karenanya yang mungkin perlu diwaspadai adalah setan dalam bentuk manusia (koruptor, pembunuh, dan sebangsanya).
1 komentar:
Bingung Cari Agen Slot Terlengkap Dan Terpercaya ?
Yuk Daftar Dan Bermain Di Bolavita .site
Daftar Akun Anda dan Menang jackpot Hingga Ratusan Juta.
Dapatkan Bonus New Member 10% / Cashback Hingga 10%.
.
• Slots Games
• Ding Dong
• Tembak Ikan
• Bingo
NB : Bisa dimainkan di perangkat smartphone Android / iOS
Hubungi Kontak CS BOLAVITA Di Sini (24 jam Online):
.
• BBM: BOLAVITA
• WeChat: BOLAVITA
• WA: +62812-2222-995
• Line : cs_bolavita
Posting Komentar