Blog yang berisi catatan-catatan singkat dan sederhana. Mencoba menangkap dan menulis pesan bijak dari berbagai sumber.

About

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 27 November 2014

‘The Battle of Britain’ dan Catatan Balap Maut di Kota Baubau

          Kena deh….!!! Ini adalah salah satu program acara menarik yang pernah ditayangkan oleh salah satu TV swasta nasional. Tampaknya banyak yang suka dengan acara ini. Sang host mengajukan 5 (lima) pertanyaan kepada siapapun yang ditemuinya. Setiap pertanyaan yang benar, akan diargai Rp. 50.000,-. Menariknya adalah orang yang ditanya tak mengerti bahwa mereka sedang disorot oleh kamera tersembunyi. 
          Tiba-tiba saja mereka diberi uang oleh Host sejumlah jawaban yang benar mereka jawab. Masih dalam kebingungan karena diberi uang, lalu Sang Host menghadap ke kamera tersembunyi, sambil mengajak “korban”, lalu mengucap: “kena deh…!!!”
         Tapi… pada tulisan ini, Saya tidak berbicara tentang acara ‘kena deh’ yang pernah popular tersebut. Jadi tentang apa? Baik, Saya akan memulainya dari Inggris, saat Perang Dunia II sedang berkecamuk di Eropa. Peristiwa yang “direkam” oleh Malcolm Gladwell dalam bukunya ‘David And Golliath’. Menjelang invasi Jerman ke negeri Ratu Elizabeth, pemerintah Inggris begitu khawatir. Kalangan militer percaya mereka takkan mampu menghentikannya. Bahkan merekapun telah memperkirakan bahwa serangan udara di minggu pertama saja, sudah bisa menewaskan 25.000 warga sipil London. 
       Selain itu, merekapun telah memperkirakan jika Angkatan Udara Jerman melakukan pengeboman terus-menerus, maka enam ratus ribu orang akan tewas, dan 1,2 juta mengalami luka-luka serta akan menghadirkan kepanikan yang luar biasa bagi warga London. Karena itu mereka juga mempersiapkan beberapa Rumah Sakit Jiwa di luar kota untuk menangani korban gangguan jiwa yang diperkirakan bakalan banyak. 
           Jerman memulai penyerangan dimusim gugur 1940. Selama delapan bulan, pesawat pembom Jerman menguasai langit Inggris dan menjatuhkan berton-ton bom dengan daya ledak tinggi. Hasilnya, 45 ribu orang tewas dan 46 ribu lainnya mengalami luka-luka. Tercatat sejuta bangunan hancur lebur. Tapi…, apa yang diperkirakan oleh para militer tentang reaksi warga ternyata tidak terjadi. 
        Tidak terjadi kepanikan. Rumah sakit jiwa akhirnya digunakan sebagai rumah sakit militer karena tidak ada pasien jiwa yang datang. “….selagi serangan Jerman semakin gencar, pemerintah Inggris mulai mengamati –sambil keheranan- bukan sekedar menghadapi pengeboman, melainkan sesuatu yang lebih dekat ke pengabaian”. Jelas Gladwell 
           Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Adalah J.T MacCurdy, seorang psikiater dari Kanada di akhir perang, berhasil memecahkan teka-teki ini. Menurutnya, ketika pesawat Jerman menjatuhkan bom dari langit Inggris, orang-orang yang terpengaruh terbagi menjadi tiga kelompok. Pertama adalah mereka yang terbunuh (kena deh…!!!). 
            Kedua adalah mereka yang nyaris kena: Yang akhirnya terguncang, cemas, ketakutan sampai “syok”. Dan ketiga adalah kelompok tidak kena: Mereka menyaksikan pesawat pengebom, mendengar suara sirine dan ledakan bom, tapi bom jatuh di kampung sebelah. “Mereka bertahan hidup, dan kalau sudah mengalaminya dua-tiga kali, emosi yang terkait dengan serangan bom menjadi perasaan girang dan kebal”. Jelas McCurdy. 
        OK deh, sampai disini aja cerita dari Inggris-nya ya. Karena Saya sebenarnya hanya ingin mengantar pembaca sekalian untuk sampai pada –yang menurut McCurby- kelompok ketiga alias ‘tidak kena’. Dari sini saya ingin menjelaskan tentang keprihatinan Saya terhadap peristiwa balap liar yang terjadi beberapa tahun yang lalu. Sesuatu yang saat itu sangat susah diterima oleh nalar Saya.
        Begini ceritanya. Pada suatu malam ditahun 2009 atau 2010 yang lalu, sekelompok remaja melakukan lomba balap liar disebuah tempat di Kota Baubau. Hebatnya, mereka tak mengenakan helm dan pakaian khusus pembalap. Mereka begitu berani. Sampai peristiwa maut itu terjadi. Dua pengendara dengan kecepatan tinggi memacu kendaraan mereka. Berlomba menjadi yang tercepat. Sedikit senggolan yang mereka buat, membuat keduanya terjatuh. 
          Bisa kita bayangkan apa yang akan terjadi jika pengendara jatuh dari motor yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi. Tanpa helm standard dan tanpa kostum balapan. Ya, tewas! Kepala mereka dengan keras membentur tembok pagar dan bahu jalanan. Retak dan pecah. Mereka tewas seketika. Salah satu dari mereka adalah tetangga Saya. Keduanya masih remaja. Sedih memang. Dan kita bisa membayangkan bagaimana perasaan keluarga mereka atas peristiwa tersebut. 
           Tapi apa yang membuat Saya tak habis pikir adalah peristiwa yang terjadi seminggu kemudian pasca kecelakaan maut itu. Kulihat dua orang remaja, di malam hari, pada tempat yang sama, memacu kendaraan mereka dengan kecepatan tinggi. Berlomba menjadi yang tercepat. Tanpa menggunakan helm dan baju pembalap. Mereka balap liar lagi. Gila pikirku. Minggu lalu teman mereka tewas ditempat itu, sekarang mereka memulai lagi. Seolah kejadian minggu lalu tak pernah terjadi. Edan!!! 
        Akhirnya…. McCurby menambah Referensi jawaban terhadap rasa penasaran Saya. Kenapa mereka bisa segila itu? Rupanya mereka adalah orang-orang yang menurut McCurby termasuk kelompok ‘tidak kena’. Mereka sudah berkali-kali melakukan balap liar. Tapi tak pernah mengalami kecelakaan. “Mereka bertahan hidup, dan kalau sudah mengalaminya dua-tiga kali, emosi yang terkait dengan serangan bom (kecelakaan maut, pen) menjadi perasaan girang dan kebal”. Kata McCurdy. Hehehe….

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More