Pernah dengar istilah ‘Otak kotor’? Tentu saja pembaca sekalian pernah mendengarnya. Dua kata ini kadang digunakan sebagai candaan oleh sebagian orang untuk mendeteksi adanya ‘kandungan zat mesum’ dalam otak manusia. Ketika ada hal-hal yang berbau pornografi atau materi seksualitas muncul di sela-sela diskusi makan siang, lalu ada yang meresponnya secara berlebihan, maka kadang tiba-tiba muncul kalimat: “Dasar otak kotor!!!” Hehehe…
Tapi benarkah ada zat mesum yang membuat otak menjadi “kotor”? Baiklah, mari kita telusuri. Di dalam otak manusia, ada zat neurotransmitter yang disebut Delta Fos-B. inilah yang membuat nafsu, birahi dan libido seseorang meningkat. Tapi ia tidak bekerja begitu saja untuk meningkatkan nafsu, birahi dan libido. Zat ini perlu rangsangan, yaitu sesuatu yang berbau porno. Baik pornografi maupun porno aksi.
Sekedar info, dalam Undang-Undang, Pornografi didefinisikan sebagai: “sebentuk materi seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam bentuk gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, syair, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan komunikasi lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang dapat membangkitkan hasrat seksual dan/atau melanggar nilai-nilai kesusilaan dalam masyarakat.”
Kita kembali lagi ke otak. Sebanyak 70% informasi masuk melalui kedua mata kita. dr. Adre Mayza, SpK (K) menjelaskan bahwa ketika seorang remaja mengakses atau “mengkonsumsi” sesuatu yang berbau porno, semua rangsangan itu akan langsung masuk ke otak belakang tanpa tersaring. Lalu ketika rangsangan itu sudah masuk, otak akan mengeluarkan cairan atau zat neurotransmiter yang disebut Delta-FosB.
Ada cerita lucu dari negeri Paman Sam. Seorang wanita muda bernama Debrah Lee Lorenza dipecat dari tempat kerjanya, sebuah Bank terkenal, dengan alasan yang menurut sebagian orang sangat mengada-ada. Cantik dan Seksi! Inilah penyebabnya. Pihak direksi berpendapat bahwa kecantikan, dandanan serta cara berpakaian Debra yang seksi bisa mempengaruhi lingkungan kerja. Apalagi mayoritas pegawai Bank tersebut adalah laki-laki. Bisa muncul “Otak Kotor”, begitu mungkin bahasa “keren”nya.
Sayangnya ada efek tidak menguntungkan bagi manusia ketika materi seksualitas atau pornografi masuk dalam otak manusia. Jika materi pornografi terkonsumsi oleh otak, maka ia akan tersimpan selamanya dalam otak dan tidak akan bisa hilang. Disamping itu, organ yang terdapat dalam batok kepala ini bisa menjadi rusak, terutama pada PreFrontal Corteks yang terletak di bagian depan otak.
Markus Tan (Guru Karakter Indonesia), menjelaskan bahwa area PreFrontal Cortex ini berisi lima bidang utama untuk fungsi neuropsikiatri (planning, organizing, problem solving, selective attention, personality) dan fungsi motorik serta memediasi fungsi intelektual yang lebih tinggi (higher cognitive functions) yakni termasuk emosi dan perilaku. Pada wilayah ini otak telah terlibat dalam perencanaan perilaku kognitif yang kompleks, ekspresi kepribadian, pengambilan keputusan dan perilaku sosial yang benar. Kegiatan dasar wilayah ini adalah otak dianggap sebagai orkestrasi dari pikiran dan tindakan sesuai dengan tujuan-tujuan internal.
Maka dari sini kita bisa membayangkan bahwa kerusakan bagian otak ini (akibat pornografi) akan membuat orang tidak bisa membuat planning, tidak bisa mengambil keputusan, tidak bisa mengendalikan emosi dan berbagai berbagai fungsi lainnya sebagaimana dijelaskan di atas. Padahal bagian inilah yang membedakan manusia dengan binatang.
Oh iya, mungkin kita perlu mengenal sedikit tentang organ yang ada dalam batok kepala ini. Beberapa literature menyebutkan bahwa otak manusia mempunyai 3 bagian dasar, yaitu: (1). Batang Otak atau Otak Reptil, (2). Sistem Limbik atau Otak Mamalia (3). Neokorteks. Dr. Paul MacLean menyebut ketiga bagian dasar otak tersebut sebagai TRIUNE (3 in 1).
Batang Otak, mengendalikan fungsi-fungsi penyangga kehidupan dasar misalnya pernapasan dan laju denyut jantung. Mengontrol tingkat kesiagaan. Menyiagakan seseorang terhadap informasi sensorik yang masuk. Mengendalikan suhu. Mengendalikan proses pencernaan. Menyampaikan informasi dari serebelum.
Serebelum atau otak kecil atau otak belakang, mengendalikan gerakan tubuh dalam ruang dan menyimpan ingatan untuk respon-respon dasar yang dipelajari.
Sistem Limbik atau otak tengah, yang posisinya sedikit lebih ke depan dan terdiri atas Talamus dan Ganglia Basal atau otak tengah. Sistem Limbik penting bagi pembelajaran dan ingatan jangka pendek tetapi juga menjaga homeostatis di dalam tubuh (tekanan darah, suhu tubuh dan kadar gula darah). Terlibat dalam emosi ketahanan hidup dari hasrat seksual atau perlindungan diri. Sistem Limbik mengandung Hipotalamus, yang sering dianggap sebagian bagian terpenting dari 'otak mamalia'.
Serebrum atau korteks serebral, membungkus seluruh otak dan posisinya berada di depan. Serebrum adalah bertanggung jawab atas berbagai keterampilan termasuk ingatan, komunikasi, pembuatan keputusan dan kreativitas. Fungsi: pengaturan, ingatan, pemahaman, komunikasi, kreativitas, pembuatan keputusan, mind mapping, bicara, musik. Serebrum dibungkus oleh suatu lapisan berkerut-kerut berupa sel-sel saraf setebal seperdelapan inci yang amat sangat menakjubkan, yang dikenal sebagai korteks serebral.
Yang menjadi pertanyaan adalah jika pornografi bisa menghadirkan efek negatif, lantas bagaimana cara mengatasi masalah ini? Saya sependapat dengan pendekatan Smart Parenting-nya Early Febriana. Mengapa Smart Parenting? Menurut Penyuluh Sosial Muda ini, sebagaimana dimuat dalam Situs Pusat Penyuluhan Sosial Kemensos RI, karena peran orang tua maupun keluarga sangat penting dalam mengatasi bahaya pornografi ini. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh orang tua:
Pertama, Membentuk dan menanamkan nilai-nilai karakter dan budi pekerti serta memberikan contoh yang baik pada anak-anaknya. Orang tua tidak boleh bersikap kesal atau marah, harus memiliki perasaan yang tenang dan dapat menjadi teladan.
Kedua, Membangun komunikasi yang baik dengan anggota keluarga antara lain, dengan melakukan upaya sering berdialog dengan anak-anak, menanyakan kegiatan sehari-hari, mendengarkan pendapat anak, menanyakan permasalahan yang dihadapi, menanyakan kebutuhan, mendengarkan keluhan, menjadi teman bicara. Teknik yang dapat dilakukan jangan memberi ceramah, karena hal ini dapat menjadikan anak dan remaja semakin menjauh.
Ketiga, Mengawasi penggunaan sarana komunikasi dan sarana informasi anak, seperti mengawasi penggunaan internet dan telepon genggam. Jangan abaikan fakta bahwa pornografi memberikan keasyikan tersendiri pada saat melihatnya, namun berikan keyakinan kepada remaja bila sekali melihat barang porno akan ketagihan dan berdampak pada jangka panjang dan merugikan dia sendiri serta dampak yang lain. Jelaskan latar belakang ditetapkannya rating berdasarkan batasan umur bagi konten situs internet/games/film.
Keempat, Apabila menemukan materi yang berkaitan dengan pornografi, lakukan pendekatan dan tanamkan pengertian bahwa pornografi tidak baik bagi perkembangan jiwa, dan upayakan menghapusnya.
Kelima, Lakukan kegiatan yang mengalihkan perhatian anak pada pornografi, kegiatan positif lain, seperti olah raga, kesenian, ketrampilan, permainan edukatif, membersihkan rumah dan berekreasi bersama, serta libatkan dalam kegiatan keagamaan mengerjakan ibadah bersama-sama di rumah atau di tempat ibadah.