![]() |
Gambar: tokomaruku.blogspot.com |
"It's not an 'S'. In my world, it means 'hope' (Ini bukan huruf S. Di dunia saya, ini artinya 'harapan'), jelas Superman, dalam film ‘Man of Steel’ garapan Zack Snyder. Hal tersebut diungkapkan oleh Sang Super Hero, saat Louis Lane, seorang wartawan dari ‘Daily Planet’ menanyakan Simbol yang mirip huruf S pada kostum yang dipakainya. Simbol itu adalah ciri khas keluarga El di planet Krypton. Pada tempat lahir manusia baja ini, masing-masing keluarga memiliki simbol tersendiri. Sesuatu yang mirip huruf S itu bermakna 'harapan'.
Wikipedia mendefinisikan Harapan sebagai bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang ingin didapatkan atau suatu kejadian yang akan berbuah kebaikan di masa datang. Sesuatu yang diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha. Contoh: sebuah harapan akan kemerdekaan negeri, seperti yang didambakan bangsa kita saat mengalami masa penjajahan dahulu.
Ada apa dengan harapan? Dan apa yang akan terjadi jika manusia tak memiliki harapan? Anis Matta dalam bukunya yang berjudul ‘Mencari Pahlawan Indonesia’, menulis: “Lorong kecil yang menyalurkan udara pada ruang kehidupan sebuah bangsa yang tertutup oleh krisis adalah harapan. lnilah inti kehidupan ketika tak ada lagi kehidupan. lnilah benteng pertahanan terakhir bangsa itu. Tapi benteng itu dibangun dan diciptakan para pahlawan. Mungkin mereka tidak membawa janji pasti tentang jalan keluar yang instan dan menyelesaikan masalah. Tapi mereka membangun inti kehidupan. Mereka membangunkan bara hidup dari kekuatan yang tertidur di sana, di atas alas ketakutan dan ketidakberdayaan.”
Dalam bukunya yang bejudul ‘Man’s Search for meaning’, Victor Frankl mengatakan bahwa orang yang kehilangan harapan pada akhirnya akan mati. Dalam buku tersebut, salah satu tokoh psikologi terkemuka ini menceritakan pengalamannya saat menjadi tawanan di kamp konsentrasi NAZI Jerman. Ia menyaksikan begitu banyak orang yang menjadi tidak berdaya.
Di sebuah kamp, sewaktu para narapidana baru masuk, tentara NAZI memandang dan mengatakan kepada para tahanan itu bahwa mereka tidak akan bisa meloloskan diri dan meninggalkan kamp tersebut. Menurut Frankl, orang-orang yang yakin dengan kata-kata serdadu NAZI tersebut tidak berapa lama kemudian meninggal. Diantara para narapidana yang tidak terbunuh, yang menolak “ramalan” buruk si penjaga kamp dan mempertahankan suatu keyakinan bahwa “situasi ini akan segera berlalu” bertahan hidup. Namun, ketika narapidana itu tidak dapat bangun dari ranjangnya, diapun kehilangan harapan. Dan itu menjadi hari kematiannya.
Kehilangan harapan akan melahirkan ketidakberdayaan. Sebagai gambaran, kita bisa melihatnya dalam film Poseidon. Ini cerita tentang sebuah kapal pesiar raksasa bernama Posiedon yang tiba-tiba dihantam gelombang besar samudera. Para kru dan penumpang banyak yang menjadi korban. Yang masih hidup mencoba untuk tetap bertahan di ballroom utama kapal.
Film garapan Sutradara Wolfgang Petersen ini diperankan oleh beberapa tokoh utama. Seorang penjudi dan mantan anggota AL AS bernama John Dylan (Josh Lucas), mantan walikota new york (Kurt Russel), putrinya (Emmy Rosum) dan tunangannya (Mike Vogel).
Meski kapten kapal sudah meminta agar para penumpang jangan meninggalkan tempat, ada sebagian yang menolak. Mereka yang menolak dan lalu berupaya keras menemukan jalan keluar ini adalah Sang mantan walikota, Dylan diikuti kenalannya (Jacinda Barret), putranya (Jimmy Bannet), dan satu penumpang lain (Richard Dreyfuss).
Dengan dipimpin oleh Dylan mereka berusaha mencari jalan keluar lewat baling-baling kapal. Satu per satu dek kapal pun dijelajahi. Sampai akhirnya mereka selamat keluar dari kapal. Saat kapal tenggelam di dasar samudera, hanya beberapa orang inilah yang masih bertahan hidup. Sementara banyak penumpang lain, yang memilih tinggal di ballroom utama kapal (tidak mau berusaha menyelamatkan diri), akhirnya menemukan kematiannya.
Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa banyak orang yang menyerah, gagal atau tidak berdaya ketika dihadapkan pada tantangan atau masalah?
Martin Selingman mencoba menggali secara mendalam tentang ini. Melalui serangkaian penelitiannya, Selingman yang juga pakar psikologi terkemuka ini, menyebut fenomena tersebut dengan ‘Learned Helplessness’. Sebagaimana dimuat dalam buku Adversity Qoutient karya Paul G. Stolz, ‘Learned Helplessness’ atau ‘ketidakberdayaan yang dipelajari’ adalah jawaban mengapa banyak orang menyerah, gagal atau tidak berdaya ketika dihadapkan pada tantangan atau masalah yang dihadapinya?
Ketidakberdayaan yang dipelajari itu menginternalisasi keyakinan bahwa apa yang akan dikerjakan tidak ada manfaatnya, dan menghilangkan kemampuan mengendalikan peristiwa-peristiwa yang sulit. Hasilnya bisa kita lihat seperti kisah dalam kamp konsentrasi NAZI dan sebagian besar penumpang yang pasrah menerima keadaan dalam kapal Poseidon.
Lawan dari ketidakberdayaan adalah pemberdayaan. Secara sederhana, Stolz menyebut orang-orang yang memiliki daya ini dengan sebutan Climbers. Yaitu orang-orang yang membaktikan dirinya pada pendakian. Tanpa menghiraukan latar belakang, keuntungan atau kerugian, nasib buruk atau nasib baik, dia terus mendaki. “Dia seperti kelinci pada iklan baterai Energizer di pegunungan. Climbers adalah pemikir yang selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan, dan tidak pernah, membiarkan umur, jenis kelamin, ras, cacat fisik atau mental atau hambatan lainnya menghalangi Pendakiannya”. Tegas Stolz.
Menurut Dian Setyawati, untuk melawan ketidakberdayaan membutuhkan beberapa hal: Pertama, Keberanian. Melawan ketidakberdayaan membutuhkan keberanian. Ketidakberdayaan terlahir dari ketakutan menghadapi tantangan. Keberanian satu-satunya jalan menuju sikap berani menghadapi tantangan. Mencoba berani sebenarnya merupakan jawaban dari rasa takut itu.
Kedua, melawan ketidakberdayaan membutuhkan kepercayaan. Kepercayaan bahwa diri kita mampu melawan ketidakberdayaan dan melawan rasa takut akan melahirkan perlawanan terhadap ketidakberdayaan tersebut. Kepercayaan yang perlu hadir dalam diri kita untuk melawan berbagai ketidakberdayaan adalah kepercayaan kepada Allah swt, kepercayaan kepada takdir bahwa semuanya akan berjalan dengan ketentuan yang telah digariskan-Nya. Kepercayaan pada diri pribadi, bahwa kita mampu dan bisa.
Ketiga, melawan ketidakberdayaan membutuhkan kebersamaan. Ketidakberdayaan tidak dapat dilawan dengan kesendirian. Menyendiri hanya akan membengkakkan ketidakberdayaan itu. Ketidakberdayaan dapat di tuntaskan dalam keramaian. Ketika banyak orang yang mendukung dan memotivasi.
Dalam tulisan ini, Saya sengaja mengetengahkan tentang harapan dan ketidakberdayaan. Atau dalam bahasa yang lebih umum kita bisa menyebutnya dengan optimisme VS pesimisme. Masalah, krisis atau penjajahan, nyaris semua bangsa pernah mengalaminya. Tapi kita juga bisa belajar bahwa bangsa-bangsa yang memiliki harapan kuat, mampu menghempas ketidakberdayaannya, lalu berjuang sekuat tenaga, akan keluar sebagai negara merdeka.
Dan di balik itu semua ada sosok-sosok yang menghadirkan harapan dan sekaligus bergerak menggapainya. Kita biasa menyebut mereka sebagai pahlawan. Oputa yi koo, Pangeran Diponegoro, Jendral Sudirman dan seluruh nama dalam alphabet pejuang negeri ini. Ada kekaguman yang tersimpan dan terpelihara ketika kita mengenang orang-orang ini. Anis Matta berujar: “Mungkin, karena itu pula pahlawan muncul di saat-saat yang sulit, atau sengaja dilahirkan di tengah situasi yang sulit. Mereka datang untk membawa beban yang tak dipikul oleh manusia-manusia di zamannya. Mereka bukanlah kiriman gratis dari langit. Akan tetapi, sejarah kepahlawanan mulai dicatat ketika naluri kepahlawanan mereka merepon tantangan-tantangan kehidupan yang berat. Ada tantangan dan ada jawaban, Dan hasil dari respon itu adalah pekerjaan-pekerjaan besar.”
Dari sini, akhirnya kita juga memahami bahwa siapapun bisa menjadi pahlawan. Dan mewakili para pahlawan Kemerdekaan, Chairil Anwar, lewat sebuah bait dalam puisi ‘Karawang-Bekasi’, berpesan: “Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian.”***
1 komentar:
Bingung Cari Agen Slot Terlengkap Dan Terpercaya ?
Yuk Daftar Dan Bermain Di Bolavita .site
Daftar Akun Anda dan Menang jackpot Hingga Ratusan Juta.
Dapatkan Bonus New Member 10% / Cashback Hingga 10%.
.
• Slots Games
• Ding Dong
• Tembak Ikan
• Bingo
NB : Bisa dimainkan di perangkat smartphone Android / iOS
Hubungi Kontak CS BOLAVITA Di Sini (24 jam Online):
.
• BBM: BOLAVITA
• WeChat: BOLAVITA
• WA: +62812-2222-995
• Line : cs_bolavita
Posting Komentar