Blog yang berisi catatan-catatan singkat dan sederhana. Mencoba menangkap dan menulis pesan bijak dari berbagai sumber.

About

Jumat, 15 Oktober 2021

Resep Remaja Tangguh dan 'Pakandeana Ana-ana Maelu'

depositphotos.com

"Apakah ibu-ibu prihatin dengan problematika remaja kita saat ini?", tanyaku pada para bunda peserta pelatihan yang bertema 'Ketahanan Keluarga'. Saat itu saya menjadi salah satu pembicara dalam giat yang diselenggarakan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Baubau. "Iya Pak", serentak mereka menjawab. Jawaban yang menurutku sesungguhnya juga mewakili seluruh orang tua zaman now, khususnya ayah-bunda yang akan atau telah memiliki putra/putri usia remaja, dimana termasuk pula aku di dalamnya. 

Oleh sebab keprihatinan itulah pula maka secara pribadi, beberapa tahun terakhir ini saya banyak bersilaturrahm dengan para orang tua bijak yang telah mampu mengantarkan anak-anaknya ke gerbang kesuksesan hidup. Mengapa? Demi belajar, bertanya tentang pengalaman atau amalan khusus yang diakukan hingga anak-anak mereka berhasil mengukir prestasi dalam hidupnya. Bagiku, Bapak/Ibu itu pasti memiliki resep rahasia dalam mengasuh para buah hati, sehingga terhindar dari pengaruh negatif kehidupan.

Jawaban yang kuperoleh dari mereka ternyata seragam. "Tidak ada rahasia Pak Mu'jizat, yang kami lakukan hanya perbanyak amal membantu orang lain", Kata seorang Ibu. "Jangan persusah orang, bantu, permudah urusan mereka, dan hadiri sebisa mungkin saat dirimu diundang, kecuali jikalau kamu sedang sakit", ucap seorang bapak. Merekapun lalu melanjutkan dengan nasihat yang pula senada bahwa membantu orang lain akan berdampak positif bagi anak-anak kita di kemudian hari. Singkatnya adalah membantu orang lain sesungguhnya adalah membantu diri kita sendiri.

Jadi, pada hakikatnya, menolong meringankan beban orang lain adalah menolong diri sendiri dan keluarga. Oh iya inilah pula diantara makna filosofis yang terkandung dalam tradisi 'Pakandeana Ana-ana Maelu'. Demikian catatan Dr. Kamaluddin Zamani dkk, dalam buku 'Haroa dan Orang Buton'. Sebuah tradisi masyarakat Buton yang dilaksanakan turun-temurun tiap tanggal 10 Muharram. Bertepatan dengan 19 Agustus 2021 hari ini.


Acara atau Haroa yang mula-mula dilakukan pada masa Sultan Buton ke-29, bergelar Idrus Qaimuddin ini dilaksanakan dengan cara memberi makan anak-anak yang telah ditinggal mati oleh kedua orang tuanya (yatim dan piatu) atau anak yang ditinggal mati oleh bapaknya meskipun masih memiliki ibu (yatim). Selain untuk mendapat Ridho Allah SWT, acara ini juga dimaksudkan untuk mengenang Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi yatim piatu pada masa kanak-kanaknya....

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More