Ada yang kenal sama Angelina Jolie? Saya yakin pasti banyak yang sudah kenal. Wanita ini adalah Aktris Hollywood yang telah memerankan banyak film-film Box Office, diantaranya adalah Tomb Rider dan Salt. Ia dilahirkan di Los Angeles, California pada 4 Juni 1975. Wanita yang memulai karirnya di era 1980-an ini adalah putri dari Jon Voight yang juga adalah aktor terkenal Hollywood. Pada tahun 2005 yang lalu ia menikah dengan Brad Pitt, dan dikaruniai anak, Shiloh Nouvel Jolie-Pitt, yang lahir pada 27 Mei 2006.
Ada apa dengan Angelina Jolie? Beberapa waktu yang lalu, sebuah survei dilakukan oleh escentual.com untuk mengetahui cara pandang Pria dan Wanita tentang kecantikan. Mereka meminta responden laki-laki dan perempuan menciptakan wajah perempuan cantik seperti yang mereka inginkan. Mereka bisa "membuat wajah" ini dengan menggunakan bagian wajah dari selebriti perempuan cantik di seluruh dunia, mulai warna rambut, mata, alis, hidung, bibir, dan lainnya
Bagaimana hasilnya dan apa kaitannya dengan Jolie? Juru bicara escentual.com, sebagaimana dilansir oleh Kompas.com mengungkapkan fakta menarik dimana tulang pipi dan bibir Angelina Jolie menjadi favorit banyak pria, sedangkan perempuan lebih banyak menyukai alis tebal Cara Delevigne. Akan tetapi secara umum, bagi pria, perempuan cantik adalah perempuan dengan rambut pirang, bibir penuh, tulang pipi kuat, hidung yang kecil, dahi kecil, dan alis mata yang halus. Sementara itu, perempuan menilai kecantikan lewat rambut yang hitam, hidung dan dahi besar, alis kuat, serta struktur tulang yang tajam.
"Tampaknya laki-laki masih berpendapat bahwa perempuan berambut pirang, panjang, dan bergelombang tampak lebih menyenangkan dan seksi. Sementara perempuan merasa warna rambut hitam itu lebih eksotis," ungkap juru bicara dari escentual.com.
Pernahkah anda berpikir untuk memiliki wajah seperti Angelina Jolie? Mungkin ini adalah pertanyaan yang aneh dan lucu. Tapi memiliki wajah yang disenangi oleh banyak orang adalah sesuatu yang membanggakan bagi orang Korea. Ternyata, di negeri ginseng, penampilan sempurna dari para seleb yang sering muncul di TV menjadi faktor penyebab banyaknya orang Korea yang melakukan operasi plastik.
“Banyak artis Korea (dan artis lainnya) melakukan operasi plastik. Saat kami menonton mereka di TV, tertanam dalam benak kami bahwa bentuk atau konsep cantik dan tampan itu seperti apa yang ditampilkan oleh para seleb. Dan tidak sedikit juga orang Korea yang kemudian ingin menjadi, terobsesi, seperti mereka (artis). Itulah sebabnya kenapa pada akhirnya kami berpikir kalau kami jelek lantas melakukan operasi plastik agar bisa seperti mereka (seleb),” jelas Kyung Hwa, seorang warga korea yang bekerja di Indonesia saat diwawancarai oleh FIMELA.com.
Dengan dalih tidak percaya diri, orang rela merogoh kocek dan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk melakukan operasi plastik. Demi memperoleh bentuk mata, hidung, rahang, dan kelopak mata yang sempurna dan membuat penampilan semakin indah, menjalani beberapa kali operasi seolah tidak menjadi masalah buat mereka. “Kebanyakan artis Korea melakukan operasi plastik agar mereka terlihat bagus di hadapan masyarakat, bukan cuma perempuan tapi laki-laki juga,” Haemun (Mahasiswa S-2 Universitas Indonesia asal Korea) menambahkan.
Tidak percaya diri yang kemuadian berujung pada operasi plastik sesungguhnya adalah masalah psikologis, yang biasa disebut gangguan konsep diri, atau lebih spesifik lagi adalah gangguan body image. Body image merupakan sikap seseorang terhadap tubuhnya baik disadari atau tidak, menyangkut persepsi sekarang dan masa lalu. Persepsi seseorang terhadap bagaimana seharusnya ia bersikap yang dilandaskan pada target yang hendak dicapai, keinginan keberhasilan, dan penilaian (Capernito, 2000). Body image merupakan sikap individu terhadap tubuhnya sendiri, termasuk penampilan fisik, struktur dan fugsinya. Perasaan mengenai citra diri meliputi hal-hal yang terkait dengan seksualitas, feminitas dan maskulinitas, keremajaan, kesehatan dan kekuatan (Aziz, 2006). Body image merupakan bagian dari citra diri, yang memiliki pengaruh terhadap bagaimana seseorang melihat dirinya.
Dalam situs id.shvoong.com, selain usia dan jenis kelamin, ada 3 (tiga) hal yang mempengaruhi body image; Pertama, Media Massa. Media yang muncul dimana-mana memberikan gambaran ideal mengenai figur perempuan dan laki-laki yang dapat mempengaruhi gambaran tubuh seseorang. Isi tayangan media sering menggambarkan bahwa standart kecantikan perempuan adalah Tubuh yang kurus dalam hal ini berarti dengan level kekurusan yang dimiliki, kebanyakan perempuan percaya bahwa mereka adalah orang-orang yang sehat. Media juga menggambarkan gambaran ideal bagi laki-laki adalah dengan memiliki tubuh yang berotot.
Kedua adalah Keluarga. menurut teori social learning, orang tua merupakan model yang paling penting dalam proses sosialisasi sehingga mempengaruhi gambaran tubuh anak anaknya melalui modeling, feedback dan instruksi. Para ahli menyatakan bahwa gambaran tubuh melibatkan bagaimana orangtua menerima keadaan bayinya baik terhadap jenis kelamin bayinya dan bagaimana wajah bayinya kelak. Komentar yang dibuat orang tua dan anggota keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam gambaran tubuh anak- anak. Orang tua yang secara konstan melakukan diet dan berbicara tentang berat mereka dari sisi negatif akan memberikan pesan kepada anak bahwa menghawatirkan berat badan adalah sesuatu yang normal.
Dan ketiga adalah hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal membuat seseorang cenderung membandingkan diri dengan orang lain dan feedback yang diterima mempengaruhi konsep diri termasuk mempengaruhi bagaimana perasaan terhadap penampilan fisik. Hal inilah yang sering membuat orang merasa cemas dengan penampilannya dangugup ketika orang lain melakukan evaluasi terhadap dirinya. Para ahli menyatakan bahwa feedback terhadap penampilan dan kompetisi teman sebaya dan keluarga dalam hubungan interpersonal dapat mempengaruhi bagaimana pandangan dan perasaan mengenai tubuh. Menerima feedback mengenai penampilan fisik berarti seseorang mengembangkan persepsi tentang bagaimana orang lain memandang dirinya. Keadaan tersebut dapat membuat mereka melakukan perbandingan sosial yang merupakan salah satu proses pembentukan dalam penilaian diri mengenai daya tarik fisik. Pikiran dan perasaan mengenai tubuh bermula dari adanya reaksi orang lain.
Apa yang sedang terjadi di Korea saat ini (trend operasi plastik) menunjukkan bahwa sebagian warga negeri Ginseng itu sedang mengalami apa yang disebut dengan Gangguan body image atau body image negatif . Seseorang yang mengalami gangguan body image tidak percaya diri dengan keadaan dirinya sendiri, sehingga banyak diantara mereka yang berusaha untuk membuat bagaimana agar mereka terlihat menarik didepan orang lain terutama jika dihadapan lawan jenis mereka. Mereka ini sangat mudah mengalami stress, bahkan sampai bunuh diri. Mungkin bisa kita bayangkan apa jadinya jika ada orang korea yang mengalami gangguan body imaje seperti ini tapi tidak punya uang untuk melakukan operasi plastik.
Mudah-mudahan kita semua tidak membebek pada hal negatif semacam ini. Dalam situs Parenting Indonesia, dijelaskan beberapa hal yang mesti orang tua lakukan agar anak tidak memiliki body image yang negatif; Pertama, Beri contoh penerimaan diri yang positif (bersyukur terhadap apa yang dimiliki). Hentikan mengeluh tentang lingkar pinggang Anda di depan anak. Kedua, Tangkal komentar negatif anak tentang diri sendiri. NeKetiga, Ajari anak kritis terhadap apapun yang dilihat atau didengarnya, terutama dalam menyikapi pengaruh iklan atau media yang mengutamakan kecantikan.
tralisir komentar anak dengan menunjukkan sisi positif yang ia miliki.
Keempat, Tidak menjadikan kondisi fisik sebagai bahan ejekan. Hindari mengolok anak dengan julukan tembem atau chubby. Kelima, Beri pujian pada hasil karyanya, bukan melulu penampilan fisiknya. Keenam, Hindari membicarakan keburukan anak dengan orang lain di depan anak. Ketujuh, Kembangkan bakat anak secara berimbang di bidang fisik maupun non fisik. Kedelapan, Habiskan waktu bersama anak secara rutin. Ini yang terpenting! Dengan adanya waktu bersama Anda, anak merasa diperhatikan dan diterima secara positif.