Blog yang berisi catatan-catatan singkat dan sederhana. Mencoba menangkap dan menulis pesan bijak dari berbagai sumber.

About

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 31 Maret 2014

Belajar jadi Manusia 'Berkelas' dari Film Animasi Pocoyo

Sumber gambar: www.youtobe.com
              Kata orang, hikmah itu bisa kita dapatkan dari siapa saja, apa saja, serta kapan dan dimanapun. Tak terkecuali dari Pocoyo, film animasi anak yang lucu. Kebetulan anak-anak, termasuk Saya, suka dengan film animasi ini. Tokoh utamanya adalah seorang anak lelaki balita yang menggemaskan dan penuh rasa ingin tahu.
              Saya pertama kali tahu tentang sosok yang imut dan lucu ini saat mendapatkan bonus CD nya dari pembelian sebuah produk susu tertentu. Oh Iya, Pocoyo juga punya sahabat setia yang tak kalah lucu dan menggemaskan, mereka adalah; Elly si Gajah, Pato si bebek, Loula si anjing, si Ulat, dan Sleepy bird si burung yang hobinya tidur. 
           Dalam salah satu episodenya, Pocoyo dan Sleepy bird diundang oleh Pato si bebek untuk bermain balok bersama. Begitu asyik mereka bermain. Saking asyiknya, Pocoyo sampai lupa merapikan kembali mainan begitu mereka selesai bermain. Ia dan Sleepy bird pergi begitu saja dan membiarkan mainan milik Pato berantakan. Mengetahui hal ini, Pato si Bebek jadi tak senang. 
             Usai mengerjai Pato si Bebek, Pocoyo dan Sleepy bird kemudian menghampiri Elly si gajah yang lagi tamasya bersama boneka kecilnya. Gajah Pink nan lucu dan baik hati inipun menjamu mereka dengan kue buatannya. Tak lupa secangkir teh manis Ia suguhkan. Pocoyo dan Sleepy bird menikmatinya dengan lahap dan pingin nambah lagi. Saat Elly sedang mengambil tambahan kue, mereka berdua tiba-tiba pergi dan meninggalkan meja hidangan yang sudah berantakan. Seperti Pato Si bebek, Ellypun tak senang dengan ulah keduanya.
           Hari itu Pocoyo dan Sleepy bird memang sedang menjadi pembuat masalah. Tak cukup sampai disitu, merekapun membuat permainan puzzle si Ulat menjadi acak-acakan. Akhirnya, seperti 2 (dua) sahabat sebelumnya, si Ulatpun jadi tak senang dengan Pocoyo dan Sleepy bird.
          Waktupun berlalu, dari detik ke menit, dari menit ke jam. Pocoyo dan Sleepy bird rupanya tak tahu kalau mereka baru saja membuat masalah. Hal terebut baru mereka sadari ketika Pato si bebek, Elly si gajah dan si Ulat tak menghiraukan mereka berdua. Pocoyo dan Sleepy bird pun akhirnya meminta maaf kepada teman-temannya dan diperbolehkan untuk kembali bermain bersama. 
         Pocoyo dan Sleepy bird menggunakan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya. Usai bermain dengan Pato, tak lupa mereka merapikan mainan milik si Bebek. Begitu juga usai bertamasya dengan Elly. Piring dan cangkir milik Elly tak lupa mereka rapikan. 
        Bagaimana dengan Puzzle si Ulat? Usai membantu si Ulat menyusun puzzle yang ternyata bergambar kupu-kupu, tiba-tiba Pocoyo mengambil gambar itu dan membawanya pergi. Si ulat jadi bingung melihat ulah Pocoyo. Tak lama berselang, Pocoyo kembali dengan puzzle kupu-kupu yang sudah di bingkai. Ya, Pocoyo membingkaikannya untuk si Ulat. Sang pemilik puzzle pun tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. 
         Lucu gak ceritanya? Di lucu-lucuin aja ya. Hehehe. Dari kejutan pocoyo yang membingkai puzzle si Ulat, Saya jadi teringat dengan kata-kata seorang konsultan dan pakar pendidikan yang pernah kami undang ke Baubau beberapa waktu yang lalu. Apa kata beliau? Pakar dan konsultan pendidikan asal Surabaya ini mengatakan dengan sedikit bercanda bahwa murid yang luar biasa itu bukanlah murid yang ketika disuruh untuk meletakkan gelas di atas meja, Ia lalu meletakkannya begitu saja. Tak peduli apakah itu ditepi meja yang ketika meja bergetar sedikit, bisa membuat gelas terjatuh dan pecah. 
          Tapi murid yang luar biasa adalah murid yang ketika diberitahu untuk meletakkan gelas diatas meja, Ia lalu meletakkannya ditempat yang aman, misalnya ditengah meja, yang membuat gelas tidak mudah jatuh dan pecah ketika meja bergetar. Dan tidak akan tersenggol oleh siapapun yang lalu lalang di dekat meja tersebut. 
          Statement ini juga mengingatkanku pada kata-kata seorang teman. Kata teman saya, kita belum menjadi manusia ‘berkelas’ ketika melihat benda tajam ditengah jalan, yang dapat membahayakan keselamatan orang, lalu menyingkirkan atau membuangnya begitu saja. Tapi kita akan menjadi manusia ‘berkelas’ jika mengambil benda tajam tersebut lalu meletakkannya ditempat yang aman (tong sampah) dan memastikan siapapun akan terhindar dari bahayanya.
             Meletakkan gelas diatas meja itu adalah hal yang biasa. Tapi akan menjadi luar biasa jika diletakkan pada posisi aman yang membuat gelas terhindar dari jatuh dan pecah. Menyingkirkan benda tajam ditengah jalan itu adalah hal yang biasa. Tapi akan menjadi luar biasa jika kemudian meletakkannya ditempat yang aman dan memastikan siapapun akan terhindar dari bahayanya.
           Mirip dengan tingkah Pocoyo yang tidak hanya membantu si Ulat menyelesaikan puzzlenya, tapi juga memberi kejutan dengan membingkaikannya. Tak sekedar membantu, tetapi melakukan yang lebih dari itu. Pocoyo melakukan yang terbaik. Inilah yang disebut dengan berkelas. 
          Akhirnya, “Kebanggaan sejati adalah sikap senantiasa berbuat yang terbaik maskipun tidak ada yang melihat dan mengawasi. Kualitas karya kita akan menjelaskan ’siapa kita’. Berbuatlah yang terbaik!” (koleksi sms taujih)

Minggu, 30 Maret 2014

Penunggang Kuda di Pemilu 2014

Sumber gambar: Mercyfaitha.blogspot.com
       Malam itu, 18 April 1775, seorang penunggang kuda memacu kudanya begitu kencang. Informasi yang baru saja diterimanya harus segera disebar dengan cepat. Ini pesan yang sangat penting dan rahasia. Seorang ‘telik sandi’ memberitahunya bahwa esok hari, 19 April 1775, serdadu Inggris akan menyerang Baltimore. Malam itu Ia harus menempuh jarak sekitar 20 km demi menyampaikan berita ini. Di setiap Kota yang dilewati, pintu-pintu rumah penduduk Ia ketuk, lonceng Gereja dibunyikan dan genderang perang ditabuh. 
         Hanya dalam waktu dua jam ia telah menempuh 13 mil dan telah berhasil menjangkau beberapa kota tujuannya. Berita itu berhasil menyebar dengan cepat. Semalaman Ia tidak beristirahat. Dan… pukul sembilan pagi, pesan sudah diterima oleh seluruh rekyat Baltimore. Hari itu juga mereka sudah siap perang. 
        Alhasil, ketika serdadu Inggris mulai penyerangannya pada tanggal 19 April, disepanjang jalan mereka menghadapi perlawanan yang sengit dari pasukan koloni yang terorganisir dengan baik. Dan puncaknya, pasukan Inggris mengalami kekalahan telak setelah yang terus-menerus mengalami serangan mendadak. 
        Siapakah Sang Penunggang Kuda yang rela memacu kudanya sejauh puluhan kilo meter untuk menyampaikan pesan penting ini? Namanya adalah Paul Revere. Seorang pengrajin perak dari Boston. Kisah inipun menjadi legendaris setelah dirilis oleh Sejarawan Malcolm Gladwell ketika menjelaskan The Law of The Few (Hukum tentang yang sedikit), dalam bukunya Tipping Point: How Little Things Can Make a Big Difference.
         Mengapa orang begitu mempercayai informasi yang dibawa oleh Paul Revere? Logikanya, jika Paul tidak dikenal dengan baik oleh para pemimpin koloni itu, bagaimana mereka akan percaya dengan informasi yang dibawanya? Dani Miftahul Akhyar, dalam tulisannya yang berjudul Kisah Penunggang Kuda di Tengah Malam, mencatat bahwa jauh sebelum peristiwa itu, ternyata Paul Revere adalah sosok yang dikenal luas oleh masyarakat Boston. Tahun 1774, atau setahun sebelum peristiwa heroik itu, Boston pertama kali membeli lampu-lampu jalan dan Paul ditunjuk sebagai panitia untuk mengatur pemasangannya. Ketika pasar di Boston membutuhkan regulasi, Paul ditunjuk sebagai administraturnya. Saat muncul epidemi penyakit pasca perang, ia terpilih menjadi petugas kesehatan. Manakala terjadi kebakaran hebat di sisi kota, ia membantu mendirikan Perusahaan Asuransi Kebakaran Massachusets dan namanya muncul pertama dalam piagam charter pendirian perusahaan. Ketika masalah kemiskinan mengemuka, ia mengorganisir sebuah asosiasi donor dan terpilih menjadi presiden pertama organisasi itu. Dan saat terjadi peristiwa pembunuhan menggemparkan di Boston, Paul terpilih menjadi Ketua Juri di persidangan. Jadi, tidak heran jika Paul Revere dikenal dengan sangat baik oleh warga Boston. 
          Dari kisah heroik yang begitu mashur dikalangan pelajar Amerika Serikat ini, kita bisa menarik pelajaran tentang kepercayaan. Bahwa kepercayaan diperoleh dari integritas, kinerja yang baik, selalu menghadirkan kasih sayang, pelayanan, komitmen dan tanggung jawab. Jauh diatas itu, juga diperlukan keikhlasan dan kerelaan berkorban.
       Anis Matta berujar: “Ketika orang tertidur kamu terbangun, itulah susahnya. Ketika orang merampas kamu membagi, itulah peliknya. Ketika orang menikmati kamu menciptakan, itulah rumitnya. Ketika orang mengadu kamu bertanggungjawab, itulah repotnya. Makanya tidak banyak orang bersamamu disini, mendirikan imperium kebenaran”. Inilah sosok pahlawan. 
       PEMILU 2014 adalah ajang 5 (lima) tahunan untuk memilih sosok-sosok yang akan berperan menentukan “nasib” negeri ini selama 5 (lima) tahun kedepan. Saran saya, pilihlah partai atau caleg yang terpercaya, layaknya Paul Revere. Partai atau caleg yang terbukti berintegritas, kinerja yang baik, selalu menghadirkan kasih sayang, pelayanan, komitmen dan bertanggung jawab. Pilihlah partai atau caleg yang berkiprah tidak hanya menjelang Pemilu, tetapi ada atau tidak Pemilu, mereka tetap berkiprah menebar cinta diseantero negeri.

Senin, 24 Maret 2014

Drama Politik 2014 dan Puisi Patah Hati

Gambar Ahasveros. Sumber: Wikipedia
        Tiba-tiba keinginan membaca bait-bait puisi muncul malam itu. Pikiranku menuntun untuk mencari buku kumpulan puisi Khairil Anwar dalam deretan koleksi buku. Dapat! Judulnya adalah ‘Aku ini Binatang Jalang’, yang diterbitkan oleh Gramedia. Judul yang aneh memang. Tapi akhirnya ku mengerti, mengapa sampai penerbit memutuskan untuk menggunakan bait ini sebagai judul.
        Bait ‘Aku ini Binatang Jalang’ berasal dari puisi yang berjudul ‘AKU’. Ditulis oleh Chairil Anwar pada bulan Maret 1943, saat Jepang sedang berkuasa di Indonesia. Ada pendapat yang menafsirkan bahwa kalimat tersebut menggambarkan watak Chairil yang keras dan teguh pada pendirian, dan ini menjadi penanda yang membedakan dirinya dengan orang lain. Maka tepatlah pihak penerbit menjadikan bait tersebut sebagai judul. Buku ini adalah “penanda” seorang Chairil. 
         Sesungguhnya bukan saja puisi ‘AKU’ yang membuatku tertarik malam itu. Tapi juga sebuah puisi yang ditulisnya sebulan sebelum AKU’. Ditulis Chairil pada bulan Februari 1943. Judulnya adalah ‘Tak Sepadan’. Ada sosok Ahasveros disebut dalam sebuah baitnya. Nah, sosok inilah yang membuatku semakin tertarik pada puisi ini. Siapakah Ahasveros? Ada yang bilang orang ini adalah Raja Romawi, tetapi ada juga yang menyebut bahwa tokoh ini adalah Raja Persia yang hidup sekitar tahun 400 Sebelum Masehi. Well, terlepas dia orang Romawi atau Persia, Dalam puisi ‘Tak Sepadan’ ini, Chairil menyamakan dirinya dengan Ahasveros. 
        Ada apa sebenarnya dengan puisi ‘Tak Sepadan’? Jika kita membaca puisi ini, maka dengan jelas kita bisa menyimpulkan bahwa ini adalah puisi Patah Hati. Ya, Chairil sedang patah hati. Ia sedang kecewa, karena kekasihnya akan menikah dan hidup bahagia. Kekasih yang begitu istimewa baginya, dan sangat dicintainya. Chairil menyamakan dirinya dengan Ahasveros seorang yang dikutuk oleh Eros, Dewa Cinta (Cupid Angel) yang selalu membawa busur dan panah dalam mitologi Yunani. Oh Iya, dalam puisi ini juga, Chairil menyebut nama Eros
         Bisa dibayangkan apa jadinya kalo Ahasveros dikutuk oleh Dewa Cinta. Itu berarti tidak akan mendapatkan kebahagiaan dalam Cinta atau mungkin tidak akan ada Cinta yang mendekat. Mirip seperti kata Pat Kay, siluman babi dalam serial Kera Sakti: “Beginilah Cinta, Deritanya Tiada Pernah Berakhir”. Inilah yang dirasakan oleh Chairil. Seolah Ia takkan lagi beroleh kebahagiaan dengan yang lain.
         Berbicara tentang Patah Hati, rasanya saya ingin memberi saran alias masukan pada orang-orang yang mengalaminya. Kita tidak sedang berada dalam kehidupan Dewa dan Dewi, dimana takdir cinta atau bahkan kekuatan mental kita ditentukan oleh “ridho” atau kutukan mereka. Kita juga tidak sedang menjadi bagian dalam sejarah cinta Ti Pat Kay, di dunia siluman. Walau Cinta adalah cerita yang menarik bahkan di alam khayalan, tetapi siapapun harus sadar bahwa kita sedang berada di dunia nyata sekarang. Dunia dimana kita bebas menentukan pilihan sebagai orang yang bahagia atau tidak. Mario Teguh pernah berujar, “Hidup itu pilihan, maka mari kita memilih untuk bahagia”.
            Ahasveros dan patah hati. Juga ada Romeo, Qais dan patah hati. Begitu juga legenda patah hati lainnya. Kadang orang mengidentikkan kisah-kisah tersebut dengan ungkapan Romantis. Maka disebutlah kisah Romeo dan Juliet sebagai salah satu kisah romantis sepanjang sejarah. Begitu juga percintaan Layla Majnun. Tapi wow, benarkah itu? Bagi saya, ini adalah kisah tentang orang-orang yang tidak sehat jiwanya. 
         Tapi tunggu, Saya tidak sedang menyalahkan cinta. Bukan cintanya yang salah. "Kita menderita, bukan karena kita mencintai. Dan mungkin juga bukan karena cinta itu sendiri". Jelas Anis Matta dalam Serial Cinta. "Tapi karena kita meletakkan kebahagiaan kita pada cinta yang diterjemahkan sebagai kebersamaan". Dalam Cinta, Lanjut Anis, Kita lemah karena posisi jiwa kita salah. "Kita mencintai seseorang lalu kita menggantungkan kebahagiaan kita pada sebuah kehidupan bersamanya. Maka ketika ia menolak, -atau tak beroleh kesempatan-, untuk hidup bersama kita, itu menjadi sumber kesengsaraan". Seolah-olah kalau tidak dengan si dia, dunia ini tidak ada artinya lagi.
           Sekali lagi, kisah diatas adalah kisah orang-orang yang tidak sehat jiwanya. Cerita orang-orang yang tidak mampu menanggulangi stressnya. Catatan tentang orang-orang yang kalah dalam kehidupannya. Sebab orang-orang yang sehat jiwanya adalah mereka yang mampu bersikap positif terhadap diri sendiri, Mampu tumbuh, berkembang dan mencapai aktualisasi diri dan Mampu mengatasi stress dan perubahan pada dirinya. Rosdahl mendefinisikan kesehatan jiwa sebagai kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh berkembang dan mempertahankan keselarasan, dalam pengendalian diri serta terbebas dari stress yang serius.
        Namun tentu saja, cinta bukan hanya sekedar persoalan hubungan dengan lawan jenis alias hubungan pria dan wanita. Tapi ia juga bisa berupa cinta pada harta dan jabatan. Termasuk cinta untuk duduk di kursi legislatif 2014-2019. Tapi apapun keinginannya, kalau sudah berbicara cinta, maka efek yang selalu hadir adalah kecewa, stress, putus asa, patah hati atau sebaliknya akan gembira. Seperti sinetron atau drama. Karena ekspresi seperti ini juga ada dalam politik, maka perhelatan untuk memperebutkan kursi legislatif atau eksekutif sering disebut juga sebagai drama politik. 
         Saya sering ditanya oleh beberapa wartawan, “Apakah RSUD Kota Baubau juga siap menangani caleg Stress karena gagal dalam Pilcaleg? Ku jawab “Ya”. Pertanyaan ini sekaligus gambaran bahwa kemungkinan dalam pertarungan pilcaleg nanti akan muncul orang-orang yang stress. Lebih spesifik adalah orang yang akhirnya menjadi “gila” karena gagal memenej stressnya. Hal yang akan muncul pada orang-orang yang tidak sehat jiwanya. 
          So, saran saya bagi setiap Caleg yang akan bertarung pada PEMILU dibulan April 2014 nanti, jadilah orang yang sehat jiwanya. Kriteria orang yang sehat jiwanya menurut Yahoda; Sikap positif terhadap diri sendiri, Tumbuh kembang dan aktualisasi diri, integrasi (keseimbangan/keutuhan), otonomi, persepsi realitas, dan Environmental mastery (kecakapan dalam adaptasi dengan lingkungan). 
        Dr. 'Aidh al-Qarni dalam bukunya La Tahzan, berujar: "Kebahagiaan seseorang akan semakin bertambah, berkembang, dan mengakar adalah manakala ia mampu mengabaikan semua hal sepele yang tak berguna. Karena, orang yang berambisi tinggi adalah yang lebih memilih akhirat". Syahdan, seorang ulama memberi wasiat kepada saudaranya demikian, "Bawalah ambisimu itu ke satu arah saja, yakni bertemu dengan Allah, bahagia di akhirat, dan damai di sisi-Nya".

Senin, 17 Maret 2014

Ketika Istriku Berkampanye

          “Abi… izin sebentar ya, Umi mau Direct Selling (DS), sebentar aja…”. Pinta istriku, sambil matanya terus melirik sekumpulan muda mudi yang sedang asyik bercengkrama sore itu. Aku hanya tersenyum, kulanjutkan mencicipi gorengan yang sedari tadi tersaji, sambil menikmati pemandangan pantai Kota Baubau yang begitu indah. Ya, sore itu kami sedang “pacaran” di tepi pantai. 
           Hari itu, saat kami di tepi pantai, kulihat semangatnya semakin berlipat pangkat. Tapi tak perlu ku bertanya padanya mengapa dia begitu. Sebab jawabannya sudah ada padaku. 150.000 kader PKS Jakarta yang membanjiri Gelora Bung Karno-lah penyebabnya. Saat Ia mengajakku menyaksikan foto-foto kampanye PKS di GBK yang sudah terpampang di ‘PKS Piyungan’, kulihat matanya berbinar, tak lupa Ia bertakbir. Dan.... ya ampuun… tak bisa kugambarkan kobaran semangatnya. 
         Sejak Januari 2013 yang lalu, saat KPU sudah membolehkan kampanye resmi, Ia sudah getol mensosialisasikan PKS. Partai yang Ia gawangi di Kota Baubau. Sebuah Kota kecil di Sulawesi Tenggara. Door to door biasa Ia pakai sebagai pilihan berkampanye. Baginya, berkampanye dengan cara menyambangi satu demi satu rumah warga adalah hal yang menantang sekaligus mengasyikkan. Saya pernah berujar padanya, “mental Umi hebat juga ya, bisa masuk ke rumah-rumah warga menawarkan PKS?”. ”Abi…, bertatap muka langsung dengan warga, selain dapat pahala Silaturrahm, kita juga dapat mengetahui daftar keinginan masyarakat, sekaligus juga bisa merasakan denyut nadi kehidupan mereka”. Jawabnya. Hmm… jadi begitu ya.
        Entah sudah berapa kali Baksos, Seminar, Pelatihan dan Silaturrahm yang Ia dan Sahabat se-partainya lakukan. Semua Ia lakukan dengan Ikhlas. Suatu kali Ia pernah izin padaku untuk bersilaturrahm ke beberapa orang. Dua buah kantung kresek besar berisi nasi bungkus Ia bawa serta. Saat kutanya, “Umi, ini mau di bawa ke mana?”. “ini untuk warga yang membutuhkan”, Jawabnya. Hmm… bangga Aku jadi suamimu. 
          Apa sebenarnya yang dimiliki oleh Istriku dan kader PKS lainnya hingga mampu melakukan semua itu? Tidak diraguakan lagi, Cintalah penyebabnya. "Tidak ada kebaikan yang dapat kita semaikan di tengah masyarakat, kecuali apabila kita memulai persentuhan kita dengan lingkungan sosial di mana kita berada dengan cinta". Begitu kata Anis Matta (Presiden PKS) dalam bukunya yang berjudul Delapan Mata Air Kecemerlangan.
      "Cinta adalah energi jiwa yang dahsyat, yang bukan saja menjadi rahim yang melahirkan keharmonisan dalam rumah tangga, tempat kerja, dan organisasi, tetapi juga dalam masyarakat, bahkan bangsa dan kemanusiaan. Cinta mencerahkan kehidupan kita dan menjadikannya nyaman untuk diresapi. Cinta adalah kumpulan dari semua keinginan baik kepada orang lain". Jelas Anis
          Oh iya, istri saya bukan seorang Caleg (Calon Anggota Legislatif). Tapi Ia menawarkan PKS ke calon pemilih layaknya seorang Caleg. Selalu penuh semangat. Hari ini, 17 Maret 2014 adalah jadwal kampanye untuk DPD PKS Kota Baubau. Siang tadi usai menyiapkan makan siang dan memastikan kedua anaknya sudah makan siang, Ia izin lagi untuk kampanye dari rumah ke rumah. Segala amunisi sudah Ia siapkan. Stiker, lembar aspirasi, contoh kertas suara, gambar para Caleg PKS mulai dari DPRD Kota sampai DPR RI ia bawa serta. Tak lupa stiker Calon Presiden dari PKS. Sekedar info, istri Saya menjagokan Anis Matta untuk jadi Presiden RI. Hehehe… 
           Duhai istriku…. Hari ini Abi tak bisa membersamaimu berkampanye dari rumah ke rumah. Abi tahu, hari ini Engkau dan ratusan kader PKS lainnya akan bahu membahu door to door dari rumah ke rumah menyambangi warga. Abi tak bisa melakukannya. Karena Abi seorang ‘Abdi Negara’. Peraturan melarang Abi. Tapi Doa Abi bersamamu, Semoga apa yang Engkau upayakan dapat tercapai. Aamiin….

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More