 |
Sumber gambar: cartoonpaper.com |
Poo si Panda kaget bukan kepalang. Rupanya gulungan naga yang baru saja diberikan oleh guru Shifu tidak berisi jurus-jurus atau rahasia ilmu kungfu. Hanya gulungan kosong. Masih tak percaya, Poo membukanya kembali. Mencoba menemukan rahasia tersembunyi di gulungan itu. Tapi tetap saja kosong. Yang tampak hanya bayangan wajahnya di lembaran itu.
Poo si Pendekar Panda yang gendut dan lucu, Guru Shifu serta lima jagoan kungfu China lainnya tertunduk lesu dengan kejadian ini. Seolah tak ada harapan lagi. Padahal gulungan naga akan digunakan sebagai “senjata” satu-satunya untuk melawan Tai Lung si Harimau, "seorang" pendekar tanpa tanding yang sebentar lagi akan datang menghancurkan daerah mereka.
Apa mau dikata, seluruh penduduk segera diungsikan. Guru Shifu tetap tinggal untuk melawan Tai Lung, yang sebenarnya adalah bekas muridnya. Poo dan lima jagoan kunfu lainnya mengkoordinir pengungsian. Satu demi satu warga desa menunggalkan rumahnya, sambil membawa bekal seadanya. Ketakutan tampak diwajah mereka, terbayang perlakuan jahat Tai Lung jika mereka tidak segera meninggalkan tempat itu.
Poo tampak diantara rombongan pengungsi. Berjalan dengan wajah tertunduk lesu sambil mendorong gerobak Mie. Ayahnya yang sedari tadi disampingnya mencoba untuk menghibur. Sang Ayah yang juga adalah seorang Pembuat Sup terkenal dengan rasa tiada banding didaerah itu akhirnya menceritakan resep rahasia pembuatan Sup yang sudah turun-temurun dalam keluarga mereka. Hal yang sejak dulu ingin diketahui oleh Poo.
Kata Sang Ayah; “resep rahasia dari bumbu rahasia sopku adalah.... tak ada”.
“Hah..”. Poo kaget mendengarnya.
“Tak ada bumbu rahasia”. Kata Sang Ayah lagi.
“Tunggu, itu cuma sup biasa? Tak ada saus khusus atau sesuatu?” Tanya Poo lagi.
“Tak perlu”. Jawab Sang Ayah.
“Untuk menjadikannya spesial, hanya butuh keyakinan bahwa itu spesial”, Pungkas Sang Ayah.
Poo si Panda akhirnya tersadar. Ia membuka kembali gulungan naga yang sedari tadi ia bawa serta. Ditatapnya agak lama. Tampak bayangan wajahnya di gulungan itu. Kini Ia memahami, bahwa bayangan wajah yang muncul dalam gulungan itu memiliki keistimewaan tersendiri. Hanya butuh sebuah keyakinan bahwa pemilik wajah itu memiliki keistimewaan.
Bayangan wajah dalam gulungan naga itu adalah miliknya. Kini Ia yakin bahwa dirinya memiliki keistimewaan. Ia lalu memandang ke arah markas perguruannya. Jauh disana Guru Shifu sedang bertarung mati-matian melawan Tai Lung. Poo melesat pergi, siap menghadapi Tai Lung demi menyelamatkan perguruan dan penduduk desanya.
Pertarungan seru pun terjadi antara Poo melawan Tai Lung. Dengan gerakan jurus-jurusnya yang unik, menggunakan keistimewaan tubuhnya yang gendut, Poo berhasil menandingi Tai Lung yang bertarung dengan beringas dan penuh dendam. Mereka bertarung cukup lama, hingga akhirnya, dengan keistimewaan yang dimilikinya, Poo berhasil mengalahkan Tai Lung. Untuk lebih jelasnya tentang pertarungan mereka ini, nonton aja film Kungfu Panda ya. Seru Kok. Hehehe....
Sun Tzu, seorang ahli strategi perang asal China dalam buku Art of War berujar, “Know your self, know the enemy”. Pahami diri sendiri, dan pahamilah musuhmu. Kalo ini dilakukan, niscaya perang akan dimenangkan. Yup, kalo diterapkan dalam sebuah peperangan.
Anis Matta dalam bukunya ‘Delapan Mata Air Kecemerlangan’ menulis bahwa manusia diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan keunikan individualnya masing-masing. Kunikan adalah realitas kepribadian, tempat manusia menyerap Idealisme atau kehendak Yang Maha Kuasa.
Jika seseorang yang unik ini memiliki iman yang kuat serta senantiasa beramal shalih, kemudian mengintegrasikannya dengan tiga dimensi kepribadian; yaitu akal hati dan fisik, maka Ia telah dianggap mencapai kesempuraan pribadi.
Akan menjadi lengkap lagi, jika Ia tidak hanya memiliki kesempurnaan pribadi saja, tapi juga harus memiliki kesholehan sosial. Namun, dalam proses partisipasi sosial, seseorang tidak dapat melakukan segalanya, atau melakukan segala hal. Jadi, harus bisa menghemat energi agar dapat mencapai output maksimum dengan keterbatasan energi yang dimiliki. Bagaimanan caranya? Pilihlah peran yang tepat, yang sesuai dengan kompetensi inti. “Hanya dengan demikian kita menjadi ulung”. Kata Anis Matta.
Ippo Santoso dalam bukunya ‘7 Keajaiban Rezeki’ menyinggung sedikit tentang SWOT. Sebuah metode dalam manajemen modern untuk menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Kemudian pakar Otak Kanan ini bertanya, “Pilih mana, tingkatkan kekuatan atau perbaiki kelemahan?”
Ippo menyarankan untuk memilih meningkatkan kekuatan. “Memperbaiki kelemahan hanya mengubah Anda dari orang dibawah rata-rata menjadi orang rata-rata. Meningkatkan kekuatan akan mengubah Anda dari orang rata-rata menjadi orang diatas rata-rata”. “Seorang anak yang berbakat berhitung, mestinya bakat berhitung ini yang terus menerus diasah. Bukannya malah mencari-cari kelemahan si anak dan mengasah kelemahan itu”. Tegas Ippo.
Lantas bagaimana cara mengetahui kekuatan kita? Untuk mengetahuinya, paling tidak secara sederhana kita harus mempu menjawab pertanyaan berikut; Apakah yang Anda minati? Apakah yang paling Anda kuasai? Apakah sesuatu yang Anda minati dan kuasai itu menghasilkan? Apakah itu sesuai dengan persepsi publik terhadap Anda?
Kalo kita sudah mampu menjawab ini, Kata Ippo Santoso, “... berarti Anda telah menemukan kekuatan Anda, Pembeda Abadi Anda”. Kalau begitu, lantas apa pembeda abadi dari Izzat Mu’jizat?