Blog yang berisi catatan-catatan singkat dan sederhana. Mencoba menangkap dan menulis pesan bijak dari berbagai sumber.

About

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 15 April 2014

Jadilah Engkau Purnama

Sumber gambar: www.jelajahunik.us
          Aristoteles dan Alexander Agung. Mereka adalah guru dan murid. Michael H Hart memasukkan keduanya dalam buku ‘100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia Sepanjang Sejarah’. Aristoteles di Peringkat ke-13, sedangkan Alexander Agung di peringkat ke-33. Aristoteles dikenal sebagai filsuf dan ilmuwan terbesar pada masanya, sedangkan Alexander adalah penguasa sekaligus penakluk yang mengagumkan. 
         Philip II dari Macedonia, ayah Alexander adalah negarawan yang hebat. Ia seorang yang visioner sekaligus tahu cara merealisasikan mimpi-mimpinya. Termasuk menyiapkan Alexander kecil sebagai penerus tahtanya. Philip II mengajari putranya tentang strategi perang, dan memberinya pengalaman yang cukup banyak dalam bidang kemiliteran. Untuk bidang akademiknya, Philip II mengirim Alexander untuk belajar pada guru tebaik di zamannya. Filsuf dan ilmuwan terbesar, Aristoteles. 
      Bagaimana hasilnya? Alexander menjadi negarawan dan intelektual dibawah bimbingan Aristotelas. Menjadi salah satu tokoh yang berpengaruh dalam sejarah umat manusia. Disamping mendirikan kota-kota penting disepanjang perjalanan penaklukannya, diantara pengaruh lain yang dihadirkannya, Michael H Hart menulis: “Dalam jangka panjang, pengaruh terpenting dari penaklukan Alexander adalah mendekatkan kebudayaan Yunani dan Timur Tengah, sehinnga sangat memperkaya kedua kebudayaan itu. Selama dan segera setelah karir Alexander berkahir, kebudayaan Yunani menyebar dengan cepat ke seantero Iran, Mesopotamia, Suriah, Yudea dan Mesir”. Luar biasa. 
            Alexander Agung adalah satu diantara tokoh yang mau belajar untuk menjadi besar. Sekaligus menunjukkan pada setiap orang bahwa salah satu rahasia keunggulannya adalah belajar dari tokoh besar yang juga punya keunggulan luar biasa. 
            Eko Laksono dalam bukunya yang berjudul ‘Imperium III’ menulis: ”Bangsa-bangsa terbesar dan para tokoh terbesar menyerap ilmu pengetahuan terhebat dari bangsa-bangsa dan tokoh-tokoh terbesar lainnya. Peradaban Islam dulu belajar dari Yunani, Romawi, Persia, China dan India. Peradaban Eropa belajar dari peradaban Islam di Andalusia Spanyol dan kerajaan Byzantium-Konstantinopel. Jepang belajar sains dan teknologi dari negara-negara termaju di dunia saat itu, Eropa dan Amerika. Dari bangsa dan orang-orang itu, mereka mneyerap, mengumpulkan dan menyinergikan ilmu-ilmu terhebat dan terunggul menjadi ilmu yang bahkan lebih unggul lagi”. 
           Dari sini, kita sudah bisa melihat, bahwa akhirnya tidak ada rahasia untuk menjadi manusia unggul. Sejarah sudah menunjukkan cara kerjanya. Hanya saja, muncul sebuah pertanyaan, mengapa orang-orang yang sudah belajar dari manusia-manusia terunggul justru tidak mampu menjadi unggul? Petanya sudah dibuka, strateginya sudah diungkap dan juknisnya sudah dimunculkan, tapi mengapa tetap saja tidak mampu menjadi unggul? Dan beberapa akhirnya ternyata gagal? 
       Jawabannya terdapat pada kata ‘Why’. Kok Why? Ketidakmampuan setiap orang untuk menjawab pertanyaan “Mengapa mereka harus unggul?”. Disinilah salah satu letak masalahnya. Saya sering berujar didepan para pelajar dan mahasiswa. Tak terhitung buku tentang kesuksesan ditulis. Dan telah begitu banyak orang-orang telah membacanya. Tapi mengapa banyak pula yang tak mampu mengikuti apa yang tertulis dalam buku tersebut? 
         Sekali lagi, ini terkait dengan ketidakmampuan menjawab “Why?”, alasan atau rasionalisasi untuk menjadi sukses dan unggul. Jika mampu menjawabnya, maka seseorang sudah mampu membuka pintunya. Itulah mengapa dalam Islam, orang yang senantiasa belajar dan menuntut ilmu, maka akan diangkat derajatnya di sisi Allah SWT. Secara tersirat, ganjarannya adalah surga. So, Ini tentang nilai dan visi kehidupan manusia. Sesuatu yang berdimensi dunia dan akhirat. Ini tentang ibadah. Maka dalam Surat Az-Zariyat ayat 56 Allah berfirman “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”. Sekedar info, menuntut ilmu adalah ibadah. Sampai disini, “why?” sudah terjawab. 
          Rasulullah SAW, bersabda: “Kelebihan seorang yang berilmu terhadap ahli ibadah adalah seperti bulan purnama terhadap seluruh bintang-bintang di langit”. Maka jadilah engkau purnama.

Jumat, 11 April 2014

Kungfu Panda VS Izzat Mu’jizat

Sumber gambar: cartoonpaper.com
          Poo si Panda kaget bukan kepalang. Rupanya gulungan naga yang baru saja diberikan oleh guru Shifu tidak berisi jurus-jurus atau rahasia ilmu kungfu. Hanya gulungan kosong. Masih tak percaya, Poo membukanya kembali. Mencoba menemukan rahasia tersembunyi di gulungan itu. Tapi tetap saja kosong. Yang tampak hanya bayangan wajahnya di lembaran itu.
          Poo si Pendekar Panda yang gendut dan lucu, Guru Shifu serta lima jagoan kungfu China lainnya tertunduk lesu dengan kejadian ini. Seolah tak ada harapan lagi. Padahal gulungan naga akan digunakan sebagai “senjata” satu-satunya untuk melawan Tai Lung si Harimau, "seorang" pendekar tanpa tanding yang sebentar lagi akan datang menghancurkan daerah mereka. 
           Apa mau dikata, seluruh penduduk segera diungsikan. Guru Shifu tetap tinggal untuk melawan Tai Lung, yang sebenarnya adalah bekas muridnya. Poo dan lima jagoan kunfu lainnya mengkoordinir pengungsian. Satu demi satu warga desa menunggalkan rumahnya, sambil membawa bekal seadanya. Ketakutan tampak diwajah mereka, terbayang perlakuan jahat Tai Lung jika mereka tidak segera meninggalkan tempat itu. 
         Poo tampak diantara rombongan pengungsi. Berjalan dengan wajah tertunduk lesu sambil mendorong gerobak Mie. Ayahnya yang sedari tadi disampingnya mencoba untuk menghibur. Sang Ayah yang juga adalah seorang Pembuat Sup terkenal dengan rasa tiada banding didaerah itu akhirnya menceritakan resep rahasia pembuatan Sup yang sudah turun-temurun dalam keluarga mereka. Hal yang sejak dulu ingin diketahui oleh Poo. 
          Kata Sang Ayah; “resep rahasia dari bumbu rahasia sopku adalah.... tak ada”.
        “Hah..”. Poo kaget mendengarnya.
       “Tak ada bumbu rahasia”. Kata Sang Ayah lagi.
       “Tunggu, itu cuma sup biasa? Tak ada saus khusus atau sesuatu?” Tanya Poo lagi.
       “Tak perlu”. Jawab Sang Ayah. “Untuk menjadikannya spesial, hanya butuh keyakinan bahwa itu spesial”, Pungkas Sang Ayah.
            Poo si Panda akhirnya tersadar. Ia membuka kembali gulungan naga yang sedari tadi ia bawa serta. Ditatapnya agak lama. Tampak bayangan wajahnya di gulungan itu. Kini Ia memahami, bahwa bayangan wajah yang muncul dalam gulungan itu memiliki keistimewaan tersendiri. Hanya butuh sebuah keyakinan bahwa pemilik wajah itu memiliki keistimewaan.
          Bayangan wajah dalam gulungan naga itu adalah miliknya. Kini Ia yakin bahwa dirinya memiliki keistimewaan. Ia lalu memandang ke arah markas perguruannya. Jauh disana Guru Shifu sedang bertarung mati-matian melawan Tai Lung. Poo melesat pergi, siap menghadapi Tai Lung demi menyelamatkan perguruan dan penduduk desanya.
          Pertarungan seru pun terjadi antara Poo melawan Tai Lung. Dengan gerakan jurus-jurusnya yang unik, menggunakan keistimewaan tubuhnya yang gendut, Poo berhasil menandingi Tai Lung yang bertarung dengan beringas dan penuh dendam. Mereka bertarung cukup lama, hingga akhirnya, dengan keistimewaan yang dimilikinya, Poo berhasil mengalahkan Tai Lung. Untuk lebih jelasnya tentang pertarungan mereka ini, nonton aja film Kungfu Panda ya. Seru Kok. Hehehe.... 
          Sun Tzu, seorang ahli strategi perang asal China dalam buku Art of War berujar, “Know your self, know the enemy”. Pahami diri sendiri, dan pahamilah musuhmu. Kalo ini dilakukan, niscaya perang akan dimenangkan. Yup, kalo diterapkan dalam sebuah peperangan.
         Anis Matta dalam bukunya ‘Delapan Mata Air Kecemerlangan’ menulis bahwa manusia diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan keunikan individualnya masing-masing. Kunikan adalah realitas kepribadian, tempat manusia menyerap Idealisme atau kehendak Yang Maha Kuasa. 
         Jika seseorang yang unik ini memiliki iman yang kuat serta senantiasa beramal shalih, kemudian mengintegrasikannya dengan tiga dimensi kepribadian; yaitu akal hati dan fisik, maka Ia telah dianggap mencapai kesempuraan pribadi. 
            Akan menjadi lengkap lagi, jika Ia tidak hanya memiliki kesempurnaan pribadi saja, tapi juga harus memiliki kesholehan sosial. Namun, dalam proses partisipasi sosial, seseorang tidak dapat melakukan segalanya, atau melakukan segala hal. Jadi, harus bisa menghemat energi agar dapat mencapai output maksimum dengan keterbatasan energi yang dimiliki. Bagaimanan caranya? Pilihlah peran yang tepat, yang sesuai dengan kompetensi inti. “Hanya dengan demikian kita menjadi ulung”. Kata Anis Matta. 
         Ippo Santoso dalam bukunya ‘7 Keajaiban Rezeki’ menyinggung sedikit tentang SWOT. Sebuah metode dalam manajemen modern untuk menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Kemudian pakar Otak Kanan ini bertanya, “Pilih mana, tingkatkan kekuatan atau perbaiki kelemahan?”
          Ippo menyarankan untuk memilih meningkatkan kekuatan. “Memperbaiki kelemahan hanya mengubah Anda dari orang dibawah rata-rata menjadi orang rata-rata. Meningkatkan kekuatan akan mengubah Anda dari orang rata-rata menjadi orang diatas rata-rata”. “Seorang anak yang berbakat berhitung, mestinya bakat berhitung ini yang terus menerus diasah. Bukannya malah mencari-cari kelemahan si anak dan mengasah kelemahan itu”. Tegas Ippo. 
          Lantas bagaimana cara mengetahui kekuatan kita? Untuk mengetahuinya, paling tidak secara sederhana kita harus mempu menjawab pertanyaan berikut; Apakah yang Anda minati? Apakah yang paling Anda kuasai? Apakah sesuatu yang Anda minati dan kuasai itu menghasilkan? Apakah itu sesuai dengan persepsi publik terhadap Anda? Kalo kita sudah mampu menjawab ini, Kata Ippo Santoso, “... berarti Anda telah menemukan kekuatan Anda, Pembeda Abadi Anda”. Kalau begitu, lantas apa pembeda abadi dari Izzat Mu’jizat?

Kamis, 10 April 2014

‘The Matrix’ dan Rahasia Pemenang

Sumber gambar: www.wallsave.com
             Beberapa hari kemarin, salah satu stasiun televisi menyuguhkan sebuah film yang menurutku begitu menarik. Sebenarnya sih sudah berkali-kali Saya menontonnya, tapi tetap saja menarik untuk ditonton ulang. Sebagai seorang penggemar film kungfu, Saya sangat terkesan dengan adegan laganya. Mempesona. Melompat dari gedung ke gedung, gaya menghindari lusinan peluru, aksi berantem, sampai adegan tembak-menembaknya yang begitu asyik.
         Berdasarkan film ini, konon di masa depan, untuk mempertahankan hidupnya, manusia akhirnya menggunakan bantuan mesin untuk melakukannya. Manusia tidak bisa lagi melahirkan, sehingga harus diregenerasi dengan bantuan mesin. Ini dikarenakan dunia telah mengalami kehancuran akibat pertikaian yang berkepanjangan.
            Ilmu pengetahuan yang awalnya didesain untuk kemaslahatan manusia, justru menjadi sumber pertikaian yang juga berefek pada habisnya energi. Ilmu pengetahuan yang akhirnya menghancurkan ini sesungguhnya adalah teknologi yang diciptakan untuk tujuan kenyamanan manusia. Sebuah mesin atau semacam program komputer yang memiliki Artificial Intelligence, yang apabila manusia “dimasukkan” dalam mesin ini, mereka bisa terus hidup dengan imajinasinya masing-masing.
          Akan tetapi, mesin ini pada akhirnya menjadi pengendali manusia. Manusia menjadi terkerangkeng didalamnya. Mesin atau program komputer ini disebut dengan 'The Matrix', yang dikawal oleh program-program penjaga yang disebut agen-agen. Agar manusia terbebas dari kungkungan penjara ini, maka harus ada pahlawan yang menyelamatkan mereka dari ‘The Matrix’.
          Setidaknya inilah gambaran film 'The Matrix’ yang digarap oleh dua bersaudara Andy dan Larry Wachowski. Film fiksi ilmiah yang awalnya tidak diperkirakan akan sukses besar ini, dibintangi oleh Keanu Reeves, Laurence Fishburne, Carrie-Anne Moss, dan Hugo Weaving. Dirilis pertama kali di Amerika Serikat pada tahun 1999. 
          Kembali lagi ke ‘The Matrix’. Lalu muncullah kelompok pemberontak yang melawan para agen. Kelompok ini dipimpin oleh tokoh yang bernama Morpheus. Disamping terus melakukan perlawanan sporadis, Morpheus dan kelompoknya juga memiliki keyakinan akan sebuah ramalan bahwa nantinya akan muncul seorang pahlawan yang dapat menghancurkan ‘The Matrix’.
            Hebatnya, lewat ‘The Matrix’ mereka mampu menembus masa lalu dan merekrut orang-orang untuk melawan para agen. Diantaranya adalah Neo dan cypher. Setiap orang yang direkrut, oleh Morpheus terlebih dahulu ditawarkan untuk memilih pil berwarna merah atau pil berwarna biru. Pil berwarna merah berarti mesuk ke dunia matrix dan menjadi seorang pejuang, sedangkan pil biru berarti akan tetap di dunia nyata. Neo memilih pil merah. Begitu juga Cypher yang telah lebih dulu bergabung dengan kelompok Morpheus.
           Bergabung dengan kelompok pemberontak alias menjadi pejuang rupanya bukanlah hal yang mudah. Bahkan sangat susah. Mereka harus terus menghindar dari kejaran musuh, sambil terus bersembunyi dengan logistik makanan yang seadanya. Disamping teknologi dan kemampuan bertarung musuh yang diatas rata-rata para pemberontak.
           Sesungguhnya memang demikianlah situasi yang “harus” dialami para pejuang. Logistik yang seadanya, pertempuran yang tidak seimbang, musuh dengan fasilitas yang lebih kuat, tekanan psikologis yang begitu berat, godaan untuk mudur dari perjuangan dan lain sebagainya. Penuh dengan onak dan duri. Seperti syair dalam sebuah nasyid, “Ada ujian yang datang menghadang, ada perangkap menunggu mangsa.” 
             Namun, sekali lagi situasi seperti inilah yang memunculkan pejuang sebenarnya. Mereka akan terseleksi secara otomatis, mana yang ikhlas dan mana yang tidak. Bagi yang tidak ikhlas, mereka akan terhempas, memilih menjadi budak musuh, atau keluar dari kelompok pejuang dan menjadi pendengki sejati. Maka inilah yang dialami Cypher. Ia tidak tahan dengan situasi seperti ini dan akhirnya memilih berkhianat dan menjadi budak musuh. Ia menyerahkan Morpheus kepada musuh dan membunuh beberapa pejuang. Tapi akhirnya Cypher tewas ditangan Tank (anak buah Morpheus), saat mencoba menghabisi Neo.
            Ceritanya cukup sampe disini aja ya. Karena dari sini kita sudah bisa belajar tentang sesuatu. Kata Anis Matta, “Para Pahlawan harus berhasil membangun ‘bunker’ dalam jiwa mereka. Tempat kunci-kunci daya hidup mereka tersembunyi dengan aman. Itulah yang membuat mereka selalu tampak santai dalam kesibukan, tersenyum dalam kesedihan, tenang di bawah tekanan, bekerja dalam kesulitan, optimis di depan tantangan dan gembira dalam segala situasi.” 
          Ketika berbicara tentang para pejuang, kita juga akan berbicara tentang komitmen dan konsistensi. Tetapi kekuatan yang bisa membuat seseorang tetap konsisten salah satunya adalah kesabaran. Dan kesabaran itu tentu rasanya kadang pahit. Tapi tidak usah khawatir, sebab kata Rasulullah, “Sesungguhnya kesabaran itu hanya pada benturan pertama”. (HR. Bukhari dan Muslim). 
            “Tidak ada keberanian yang sempurna tanpa kesabaran. Sebab kesabaran adalah nafas yang menentukan lama tidaknya sebuah keberanian bertahan dalam diri seorang pahlawan. Maka, ulama kita dulu mengatakan “Keberanian itu sesungguhnya hanyalah kesabaran sesaat. Resiko adalah pajak keberanian. Dan hanya kesabaran yang dapat menyuplai seorang pemberani dengan kemampuan untuk membayar pajak itu terus menerus. Jelas Anis dalam buku 'Mencari Pahlawan Indonesia'.

Minggu, 06 April 2014

Yang Membutuhkan Cinta

Sumber gambar: www.inforantum.com
            Seusai jam sekolah, anak-anak SD itu tidak langsung pulang ke rumah. Waktu sudah menunjukkan pukul 13.30 Wita. Seragam sekolah masih melekat, lengkap dengan tas sekolah yang masih mereka bawa. Awalnya kupikir, adanya panggung acara di lapangan lembah hijaulah yang menarik perhatian mereka sehingga memutuskan untuk menunda kepulangan. Namanya juga anak-anak. Tapi, rupanya bukan cuma itu alasannya. Pun setelah pulang gantian, tidak sedikit dari mereka juga kembali bermain ditempat yang sama. Beberapa diantara mereka justru menghabiskan waktu di lapangan besar itu hingga sore, bahkan mungkin sampai malam hari. Mengapa Saya bisa tahu? Karena hari itu Saya menghabiskan waktu sampai jelang magrib di tempat itu. Hehehe.... 
         Kusempatkan waktu berbincang dengan beberapa dari mereka. Saat kutanya “Mengapa belum pulang kerumah?”. Sambil menunjuk ke arah pasar yang tak jauh dari tempat itu, Sang anak menjawab, “Mama dan Bapak masih menjual di pasar.” Beberapa yang lain juga menjawab begitu. 
          OK lah jika memang begitu. Sengaja telat pulang karena orang tua mereka masih menjual di pasar. Ini berarti orang tua dari anak yang Saya tanya ini paling tidak hanya pulang sebentar sekedar menyiapkan makan siang untuk keluarga kemudian kembali berdagang lagi. 
          Kalau Bapak dan Ibu berdagang di pasar yang tidak jauh dari tempat itu, berarti anak-anak tersebut akan bertemu kembali dengan orang tua mereka pada malam harinya, kira-kira ba’da Magrib. Karena aktivitas berdagang dipasar biasanya dimulai dinihari, utamanya para pedagang sayur mayur dan sejenisnya. Mereka harus bertransaksi dulu dengan “pedagang pertama” dari luar kota, sebelum dijual kembali di pasar itu. Aktivitas biasanya selesai siang hari, beberapa bahkan sampai sore hari dan malam hari. 
       Saya membayangkan, jika aktivitas orang tua mereka sampai sore dan malam hari, selain saat itu mereka baru bertemu dengan anak-anak, kualitas pertemuan mereka pastinya juga rendah. Sebab mereka akan kelelahan usai beraktifitas seharian. Dalam situasi seperti ini, boro-boro anak mendapat peluk cium dan kasih sayang, ketika sang anak mengeluh sedikit saja, kemungkinan besar akan kena damprat. Mungkin juga tidak berhenti sampai mendamprat, alunan kata-kata cacian dan makian dipastikan juga akan menemani. 
        Sore itu Saya dan Istri menyaksikan anak-anak itu bermain dan berekspresi begitu bebas. Tanpa beban. Saking bebasnya, kata-kata kotor yang berisi cacian makian kepada sesama mereka juga meluncur dengan deras dan bebas. Tapi Saya tidak kaget lagi mengapa mereka begitu. Disamping memang adab berbicara yang mungkin sudah biasa dilingkungan mereka, bisa jadi pada saat yang sama anak-anak ini kurang mendapatkan perhatian, keteladanan dan kasih sayang dari orang tua mereka. Sebab secara teoritis, anak-anak akan belajar tentang nilai dan etika kehidupan, termasuk etika berbicara dari lingkungan keluarga mereka. Khususnya dari orang tua. 
         Saat kuberitahu istriku tentang siapa dan mengapa mereka sampai sore hari ditempat itu, Istriku yang hobi bergelut dengan dunia anak, mengangguk dan tersenyum. Ia tak berbicara banyak tentang mereka, hanya memberitahuku sedikit tentang tahap perkembangan yang sedang dialami anak-anak itu.
        Terlepas dari benar tidaknya “analisis’ Saya tentang orang tua dan anak-anak pedagang diatas, faktanya saat itu dan beberapa kali saya ke tempat itu, mereka selalu ada disana. Dari pagi sampai sore. Bermain dengan etika yang menurut Saya begitu mengkhawatirkan. Jika situasinya terus begini, dengan mendengar dan membaca catatan para pakar keluarga, gambaran kehidupan terutama mental mereka dikemudian hari sudah bisa kita prediksi. Tapi untuk yang satu ini tak usalah kita bahas disini, karena bukan hal ini yang ingin Saya sampaikan melalui tulisan ini. 
          Anak-anak ini butuh cinta dan kasih Sayang. Ruang yang mungkin tidak bisa secara maksimal diisi oleh orang tua mereka. Tidak sedikit jumlah mereka ditempat itu. Oleh karena itu, kehadiran sosial kita harus mewujud dalam bentuk kontribusi. Program Baubau mengajar, sekolah akhlaq, taman kreatif, dan lainnya kayaknya cocok untuk mereka ini. Dan untuk itu dibutuhkan relawan berdedikasi yang hanya mengharap Ridho Allah. Ayo berkontribusi untuk Kota Baubau!!!

Rabu, 02 April 2014

Kisah Mafia untuk Sepanjang Masa

Sumber gambar: Funwalls.com
            Le Parrain, kurang lebih artinya sama dengan godfather. Judul sebuah lagu dengan irama yang sungguh menyentuh. Saya senang sekali mendengarkannya. Nada-nada yang rasanya mewakili cita rasa Sisilia (Italia Selatan). Irama yang juga menjadi soundtrack film terbaik sepanjang masa. The Godfather judul film itu. Bercerita tentang kehidupan sekelompok mafia asal Italia. 
          Menurut para pengamat, sampai sekarang belum ada yang bisa menandingi kualitas film yang dibintangi oleh actor kawakan Marlon Brando dan Al Pacino ini. Mungkin karena alasan inilah ia disebut sebagai film terbaik sepanjang masa. Dirilis tahun 1972, film yang digarap sutradara jempolan Francis Ford Capolla ini segera menyabet Academy Award. Sebuah penghargaan yang paling prestisius dalam dunia perfilman. Sukses dengan The Godfather, Francis juga membuat The Godfather II dan III yang juga menjadi Box Office. 
           Walaupun bercerita tentang Mafia, sebenarnya kata Godfather secara harfiah berarti wali baptis. Menurut beberapa artikel yang Saya baca, dalam dunia Kristen, peran wali baptis adalah menjadi teladan sekaligus membantu mereka yang dibaptis dalam kehidupan keimanan mereka. Tetapi dalam film ini, godfather digambarkan sebagai tokoh yang dihormati dan disegani, sekaligus dimintai nasihat dalam dunia mafia yang hitam, kotor, sadis dan menjijikkan. 
          Kebetulan saya sudah menonton semuanya. Trilogi The godfather, yang diangkat dari novel legendaries karya Mario Puzo. Menurutku, filmnya memang sangat bagus dan pantas disebut sebagai film terbaik sepanjang masa. Tapi Saya sarankan, bagi yang ingin menontonnya, jangan ajak anak-anak. Ini film cukup sadis dan brutal. Bahaya. Hehehe….
            Michael Corleone, adalah tokoh utama dalam The Godfather. Diperankan dengan sangat baik oleh Al Pacino. Michael sebenarnya tidak tertarik dengan bisnis “hitam” yang dibangun oleh keluarganya. Sampai kejadian penembakan yang hamper merenggut nyawa ayahnya, sejak itupulalah hidupnya berubah. Sepeninggal Ayah dan kakak tertuanya, ia mewarisi kerajaan bisnis keluarga dan sukses mengembangkannya menjadi lebih besar lagi. Ia menjadi sosok yang paling disegani dalam dunia mafia.
            Ibarat kata pepatah, ‘jangan membangun gubuk ditepi pantai, jika tak ingin dilamur ombak’, maka hal inipulalah yang dialami Michael. Dia harus menanggung keputusannya untuk terjun dalam bisnis yang penuh dengan persaingan, intrik, dendam, pembunuhan, penghianatan dan lain sebagainya. Berbagai geng mafia silih berganti berupaya membunuh dan merebut kerajaan bisnisnya. Berulangkali Ia mengalami percobaan pembunuhan. Beruntung Tuhan masih melindungi nyawanya. 
           Untuk memepertahankan apa yang dimilikinya, Iapun melakukan “pembasmian” terhadap pihak-pihak yang diketahui berkomplot untuk menghabisi dirinya. Termasuk kepada ipar dan bahkan kepada kakak kandungnya sendiri. Michael tak bekerja sendiri dalam melakukannya. Anak buahnya yang begitu terlatih dan profesional, serta kemampuannya mempengaruhi penegak hokum menjadikan kerja-kerja kotornya sangat efektif dan berdampak besar. Entah sudah berapa nyawa melayang karena “pembasmian” ini. Ia menjelma menjadi manusia tanpa belas kasihan.
          Namun, dimasa tuanya, hal yang kontras justru terjadi. Michael menyesali semua yang pernah Ia perbuat. Ia bahkan pernah menangis sejadi-jadinya dihadapan seorang pendeta. Teringat rentetan pembunuhan yang pernah dilakukannya. Utamanya saat mengenang seorang kakak kandungnya yang dibunuh atas perintahnya. 
          Diakhir cerita, Ia duduk sambil memakai kaca mata hitam di halaman depan rumahnya. Hanya sendiri. Memandang lurus kedepan. Entah apa yang Ia pandangi saat itu. Kesedihan masih tampak diraut wajahnya. Beberapa waktu sebelumnya, putrid tercintanya tewas. Anak perempuan satu-satunya dan merupakan “harta” yang paling dicintainya. Lebih tragis lagi karena Sang putrid tercinta tewas dipangkuannya. Usai diberondong senjata oleh geng mafia yang dendam dan ingin menghabisi Michael. 
         Siang itu, Ia duduk dalam sepi. Tiba-tiba Ia terjatuh dari kursinya. Ia meninggal. Berpulang dalam kesendirian, membawa penyesalan dan kesedihan yang mendalam. Harga mahal yang harus Ia bayar dari keputusan yang perdah Ia buat. Akhir tragis seorang mafia. 
         Ada peribahasa yang indah, ‘Siapa yang Menabur, Dia yang Menuai’. Ini peribahasa yang tetap berlaku sepanjang masa. Siapa yang berbuat, maka Ia akan menanggung akibat dari perbuatannya. Bahkan mungkin sampai akhir hayat. Kisah The Godfather adalah kisah dalam novel dan film. Tapi kita paham bersama bahwa kisah ini adalah gambaran dari dunia nyata. Kita akan menemukannya dalam keseharian kita, tapi kadang dengan narasi yang sedikit berbeda. 
          Kata orang bijak, ketika menjalani kehidupan ini, kita akan dihadapkan pada pilihan-pilihan. Pilihan menjadi orang baik ataukah menjadi orang jahat. Jika kita memutuskan menjadi orang baik, maka kita akan menuai hasil kebaikan kita, yang pastinya sungguh indah dan membahagiakan. Indah dan bahagia sepanjang masa.

Selasa, 01 April 2014

Diantara Tawa dan Tangis

Sumber gambar: sorsow.blogspot.com
          Sama seperti hari-hari sebelumnya, pagi itu kembali Ia tersenyum padaku. Sambil duduk diatas pembaringan, Bapak setengah baya itu mengajakku ngobrol ringan yang diselingi canda tawa. Wajahnya cerah dan kulihat Ia semakin sehat. Sang istri yang begitu setia menemaninya sejak pertama kali masuk rumah sakit, juga tersenyum hangat menyambutku. Tak lama kami berbincang, karena beberapa pekerjaan sudah menantiku di ruangan. Rencananya mereka akan pulang hari itu. Sang Bapak sudah dinyatakan sehat oleh dokter. 
        Masih tengiang wajah Bapak itu saat Ia berhasil melewati masa kritisnya di ICU. Istrinya yang begitu khawatir akhirnya bisa bernapas lega ketika mendengar Sang suami sudah boleh meninggalkan ICU dan beralih ke ruang perawatan bedah. 
        Senyum adalah ungkapan hati yang tergambar lewat bibir. Sebuah ungkapan kebahagiaan. Entah seberapa besar kebahagiaan mereka pagi itu, tiada seorangpun yang tahu. Cuman mereka berdua yang tahu. Pakaian sudah dilipat dan dimasukkan kedalam tas. Barang-barang telah siap diangkut pulang ke rumah. Ku tak tahu apakah mereka juga sudah menyiapkan kendaraan untuk pulang. Yang ku tahu dan kurasakan adalah mereka sangat berbahagia pagi itu. 
         Belum lama ku berada di ruang kerja usai ngobrol singkat dengan mereka, tiba-tiba… Sang istri datang menemuiku dengan setengah berlari. Ia mengeluhkan kondisi suaminya yang tiba-tiba berubah drastis. Dokter dan Perawat dengan sigap melakukan apa yang harus dilakukan. Beberapa alat segera terpasang pada si Bapak. Tapi kondisinya nyaris tak berubah. Tak lama berselang…. Bapak itu meninggal. Innalilaahi wa inna ilaihi rojiun. Tangis Sang istri pecah seketika.
        Ya Allah….tawa dan tangis jaraknya begitu dekat. Senyum kebahagiaan berubah menjadi tangis kematian dalam waktu singkat. Rentang waktu yang begitu misteri. Saat itu mulutku terkatup. Disampingku Sang istri menangis semakin menjadi, sambil mencoba membangunkan Sang Suami yang telah terbujur kaku. Pergi meninggalkannya untuk selamanya. 
         Senyum dan tawa mereka pagi itu…. 
         Tangis Sang Istri yang pecah seketika…. 
         Rentang waktu antara Tawa dan tangis…. 
       Ya Rabb, pinta kami pada-Mu, jadikanlah akhir kami Khusnul Khotimah. Bimbinglah kami untuk selalu berada di jalan-Mu. Janganlah Engkau biarkan kami terjerumus dalam godaan dunia yang menyesatkan. Dan pertemukanlah kami dengan Rasul-Mu dan orang-orang beriman di taman surga-Mu.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More