Blog yang berisi catatan-catatan singkat dan sederhana. Mencoba menangkap dan menulis pesan bijak dari berbagai sumber.

About

Minggu, 06 April 2014

Yang Membutuhkan Cinta

Sumber gambar: www.inforantum.com
            Seusai jam sekolah, anak-anak SD itu tidak langsung pulang ke rumah. Waktu sudah menunjukkan pukul 13.30 Wita. Seragam sekolah masih melekat, lengkap dengan tas sekolah yang masih mereka bawa. Awalnya kupikir, adanya panggung acara di lapangan lembah hijaulah yang menarik perhatian mereka sehingga memutuskan untuk menunda kepulangan. Namanya juga anak-anak. Tapi, rupanya bukan cuma itu alasannya. Pun setelah pulang gantian, tidak sedikit dari mereka juga kembali bermain ditempat yang sama. Beberapa diantara mereka justru menghabiskan waktu di lapangan besar itu hingga sore, bahkan mungkin sampai malam hari. Mengapa Saya bisa tahu? Karena hari itu Saya menghabiskan waktu sampai jelang magrib di tempat itu. Hehehe.... 
         Kusempatkan waktu berbincang dengan beberapa dari mereka. Saat kutanya “Mengapa belum pulang kerumah?”. Sambil menunjuk ke arah pasar yang tak jauh dari tempat itu, Sang anak menjawab, “Mama dan Bapak masih menjual di pasar.” Beberapa yang lain juga menjawab begitu. 
          OK lah jika memang begitu. Sengaja telat pulang karena orang tua mereka masih menjual di pasar. Ini berarti orang tua dari anak yang Saya tanya ini paling tidak hanya pulang sebentar sekedar menyiapkan makan siang untuk keluarga kemudian kembali berdagang lagi. 
          Kalau Bapak dan Ibu berdagang di pasar yang tidak jauh dari tempat itu, berarti anak-anak tersebut akan bertemu kembali dengan orang tua mereka pada malam harinya, kira-kira ba’da Magrib. Karena aktivitas berdagang dipasar biasanya dimulai dinihari, utamanya para pedagang sayur mayur dan sejenisnya. Mereka harus bertransaksi dulu dengan “pedagang pertama” dari luar kota, sebelum dijual kembali di pasar itu. Aktivitas biasanya selesai siang hari, beberapa bahkan sampai sore hari dan malam hari. 
       Saya membayangkan, jika aktivitas orang tua mereka sampai sore dan malam hari, selain saat itu mereka baru bertemu dengan anak-anak, kualitas pertemuan mereka pastinya juga rendah. Sebab mereka akan kelelahan usai beraktifitas seharian. Dalam situasi seperti ini, boro-boro anak mendapat peluk cium dan kasih sayang, ketika sang anak mengeluh sedikit saja, kemungkinan besar akan kena damprat. Mungkin juga tidak berhenti sampai mendamprat, alunan kata-kata cacian dan makian dipastikan juga akan menemani. 
        Sore itu Saya dan Istri menyaksikan anak-anak itu bermain dan berekspresi begitu bebas. Tanpa beban. Saking bebasnya, kata-kata kotor yang berisi cacian makian kepada sesama mereka juga meluncur dengan deras dan bebas. Tapi Saya tidak kaget lagi mengapa mereka begitu. Disamping memang adab berbicara yang mungkin sudah biasa dilingkungan mereka, bisa jadi pada saat yang sama anak-anak ini kurang mendapatkan perhatian, keteladanan dan kasih sayang dari orang tua mereka. Sebab secara teoritis, anak-anak akan belajar tentang nilai dan etika kehidupan, termasuk etika berbicara dari lingkungan keluarga mereka. Khususnya dari orang tua. 
         Saat kuberitahu istriku tentang siapa dan mengapa mereka sampai sore hari ditempat itu, Istriku yang hobi bergelut dengan dunia anak, mengangguk dan tersenyum. Ia tak berbicara banyak tentang mereka, hanya memberitahuku sedikit tentang tahap perkembangan yang sedang dialami anak-anak itu.
        Terlepas dari benar tidaknya “analisis’ Saya tentang orang tua dan anak-anak pedagang diatas, faktanya saat itu dan beberapa kali saya ke tempat itu, mereka selalu ada disana. Dari pagi sampai sore. Bermain dengan etika yang menurut Saya begitu mengkhawatirkan. Jika situasinya terus begini, dengan mendengar dan membaca catatan para pakar keluarga, gambaran kehidupan terutama mental mereka dikemudian hari sudah bisa kita prediksi. Tapi untuk yang satu ini tak usalah kita bahas disini, karena bukan hal ini yang ingin Saya sampaikan melalui tulisan ini. 
          Anak-anak ini butuh cinta dan kasih Sayang. Ruang yang mungkin tidak bisa secara maksimal diisi oleh orang tua mereka. Tidak sedikit jumlah mereka ditempat itu. Oleh karena itu, kehadiran sosial kita harus mewujud dalam bentuk kontribusi. Program Baubau mengajar, sekolah akhlaq, taman kreatif, dan lainnya kayaknya cocok untuk mereka ini. Dan untuk itu dibutuhkan relawan berdedikasi yang hanya mengharap Ridho Allah. Ayo berkontribusi untuk Kota Baubau!!!

1 komentar:

Bingung Cari Agen Slot Terlengkap Dan Terpercaya ?

Yuk Daftar Dan Bermain Di Bolavita .site

Daftar Akun Anda dan Menang jackpot Hingga Ratusan Juta.

Dapatkan Bonus New Member 10% / Cashback Hingga 10%.
.
• Slots Games
• Ding Dong
• Tembak Ikan
• Bingo

NB : Bisa dimainkan di perangkat smartphone Android / iOS

Hubungi Kontak CS BOLAVITA Di Sini (24 jam Online):
.
• BBM: BOLAVITA
• WeChat: BOLAVITA
• WA: +62812-2222-995
• Line : cs_bolavita

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More