Gambar: grid.id |
Abad ke-16 dan 17 dianggap sebagai masa keemasan bajak laut. Tapi sejak kapan para perompak ini bermula? Konon riwayat bajak laut hadir bersamaan dengan sejarah navigasi. Ketika kapal-kapal pengangkut barang dagangan melintasi lautan, muncullah perompak yang ingin memilikinya secara paksa. Tercatatlah nama Karibia, sebuah kawasan di dunia baru (benua Amerika yang belum lama ditemukan Colombus) kala itu, sebagai zona subur bajak laut, yang secara politik melibatkan 4 (empat) negara besar, yaitu; Spanyol, Portugis, Perancis dan Inggris.
Trilogi film 'Pirates of the Caribbean' yang dibintangi oleh Johnny Deep, Keira Knightley, Orlando Bloom, Bill Nighy, Geoffrey Rush, dan Jack Davenport, setidaknya memberi kita sedikit visualisasi masa itu di kawasan Karibia. Pada episode 'At World's End', sekuel terakhir garapan sutradara Gore Verbinski ini, muncul karakter Sao Feng yang diperankan oleh Chow Yun-Fat, seorang pemimpin bajak laut yang beroperasi di wilayah Nusantara.
Dahulu di Buton, terkenal kekata "Jaga o Tobelo yitu", yang berarti awas ada Tobelo. Kalimat dalam bahasa Wolio ini sampai sekarang terkadang masih digunakan oleh para orang tua yang bermukim di pesisir pantai Baubau untuk menakut-nakuti anaknya yang dilabeli nakal. Ucapan yang merujuk pada kelompok bajak laut pada masa lampau yang kerap mengganggu stabilitas keamanan. Para perompak ini diduga berasal dari Tobelo Halmahera. Kelak di kemudian hari, salah satu pemimpin bajak laut ini, bernama La Bolontio, berhasil dikalahkan oleh Lakilaponto. Atas keberhasilannya tersebut, ia lalu dinobatkan menjadi Raja Buton ke-6.
Oleh sebab gangguan keamanan dari para bajak laut, Sipanjonga dan pengikutnya yang melempar sauh di pulau yang banyak tumbuh puhon Butu (Baringtonia Asiatika) ini pada paruh pertama abad ke13 M, memutuskan tak mau berlama-lama tinggal di daerah pesisir. Para pemukim awal ini lalu berpindah ke arah bebukitan yang berjarak sekira 5 KM. Di tempat baru itu mereka menebang pohon, membuka lahan pemukiman baru, yang lalu dikenal dengan nama Wolio. Kawasan yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi cikal bakal pusat pemerintahan kerajaan dan Kesultanan Buton.
Pada tahun 1541 M, Lakilaponto, Raja Buton VI, dilantik menjadi Sultan Buton I bergelar Murhum Qaimuddin Khalifatul Khamis. Nah, momen pelantikan inilah yang lalu dijadikan sebagai tonggak hari jadi Kota Baubau. Selamat hari jadi Kota Baubau yang ke 480 tahun dan hari lahir Kota Baubau yang ke-20 sebagai daerah otonom (17 Oktober 2021).
Referensi:
1. La Ode Abdul Munafi dan Andi Tenri, 2015, Dinamika Tanah Wolio: Sejarah, Kontinuitas dan Perubahan, Makassar, Fahmis Pustaka
2. Hamzah Palalloi (editor), 2011, Kota Baubau: Sejarah dan Perjalanannya.
3. Wikipedia
0 komentar:
Posting Komentar