Sore tadi (4 Desember 2012), bersama istri dan kedua anakku, ku temui Ibuku yang sedang sakit. Kemarin, suhu badannya meninggi setelah melakukan beberapa aktivitas. Kemungkinan penyakit Malarianya kambuh lagi, atau mungkin sekedar kelelahan karena melakukan aktifitas yang agak berat. Saya agak khawatir.
Tapi, sore tadi kekhawatiranku hilang. Mengetahui kedatangan kami, buru-buru Ia membuka pintu kamarnya. Rasa bahagia terpancar jelas diwajahnya. Senyumannya nyaris tiada henti selama kami di gubuk sederhana tempat saya dibesarkan itu. Mungkin tingkah kedua cucunyalah yang membuatnya bahagia sore itu. Putriku yang baru berusia 8 (delapan bulan) juga nyaris tak lepas dari dekapannya. Ahh... Ibuku... Saat kami bertanya tentang kondisinya saat itu, Ia hanya menjawab singkat, "Sudah baik mi..".
Ada catatan menarik dari Dr. Taufik Al Kusayer, dalam bukunya yang berjudul Seni Menikmati Hidup. Terutama tentang persoalan kunjung mengunjungi ini. Dalam buku tersebut, pakar energy yang bermukim di Vancouver Canada ini mengemukakan hasil temuan dan analisanya tentang aura yang melingkupi tubuh manusia. Ternyata, setiap orang memiliki aura tersendiri yang mengitarinya, dan dapat dideteksi dengan menggunakan alat tertentu.
Uniknya, aura yang mengitari manusia tersebut mempunyai warna, bentuk dan ketebalannya disekitar tubuh. Hal tersebut juga sekaligus menggambarkan tentang kondisi fisik, akal dan ruh seseorang. Mengapa demikian? Karena sesungguhnya aura terpancar dari sinar yang bersumber dari poros perasaan, kesadaran dan ruhnya, yaitu saraf tulang rusuk yang dapat menghubungkannya dengan otak. Selain itu otak terhubung secara baik dengan hati melalui beberapa media untuk saling berinteraksi dan bertukar informasi.
Setelah dianalisa, ternyata manusia berada dalam kondisi kreatif dan spiritualitas tinggi ketika kecepatan gerakan frekuensinya yang keluar dari otak mendekati getaran frekuensi radiasi elektromagnetik dari bumi yaitu 8Hz perdetik. Biasanya frekuensi in dicapai oleh sebagian ulama, pelaku ibadah dan trainer olah jiwa. Selain aura yang mengitari tubuh manusia selalu benar, mengungkapkan kesehatan fisik, akal dan ruh, aura juga merupakan barometer yang paling baik untuk mengukur kebugaran dan kesehatan secara umum.
Aura ini bisa di foto, dengan alat khusus yang di jual di pasaran, yang disebut alat pembaca dan potret aura. Alat ini berbentuk computer yang dilengkapi dengan alat sensitif untuk mengukur kekuatan manusia, demikian juga kamera yang memiliki kemampuan untuk memotret sinar infra merah (infra red). Kekuatan yang bersumber dari aura manusia ini, baik aura tubuh, akal dan ruh adalah kekuatan yang bernilai yang bisa diukur dan di ketahui bentuk, ukuran dan warnanya, dan kemudian dilakukan analisa untuk membaca apa yang bisa disimpulkan dari aura tersebut.
Dari hasil pemotretan aura itu bisa didiagnosa kondisi seseorang dan sisi-sisi lainnya seperti depresi dan keteguhannya jika ada dalam perasaan-perasaannya, atau tubuh yang berhubungan kuat dengan kondisi akal dan ruh secara bersamaan. Aura ini memiliki beberapa lapisan dengan ketebalan, warna dan bentuk yang beraneka ragam. Aura ini membawa kekuatan yang bersumber dari kedalaman diri manusia dan dari poros yang memanjang dan berpusat pada tulang punggung (saraf tulang belakang).
Ketika energy seseorang positif, maka auranya akan besar dengan warna terang dan bentuknya yang indah, orang dengan aura ini kondisinya nyaman ketika siapapun berinteraksi dengannya, atau bahkan ketika mendekatinya tanpa terjadi interaksi dan percakapan apapun dengannya.
Selama hidup, kita bersosialisasi dengan orang-orang yang kita merasa nyaman dan memberikan kepada kita energy positif. Selain itu, kita juga bersosialisasi dengan orang-orang yang kita tidak merasa nyaman tanpa mengetahui alasannya, hanya saja tubuh-tubuh mereka dikelilingi oleh aura yang buruk dengan warna gelap, bentuk yang tidak jelas serta permukaan yang tidak lurus. Dan biasanya mereka membawa energy negative yang berpengaruh terhadap orang-orang yang bersosialisasi dan duduk dekat mereka.
Oleh karena itu, orang bijak mengarahkan kita untuk bersosialisasi dan berkumpul selalu dengan orang-orang yang sholeh dan berilmu, sebab biasanya mereka memiliki energy positif yang berpengaruh dan membuat nyaman dan menghembuskan rasa tenang, rehat dan perasaan-perasaan positif serta kegembiraan dan terhindar dari rasa gelisah dan gundah gulana.
Dan Jika kita perhatikan, orang sakit akan merasa nyaman dan mentalnya serta kekuatannya meningkat manakala orang yang mengunjunginya banyak, dia mendapatkan dari pengunjung energy positif yang membantunya dalam memperbaiki aliran energy yang dia miliki. Aliran energy dalam organ tubuhnya akan membantunya untuk sembuh dan membekalinya dengan perasaan-perasaan positif, dan membuat proses penyembuhannya dari berbagai penyakit yang dia keluhkan akan lebih cepat. Inilah yang dirasakan orang tuaku sore tadi.
Kamarin, saat suhu tubuhnya sedang tinggi-tingginya, Ia memintaku untuk membacakannya doa dan kemudian meniup badannya. Ku lakukan itu. Saya pun teringat apa yang dilakukannya jika saya sakit. Diambilnya segelas air, kamudian Ia merapal doa-doa, dan menyuruhku meminumnya. Apakah saya sembuh saat itu? Beberapa hari kemudian saya akhirnya sembuh. Seielah menjalani terapi medis tentu saja. Tapi saya yakin air yang dibacakan doa itu jugamemiliki saham buat kesembuhan saya. Apakah memang secara ilmiah segelas air yang telah dirapal doa itu berpengaruh?
Adalah air, sumber kearifan ekologis. Temuan mutakhir Dr. Masaru Emoto mengenai air, ternyata air dapat merespons pikiran dan perasaan manusia. Air membalas keindahan "cinta" dan "syukur" yang kita sampaikan, dengan cara yang menakjubkan. Tapi air yang sama dapat pula memantulkan "kebencian" dan "kekerasan" yang kita lakukan.
Dalam laporan eksperimennya, Dr. Emoto menulis bahwa bersama sejumlah tim peneliti, ia telah melakukan sejumlah eksperimen menarik dengan mengekspos air terhadap music, bahasa yang berbeda dan symbol.
Terkait penelitian ini, Rijalul Imam berkomentar, "Dengan hasil eksperimen-eksperimen ini, kami bisa mengambil hipotesa bahwa pesan-pesan dapat dikirimkan melalui 'bentuk' seperti kata-kata dan gambar-gambar. Kami tidak menduga bahwa Kristal air bisa menunjukkan perubahan yang dramatis dan jelas. Kami menjadi lebih menyadari bahwa air menyimpan dan mengirim sejumlah pesan untuk kita."
Baik music, bahasa yang berbeda, maupun simbol, dapat direspons oleh air dengan menampilkan Kristal-kristal sesuai yang diinginkan music, bahasa, dan symbol tersebut. Bila music, bahasa, dan symbol tersebut mengirim energy positif maka kristal yang terbentuk oleh air secara otomatis akan indah. Begitupula sebaliknya.
Dalam bukunya yang berjudul Super Health, Ega Zainur Ramadhani sedikit banyak menjelaskan kepada kita semua tentang penelitian Emoto tersebut. Kata Ega, Emoto melakukan percobaan dengan membacakan suatu kata atau memberi perlakukan terhadap sebotol air murni. Kemudian diambil beberapa tetes dengan pipet dan ditaruh pada piring petri untuk wadah penelitian. Selanjutnya dimasukkan kedalam alat pendingin dengan suhu sampai -25 derajat celcius.
Setelah air berubah menjadi Es, air Kristal diteliti dibawah mikroskop pada suhu ruangan 5 derajat celcius. Dalam proses melelehnya air Es karena suhu ruangan, Dr. Masaru Emoto memotret proses tersebut. Kristal air dapat dilihat pada saat kepingan Es meleleh. Hasilnya sebagai berikut:
(a). Kata "arigato" (terima kasih), terbentuk Kristal segi enam yang indah. (b). Kata "setan", Kristal berbentuk buruk. (c). Diputarkan simfoni Mozart, Kristal muncul berbentuk bunga. (d). Diperdengarkan music heavy metal, Kristal hancur. (e). 500 orang berkonsentrasi memusatkan pesan "peace", Kristal air mengembang bercabang-cabang dengan indahnya. (f). Dibacakan doa Islam, terbentuk Kristal bersegi enam (heksagonal) dengan lima cabang daun muncul berkilauan. Air hesagonal berkhasiat untuk kesehatan karena perannya sebagai antioksidan,
Dr. Masaru Emoto kemudian menyimpulkan bahwa air bersifat bisa merekam pesan, seperti pita magnetic atau compact disk. Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan, semakin dalam pesan tercetak di air.
Eksperimen lain yang dilakukan oleh Emoto sebagaimana dipaparkan oleh Rijalul Imam dalam bukunya "Quantum Leadership of King Sulaiman" adalah meletakkan air suling disamping laptop, handphone, dan televisi dalam interval waktu tertentu. Hasilnya, ternyata Kristal air tersebut hancur. Hal ini menunjukkan bahwa airpun tidak kuasa atas gelombang elektromagnetik. Padahal, di zaman sekarang planet bumi ini telah mengalami polusi gelombang elektromagnetik yang tak terhindarkan.
Lalu Emotopun melakukan eksperimen pada air yang sama dengan benda-benda yang sama dalam interval waktu yang sama. tetapi air tersebut ditulisi terlebih dahulu dengan ungkapan cinta dan terima kasih. Hasilnya, cukup menakjubkan. Setelah air itu dilihat oleh mikroskop electron, air tersebut menampilkan Kristal yang indah.
Emoto menyimpulkan bahwa air yang diberi energy positif oleh pikiran dan perasaan manusia akan tahan dari polusi gelombang elektromagnetik.
Menarik setelah itu, Emoto meyarankan agar sebelum menggunakan handphone, laptop dan televisi, terlebih dahulu pikiran dan perasaaan harus positif dan bersih. angan niatkan melihat hal-hal yang negative, seperti pornografi dan kekerasan, sebab akan merusak air hado dalam tubuh kita.
Begitupula ketika menerima telepon genggam sebaiknya dibuka dengan kalimat positif dan diakhiri dengan kalimat positif agar air hado tubuh terlindungi dari gelombang elektromagnetik yang berpotensi merusak. Terakhir, katanya bila hendak mengakhiri pembicaraan di handphone hendaklah mengakhiri dengan positif pula.
Dan sebaiknya jika kita ingin menyampaikan berita sedih, menjauhlah dari benda-benda yang aktif gelombang elektromagnetiknya karena air tubuh kita sedang turut sedih juga.
Fenomena air dan ucapan positif dari pikiran dan perasaan manusia ini menunjukkan bahwa air merupakan energy cerdas yang merespons secara otomatis.
Air sangat paham dengan perasaan dan pikiran manusia, apapun bahasanya, sebab pada hakikatnya pikiran dan perasaan itu merupakan energy aktif yang memancar dan mempengaruhi.
Ahh... Ternyata kebisaan orang tua kita dahulu telah dibuktikan secara ilmiah. Karenanya, saat mengunjungi orang sakit, selain memang akan memberikan efek bagi mereka, doakan juga kesembuhan mereka, tapi jangan lupa bawa juga oleh-oleh ya... Hehehe...