Blog yang berisi catatan-catatan singkat dan sederhana. Mencoba menangkap dan menulis pesan bijak dari berbagai sumber.

About

Rabu, 21 November 2012

Bola Karet di Langit GAZA

gambar: eramuslim.com

    Minggu malam yang lalu Alhamdulillah Allah, SWT memberi Saya kesempatan kembali untuk menyaksikan program Golden Ways-nya Mario Teguh. Seperti biasa, dari lisannnya yang lembut, untaian kata indah penuh hikmah dan motivatif kembali "mencipta" gelombang positif di ruang dengar pemirsanya. Terus terang, saya "tersihir".
Tapi apa yang membuat perasaan saya malam itu berbeda dengan malam-malam sebelumnya adalah kalimatnya yang menarik tentang bola karet. Ini diucapkannya saat closing statement acara tersebut. Memang detail kata demi kata dalam rangkaian kalimat itu tidak sutuhnya ku ingat. Tapi memoriku sedikit masih menyimpannya.
"Jadilah seperti bola karet, semakin keras dipantulkan ke lantai, maka semakin tinggi ia melenting ke udara..... Jika ada yang "menekan" anda, itu adalah sebuah isyarat bahwa anda akan melenting tinggi melampaui kesuksesan orang yang "menekan" anda...." Inilah sebagian kata-kata yang masih tersimpan itu.
Kalimat ini mengingatkanku pada rangkaian kalimat dalam buku Winning with Passion, karya Jimmy Gani. Dalam buku setebal 284 halaman ini, pada sub bab membangun daya hidup, salah satu motivator terkenal ini juga menyebut tentang bola karet. Apa kaitan antara membangun daya hidup dengan bola karet?
Gani memulainya dengan menceritakan salah satu film kesukaannya yang berjudul Tai Chi Master yang dibintangi oleh Jet Li. Yang disukai oleh sang penulis dari film tersebut bukan hanya peragaan adu jotosnya saja, namun ada filosofi yang bisa diambil dari salah satu bagian cerita, yaitu ketika Sang Tai Chi Master (Jet Li) sedang berlatih ketika ia baru sembuh dari sakit. Pada adegan tersebut ia memainkan sebuah bola yang diputar dan dilemparkannya ke berbagai tempat, salah satunya ketika ia menekan bola tersebut masuk ke dalam gentong isi air. Semakin bola itu di tekan bukannya tenggelam, namun semakin memberi reaksi yang sangat kuat sekali. Begitu juga ketika bola itu dilemparkan ke dinding, semakin keras ia melempar bola tersebut semakin keras juga pantulannya yang akan ia terima.
Dari adegan tersebut, Gani menyimpulkan bahwa adanya hukum alam dalam kehidupan ini yaitu antara aksi dan reaksi. Jika kita melakukan sesuatu pasti akan timbul reaksi (sebagai akibat). Namun, Iapun berpikir bisakah bola itu memantul jika terbuat dari besi atau betu? Yakin tidak bisa.
Lalu apakah yang menyebabkan bola itu mampu memberikan reaksi terhadap aksi yang kita lakukan? Mengapa bola itu tidak tenggelam ketika ditekan ke dalam air? Mengapa bola itu memberikan perlawanan balik (memantul) ketika dilemparkan ke dinding?
Menurut Gani, selain karena adanya hukum alam (gravitasi), reaksi bola juga dipengaruhi dari kualitas yang dimilikinya. Kemungkinan bola itu dibuat dari karet yang kenyal sehingga dapat memantul dan di dalamnya pun terdapat gumpalan udara (gas) yang bersifat ringan dan menekan ke segala arah. Maka ketika bola itu ditekan ke dalam air bukannya tenggelam namun justru memberikan perlawanan yang kuat untuk naik ke permukaan. Semakin bola itu ditekan justru semakin keras daya tolaknya. Begitupun ketika dilempar ke dinding, semakin keras melemparnya semakin kuat juga daya pantulnya.
Jika hal ini dianalogikan dalam kehidupan kita tentu sangat bermanfaat sekali. Tidak ada salahnya kita mempunyai kemampuan seperti bola itu, tidak tenggalam dan terhempas ketika ditekan dan dilemparkan namun dapat memberi respons yang sama baik atau bahkan lebih baik.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sangat sering berhubungan dengan pekerjaan, target, dan tanggung jawab yang sangat menekan dan dapat menjadi pemicu terjadinya stres. Maka untuk menyikapinya, kita harus mampu membangun daya hidup dengan mengisi jiwa dan raga ini seperti bola tersebut.
Kita harus membangun daya hidup atas diri kita. Jiwa kita harus diisi dengan udara (gas) yang bernama Passion, dan raga kita harus dilatih agar lentur/kenyal dengan berbagai aktivitas sehingga kita terlatih dengan memiliki skill. Jangan jadikan diri kita menjadi bola batu atau bola besi yang bersifat kaku, keras, kasar mudah terhempas dan tenggelam ketika menerima tekanan. Jadikan diri kita begaikan bola yang terisi dengan gumpalan (gas) passion yang kuat, serta mampu bergerak lentur mengikuti berbagai bentuk dan kondisi yang dihadapi.
Menjelang Pemilihan Presiden Tahun 2004 yang lalu, saya menyaksikan sebuah diskusi publik yang di gelar di bundaran UGM. Emha Ainun Najib (Cak Nun) yang kebetulan menjadi salah satu pembicara pada diskusi tersebut seingat saya sempat berujar: "Apa hebatnya jadi orang Indonesia?...hebatnya orang Indonesia adalah walaupun di timpa berbagai krisis, mereka masih menunjukkan daya survival... Ini belum tentu mampu dilakukan oleh bangsa lain jika mendapat stressor yang sama". Walaupun statement Cak Nun ini bukanlah sebuah "fatwa", tapi saya perlu mengatakan WOW untuk ini.
Tapi apa yang mirip dan mungkin lebih hebat dari itu adalah daya hidup masyarakat Gaza. Tekanan yang begitu hebat mereka dapatkan dari Zionis Israel, ternyata tak mampu membuat mereka hancur. Justru sebaliknya, mereka menunjukkan daya survival yang tinggi.
"Israel kini mulai ketakutan terhadap kemampuan bertahan masyarakat Gaza yang telah mengalami embargo sekaligus menguatnya kemampuan militer HAMAS", demikian kata Mahfudz Siddiq, ketua Komisi I DPR RI.
Jiwa mereka telah diisi dengan udara (gas) yang bernama Passion, dan raga mereka telah dilatih agar lentur/kenyal dengan berbagai aktivitas sehingga terlatih dengan memiliki skill. Mereka tidak menjadikan diri mereka bola batu atau bola besi yang bersifat kaku, keras, kasar mudah terhempas dan tenggelam ketika menerima tekanan.
Kini "bola karet" milik warga gaza itu telah melenting tinggi di atas langit Gaza. Kian hari kian meninggi pantulannya. Dari saudara mereka di Indonesia, Minggu malam itu, Mario Teguh berucap: "Jadilah seperti bola karet, semakin keras ditekan/dipantulkan ke lantai, maka semakin tinggi ia melenting ke udara..... Jika ada yang "menekan" anda, itu adalah sebuah isyarat bahwa anda akan melenting tinggi melampaui kesuksesan/kehebatan orang yang "menekan" anda.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More