Blog yang berisi catatan-catatan singkat dan sederhana. Mencoba menangkap dan menulis pesan bijak dari berbagai sumber.

About

Rabu, 07 November 2012

Gelombang Elektromagnetik & Kepekan Sayap Kupu-kupu pada Konflik Pilkada Kota Baubau

gambar: google

Dr. Taufik Al Kusayer, seorang pakar energy yang bermukim di Vancouver Canada, ;memberikan informasi yang berharga kepada kita semua tentang aura. Berbagai penelitian terkait aura ini beliau "rakit" menjadi sebuah buku yang berjudul Seni Menikmati Hidup. Ternyata, setiap orang memiliki aura tersendiri yang mengitarinya, dan dapat dideteksi dengan menggunakan alat tertentu.

Uniknya, aura yang mengitari manusia tersebut mempunyai warna, bentuk dan ketebalannya disekitar tubuh. Hal tersebut juga sekaligus menggambarkan tentang kondisi fisik, akal dan ruh seseorang. Mengapa demikian? Karena sesungguhnya aura terpancar dari sinar yang bersumber dari poros perasaan, kesadaran dan ruhnya, yaitu saraf tulang rusuk yang dapat menghubungkannya dengan otak. Selain itu otak terhubung secara baik dengan hati melalui beberapa media untuk saling berinteraksi dan bertukar informasi.

Bagian dari tubuh ini merupakan pusat kebenaran yang mengungkapkan berbagai indera, merasa dan tidak merasa, pikiran dan ruh. Dia merupakan sumber inti yang memancarkan spectrum elektromagnetik disekitarnya. Karakter ini menyerupai massa mineral laut yang ada didalam bola bumi yang terbuat dari besi nikel cair yang dapat menimbulkan daya tarik dan kekuatan magnetic yang hebat pada bola bumi dan sekitarnya, yang berbentuk garis-garis tebal dan medan magnet yang mengalir dari kutub utara untuk menyelimuti bola bumi secara sempurna, dan menuju pada ketinggian diatasnya, kemudian akan terkonsentrasi untuk kedua kalinya di kutub selatan dengan system yang canggih dan koheren. Dengan aliran yang tidak terhenti sejak bola bumi ini terbentuk jutaan tahun silam, dan akhirnya kemudian terbentuklah planet tersendiri yang menjadi tempat tinggal bersama bagi manusia, binatang serta tumbuh-tumbuhan.

Gravitasi bumi dan sinar elektromagnetik yang dihasilkan tersebut memiliki getaran yang frekuensinya mencapai 8Hz perdetik (mencapai getaran aliran listrik yang digunakan untuk menerangi dan menghidupkan peralatan elektronik dirumah 60-80 frekuensi perdetik). 

Setelah dianalisa, ternyata manusia berada dalam kondisi kreatif dan spiritualitas tinggi ketika kecepatan gerakan frekuensinya yang keluar dari otak mendekati getaran frekuensi radiasi elektromagnetik dari bumi yaitu 8Hz perdetik. Biasanya frekuensi in dicapai oleh sebagian ulama, pelaku ibadah dan trainer olah jiwa. Selain aura yang mengitari tubuh manusia selalu benar, mengungkapkan kesehatan fisik, akal dan ruh, aura juga merupakan barometer yang paling baik untuk mengukur kebugaran dan kesehatan secara umum.

Aura ini bisa di foto, dengan alat khusus yang di jual di pasaran, yang disebut alat pembaca dan potret aura. Alat ini berbentuk computer yang dilengkapi dengan alat sensitif untuk mengukur kekuatan manusia, demikian juga kamera yang memiliki kemampuan untuk memotret sinar infra merah (infra red). Kekuatan yang bersumber dari aura manusia ini, baik aura tubuh, akal dan ruh adalah kekuatan yang bernilai yang bisa diukur dan di ketahui bentuk, ukuran dan warnanya, dan kemudian dilakukan analisa untuk membaca apa yang bisa disimpulkan dari aura tersebut.

Dari hasil pemotretan aura itu bisa didiagnosa kondisi seseorang dan sisi-sisi lainnya seperti depresi dan keteguhannya jika ada dalam perasaan-perasaannya, atau tubuh yang berhubungan kuat dengan kondisi akal dan ruh secara bersamaan. Aura ini memiliki beberapa lapisan dengan ketebalan, warna dan bentuk yang beraneka ragam. Aura ini membawa kekuatan yang bersumber dari kedalaman diri manusia dan dari poros yang memanjang dan berpusat pada tulang punggung (saraf tulang belakang).

Ketika energy seseorang positif, maka auranya akan besar dengan warna terang dan bentuknya yang indah, orang dengan aura ini kondisinya nyaman ketika siapapun berinteraksi dengannya, atau bahkan ketika mendekatinya tanpa terjadi interaksi dan percakapan apapun dengannya. Selama hidup, kita bersosialisasi dengan orang-orang yang kita merasa nyaman dan memberikan kepada kita energy positif. Selain itu, kita juga bersosialisasi dengan orang-orang yang kita tidak merasa nyaman tanpa mengetahui alasannya, hanya saja tubuh-tubuh mereka dikelilingi oleh aura yang buruk dengan warna gelap, bentuk yang tidak jelas serta permukaan yang tidak lurus. Dan biasanya mereka membawa energy negative yang berpengaruh terhadap orang-orang yang bersosialisasi dan duduk dekat mereka.

Ada sensitivitas seseorang atas efek dari perilaku orang lain. Bila manusia melakukan kemaksiatan maka akan berdampak pada perubahan makrokosmos, bahkan manusiapun akhirnya merasa tidak nyaman atas kondisi perubahan yang dialami makrokosmos. Ketidak beresan itu dapat diraasakan getarannya (energy vibrasi) sehingga seseorang akan mendekat atau menjauh dari orang lain.

Oleh karena itu, orang bijak mengarahkan kita untuk bersosialisasi dan berkumpul selalu dengan orang-orang yang sholeh dan berilmu, sebab biasanya mereka memiliki energy positif yang berpengaruh dan membuat nyaman dan menghembuskan rasa tenang, rehat dan perasaan-perasaan positif serta kegembiraan dan terhindar dari rasa gelisah dan gundah gulana.

Dan Jika kita perhatikan, orang sakit akan merasa nyaman dan mentalnya serta kekuatannya meningkat manakala orang yang mengunjunginya banyak, dia mendapatkan dari pengunjung energy positif yang membantunya dalam memperbaiki aliran energy yang dia miliki. Aliran energy dalam organ tubuhnya akan membantunya untuk sembuh dan membekalinya dengan perasaan-perasaan positif, dan membuat proses penyembuhannya dari berbagai penyakit yang dia keluhkan akan lebih cepat.

Oleh sebab itu, hendaknya setiap orang untuk hati-hati dalam memilih teman dengan meyakinkan bahwa orang yang dipilih untuk menjadi teman itu tidak memiliki unsur negative, jahat, hasad, atau sifat-sifat yang membuat buruk dirinya ketika berteman dengan mereka, dan hendaknya cocern untuk berteman dengan orang-orang shalih, berbudi luhur, memiliki niat yang baik, mencintai kebaikan untuk semua orang, memiliki ketenangan, seimbang dan mampu untuk berkontribusi.

Dan jika kita perhatikan pula, aura seseorang tidak akan pergi dengan cepat setelah kepergian orangnya, akan tetapi aura itu akan tinggal beberapa saat, dan ini akan menyebabkan kenyamanan dan suasana yang positif serta sehat terhadap tempat tersebut walaupun orangnya sudah pergi.

Ketika energy seseorang negative, maka auranya akan memiliki warna yang pucat dan bentuk yang mengkerut, permukaannya meliuk-liuk atau terpecah-pecah. Aura ini dalam perannya akan memiliki muatan dan dampak yang negative bagi orang yang mendekatinya. Orang-orang yang memiliki aura dengan energi negative bisa diketahui melalui sifatnya yang banyak marah, merasa frustasi, pesimis, tidak percaya kepada orang lain, penakut, ragu-ragu, lemah iman, membenci orang lain, pelit, pengecut, tidak merasa puas, tidak memiliki obsesi, dictator, angkuh, dikendalikan syahwat dan tidak seimbang.

Orang-orang yang memiliki aura dengan energy negative bisa menjadi pelaku criminal dan pembunuh, penghianat, penipu, melakukan makar dan mereka adalah orang-orang yang dikenal dengan orang iri, egois, tidak mencintai kebaikan untuk orang lain, biasa menggunakan sihir atau berinteraksi dengan dunia hitam.

Jadi, bisa kita bayangkan jika semua orang memiliki energy positif, maka nyamanlah situasi/kondisi tempat hunian mereka. Demikian juga sebaliknya.

Namun, tidak melulu energy ini hanya menyebar pada orang-orang yang dekat dengan kita saja. Hal ini bahkan bisa melintas menuju wilayah atau tempat yang lebih jauh. Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan menggunakan efek kepakan sayap kupu-kupu atau yang lebih dikenal dengan Butterfly Effect.

Teory butterfly effect adalah teori yang cukup terkenal dengan analogi bahwa apabila kupu-kupu mengepakkan sayap di Siberia maka akan terjadi angin Tornado di Brazil. Semakin jauh jarak dari sumber maka semakin besar yang akan dirasakan. Teori ini berangkat dari teori chaos (kekacauan) yang ditemukan Edward Norton Lorenz yang kemudian menghasilkan efek kupu-kupu atau apa yang menjadi landasan teori chaos pada 1961.

Contoh sederhana tentang teori butterfly effect dalam kehidupan sehari-hari misalnya, ketika seseorang berbuat jahat maka orang yang menyaksikannya atau mendengarkan informasinya akan menyimpulkan bahwa orang itu negative dan jahat. Semisal, di sebuah sekolah atau perguruan tinggi terdapat kematian akibat opspek, orang yang jauh dari sumber akan merasakan dan langsung menyimpulkan bahwa perbuatan itu negative bahkan nista. Semakin jauh lagi jaraknya, semakin kuat rasanya agar dibubarkan saja lembaga pendidikannya (Masih ingat kasus STPDN?).

Contoh sederhana lain misalnya, ketika pemerintah pusat menaikkan harga BBM di Jakarta, maka akan terjadi butterfly effect yakni protes besar-besaran di berbagai daerah.

Pada dasarnya teori butterfly effect ini tidak hanya berlaku pada perbuatan negative saja, melainkan juga perbuatan positif. Orang-orang yang berbuat baik kebaikannya akan disalurkan oleh energy positif yang dirasakan oleh orang lain juga.

Jadi sebagaimana sudah dijelaskan diatas, jika kita mampu menghadirkan energy positif dimasyarakat dengan khlas, yang kemudian dibantu dengan kepakan sayap kupu-kupu (butterfly effect) maka hasilnya adalah kebaikan akan tersebar, melintasi sekat-sekat geografi dan menyebar ke seantero bumi.

Lantas apa kaitannya dengan PILKADA? Setidaknya, sampai saat ini, menurut pendapat saya –dengan melihat pengalaman di berbagai daerah- perhelatan Pilkada masih sangat rentan dengan konflik. Baik konflik vertikal maupun konflik horizontal.

Terkait dengan masalah konflik ini, rupanya tidak berhenti hanya pada tingkat local saja, dari kejauhan pun, di tempat yang berbeda orang akan berespon negative terhadap peristiwa tersebut. Sehingga berburuk sangka sesama anak bangsa menjadi hal yang meng-Indonesia. Sebagai contoh di Pilkada Tuban, Jawa Timur calon yang kalah membakar semua barang-barang private calon menang. Apa tanggapan orang yang berada di Sumatra? Atau di Baubau, atau di kelurahan Batulo? Ya, dipastikan muncul stigma negative buat mereka (Butterfly effect).

Contoh terdekat adalah kasus sengketa Pilkada Buton. Orang dikelurahan tertentu di Kota Baubau atau Kabupaten Butur dan Bahkan di Wakatobi akan berespon negative terhadap peristiwa tersebut. Entah yang di benci adalah KPUD nya, salah satu pasang calon atau tim sukses calon tertentu.

Tetapi jika kita mendengar di sebuah daerah, sebut saja Baubau, Pilkada berjalan demokratis, aman, jujur, bebas dari kecurangan, partisipasi masyarakat yang tinggi dan ribuan kebaikan lainnya, maka orang di Jakarta akan mengatakan "Baubau hebat, patut di contoh". Dari Papua akan terdengar suara;"Itu baru namanya Pilkada".

Jadi, dalam konteks ini, jika kita ingin menghadirkan Pilkada yang aman –khususnya di Kota Baubau- haruslah di mulai dengan membangun energy positif bagi setiap warganya. Sebenarnya, semangat energy positif tersebut mewujud dalam falsafah "Bhinci-bhinciki kuli" kita. Seseorang yang memiliki karakter ini kondisinya nyaman ketika siapapun berinteraksi dengannya, atau bahkan ketika mendekatinya tanpa terjadi interaksi dan percakapan apapun dengannya. Energi kebaikan ini akan berdampak pada makrokosmos, yang dapat dirasakan getarannya (energy vibrasi) oleh orang lain. Aura ini tidak akan pergi dengan cepat setelah kepergian orangnya, akan tetapi aura itu akan tinggal beberapa saat, dan ini akan menyebabkan kenyamanan dan suasana yang positif serta sehat terhadap tempat tersebut walaupun orangnya sudah pergi.

Sebagai langkah awal, minimal kita mampu menghadirkan sosok penyelenggara pilkada yang memiliki energy positif, kemudian kita mendorong hadirnya perilaku positif dari satu atau dua calon, lalu diperkuat lagi dengan himbauan berperilaku positif satu atau dua parpol –syukur bisa semuanya-. Dari sini, maka peluang Pilkada aman dan damai akan tercapai. Mengapa peluang itu ada? Karena Energi positif yang ada ini akan kita perdengarkan si setiap sudut Kota Baubau melalui berbagai media yang ada, sehingga semua orang berespon positif terhadap kebaikan, yang pada akhirnya nanti Pilkada Kota Baubau yang akan berlangsung pada 2012 akan berlangsung dalam suasana dan gelombang yang positif. InsyaAllah, Amin.
***

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More