![]() |
gambar: pix abay.com |
(Albert Einstein)
Visi, mimpi dan imajinasi adalah 3 (kata) yang “sama maknanya”. Kata ini juga kadang dipertukarkan penggunannya dalam beberapa buku motivasi. Semuanya merujuk pada upaya pencapaian sesuatu dimasa mendatang yang tentu saja dibarengi dengan upaya, semangat dan ilmu yang cukup.
Setiap orang mempunyai mimpi, tapi tidak semua orang mengejar mimpinya. Mimpi adalah bayangan tentang sesuatu yang kita harapkan terjadi di masa depan, seabsurd apa pun ia. Dalam buku The Next Global Step, karya Kenichi Ohmae, kita diperkenalkan dengan istilah jepang, Kosoryoku. Kata ini berarti Visi, konsep dan imajinasi.
Mungkin bagi sebagian orang, bermimpi adalah sesuatu yang “aneh”. Akan tetapi bermimpi toh tidak ada salahnya. Khayalan tentang negeri yang maju, makmur, dan damai dengan manusia-manusianya yang unggul pasti adalah mimpi yang positif, besar, dan sangat menyenangkan.
Mungkin nanti kita juga bisa bermimpi. Akan tetapi, bebebrapa mimpi benar-benar bisa menjadi kenyataan, apalagi kalau diperkuat dengan ilmu yang cukup dan semangat yang besar.
Jadi, bermimpilah, karena membunuh mimpi akan menyebabkan matinya motivasi, matinya kreativitas dan matinya potensi. Maka benarlah apa yang dikatakan oleh Eko Laksono, “Pengetahuan akan membuat manusia maju, tetapi imajinasilah yang mendoronng kreativitas unggul yang akan menghasilkan lompatan-lompatan besar peradaban.
Maka dengan tegas saya mengatakan “WOW” ketika membaca slide demi slide yang berjudul To Reflect & To Act yang diterjemahkan oleh Boedi Dayoni, Januari 2004. Isinya sebagai berikut:
“Perbedaan antara Negara berkembang (miskin) dan Negara maju (kaya) tidak tergantung pada umur negara itu. Contohnya India dan Mesir, yang umurnya lebih dari 2000 tahun, tetapi mereka tetap terbelakang.
Disisi lain –Singapura, Kanada, Australia dan New Zealand- Negara yang umurnya kurang dari 150 tahun dalam membangun. Saat ini mereka adalah bagian dari Negara maju di dunia, dan penduduknya tidak lagi miskin.
Ketersediaan Sumber Daya Alam dari suatu Negara juga tidak menjamin Negara itu menjadi kaya atau miskin. Jepang punya area yang sangat terbatas. Daratannya, 80% berupa pegunungan dan tidak cukup untuk meningkatkan pertanian dan peternakan. Tetapi saat ini Jepang menjadi raksasa ekonomi nomor dua di dunia. Jepang laksana suatu Negara “Industri Terapung” yang besar sekali, mengimpor bahan baku dari semua Negara di dunia dan mengekspor barang jadinya.
Swiss tidak mempunyai perkebunan coklat, tetapi sebagai Negara pembuat coklat terbaik di dunia. Negara Swiss sangat kecil, hanya 11% daratannya yang bisa ditanam. Swiss juga mengelola susu dengan kualitas terbaik (Nestle adalah salah satu perusahaan makanan terbesar di dunia). Swiss juga tidak punya cukup reputasi dalam keamanan, integritas dan ketertiban, tetapi saat ini Bank-Bank di Swiss menjadi Bank yang sangat di sukai di dunia.
Para eksekutif dari Negara maju yang berkomunikasi dengan temannya dari Negara terbelakang akan sependapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal kecerdasan….”
Perbedaannya hanya terdapat pada komitmen dan ketaatan pada nilai dasar kehidupan. Begitu kesimpulan mereka. Tetapi menurut pendapat saya, hal tersebut terangkum dalam satu kata di atas, KOSORYOKU. Hal inilah yang dilakukan oleh negara-negara terbelakang menjadi maju. Dan hal inipun berlaku dalam konteks pribadi. Dan bangsa Jepang adalah Saksi dan contoh nyata.
“Eipsa Scientia Potestas est.” Tulis Eko Laksono dalam Bukunya Imperium III. Kalimat ini berarti pengetahuan adalah kekuatan. Ungkapan ini sangat bagus, lanjut Eko, tetapi sudah absolute, kadaluarsa. Ini bukan abad 17 lagi, tetapi sudah abad 21. Dahulu di zaman Francis Bacon, karena mental zaman kegelapan masih kental, perbedaannya adalah siapa yang mempunyai (dan mengembangkan) ilmu pengetahuan. Dahulu siapa saja yang mengembangkan ilmu pengetahuan pasti akan kuat dan berkuasa. Sekarang sudah beda.
“Untuk itu, sebuah bangsa yang ingin maju dan “berkuasa” tidak cukup hanya belajar, tidak cukup hanya mengembangkan ilmu pengetahuan. Mereka harus superior. Harus menciptakan proses pembelajaran yang unggul. Untuk mencapai hal itu, logikanya sederhana. Belajar dari yang terunggul. Semua yang terunggul. Bangsa-bangsa terunggul dan manusia-manusia terunggul dalam sejarah umat manusia”. Pungkas Eko Laksono.
1 komentar:
Bingung Cari Agen Slot Terlengkap Dan Terpercaya ?
Yuk Daftar Dan Bermain Di Bolavita .site
Daftar Akun Anda dan Menang jackpot Hingga Ratusan Juta.
Dapatkan Bonus New Member 10% / Cashback Hingga 10%.
.
• Slots Games
• Ding Dong
• Tembak Ikan
• Bingo
NB : Bisa dimainkan di perangkat smartphone Android / iOS
Hubungi Kontak CS BOLAVITA Di Sini (24 jam Online):
.
• BBM: BOLAVITA
• WeChat: BOLAVITA
• WA: +62812-2222-995
• Line : cs_bolavita
Posting Komentar