Blog yang berisi catatan-catatan singkat dan sederhana. Mencoba menangkap dan menulis pesan bijak dari berbagai sumber.

About

Rabu, 07 November 2012

Nggak Ada Loe, Nggak Rame

gambar: hereisfree.com
Sahabat Muda, kali ini saya akan meminta anda untuk melakukan sesuatu. But… bukan sesuatu yang dilarang lho… Mau nggak? Mau nggak mau harus mau! Waduh galak amat ya? He..he..he.. yang jelas saya bukan pak Husni Mubarak dan Mas Muammar Khadafi yang suka maksa alias dictator itu. 
        
Hmm…begini nih sobat muda. Coba bayangkan tentang sebuah acara yang dihadiri banyak orang pada saat itu, para hadirin begitu gelisah karena orang yang ditunggu-tunggu belum juga datang. Why gelisah? Karena acara gak bakalan jadi jika sang tamu utama ini gak datang. Eh...tiba-tiba yang ditunggu muncul juga batang hidungnya. Sontak hadirin berdiri, bertepuk tangan, suara menggemuruh, sorak sorai semakin menggelegar. Dan…yang datang itu ternyata Anda (dubraak). 
         
Sekarang bangun deh…dari dunia bayang-an. Kita masuk dialam nyata lagi. BTW (by the way) alias ngomong-ngomong, di alam nyata ini, pernah gak mengalami hal yang serupa itu? Yaa…walau acaranya gak besar-besar amat sih. Minimal ketika ada rapat osis, trus ente gak datang, semua yang hadir sepakat ngajuin hak angket agar rapatnya dibatalin. Apa hubungannya dengan hak angket ya? He..he..he…Pokoknya dibatalin karena you gak datang. Pernah? Kalo pernah, berarti bakat jadi selebriti udah ditangan. 
         
Bicara tentang selebriti, juga tentang orang yang selalu ditunggu kehadirannya, sebenarnya kita sedang berbicara tentang pengaruh. Ya..p-e-n-g-a-r-u-h. Sudah jelas? OK saya akan lanjutkan. Sebenarnya, apa sih yang membuat orang bisa terpengaruh? Dalam hal ini tentu saja terpengaruh terhadap seseorang or tokoh tertentu. Contohnya, ada orang yang begitu nge-fans-nya ama Jens Lehman (Kiper Timnas Jerman di world cup 2006). Sampai-sampai orang berjubel & rebutan pingin beli bekas pemen karetnya (yang telah di kunyah) pada acara lelang. Gila gak sih….Ada pula yang rela mendirikan kemah selama berminggu-minggu di depan loket, gara-gara hanya kepingin dapat tiket tuk bisa nonton langsung acara penganugerahan Oscar. 
       
Sobat Muda, orang-orang, biasanya bisa terpengaruh pada seseorang, minimal pada tiga hal. Pertama, karena kekuasaannya. Kalo seseorang berkuasa, punya jabatan, uang banyak, tuan tanah dan seabrek atribut kekuasaan lainnya, orang-orang pada mau ngelakuin apa-apa yang diinginkannya. Apalagi yang jadi bawahannya, yang bekerja padanya, dan orang yang bergantung (kayak tarzan) padanya. 
          
Kedua, karena ilmunya. Contohnya: guru, ustadz, pemikir, penulis, professional, de el el. Bahkan, seorang anak SD, lebih percaya pada apa yang dikatakan oleh gurunya yang hanya lulusan SMA, ketimbang sang Ayah yang seorang professor. 
         
Ketiga, karena pesona perilakunya. Dalam Islam, perilaku=akhlaq. Termasuk di dalam ini adalah kepribadian dan charisma (tapi bukan merek motor lho…). Perilaku memiliki pengaruh kerena memberi aura kekuasaan jenis lain pada seseorang (waduh…apaan tuh). Contohnya ada pada diri seorang Ulama berinisial AIJ alias Abdurrahman Ibnul Jauzi. Ribuan atau bahkan ratusan ribu orang menemui kesadarannya kembali begitu mereka mendengarkan AIJ. 
          
Ia bukan penguasa, bukan raja. Ia hanya seorang Ulama. Tapi memiliki kekuasaan yang lain. Tidak mengikat, tapi mengendalikan. Tidak menekan, tapi menggetarkan. Tidak mengancam, tapi mempesona. Tidak menakutkan, tapi menggairahkan. Tidak memaksa, tapi mencerahkan. Nah, yang saya maksud dengan pesona perilaku adalah kekuasaan spiritual. Kekuasaan spiritual adalah kekuasaan orang yang tidak berkuasa secara structural. Ia berkuasa kerena kekuatan kepribadiannya. Ia berkuasa dengan kharismanya. Kharismanya terbentuk dari gabungan wibawa dan pesona, ilmu dan akhlaq, pikiran dan tekad, keluasan wawasan dan kelapangan dada. Mereka menyebarkan ilmu dan cinta. Mereka membawa cahaya dan menerangi kehidupan manusia.
Nah, sahabat muda, miliki semua sumber pengaruh di atas. Terutama..jangan sampe tidak memiliki yang ke tiga. Kerena poin ketiga di atas akan selalu megarahkan kita menuju Ridho-Nya. Dari akumulasi ketiganya, apabila menyatu dalam diri seseorang, maka jadilah ia manusia WAJIB. Orang pada tertarik alias suka bangat sama ni orang. Kedatangannya begitu dinantikan, tetapi ketika dia pergi, orang-orang merasa kehilangan. Saat dia hadir, solusi terpecahkan, but jika tak ada di tempat, orang-orang pada nyariin. Singkatnya, orang ini berprinsip: Khairunnas anfa’uhum linnas (sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain). 
        
Kalo sobat muda pingin nguji apakah udah masuk kategori manusia wajib, mudah aja. Ukurannya lumayan sederhana. Mau tahu? Gini nih…waktu you sakit dulu, dari sekian warga kampuang, berapa orang yang sudi menjenguk? 2, 5 or 10 orang? Atau gak ada yang datang sama sekali? Kalau hampir seluruh warga datang, berarti anda masuk dalam ketegori manusia wajib. Why? Karena yang biasa apatis alias cuek pun (pastinya ada), rela tuk nemui ente. Pake bawa hadiah lagi. Walau memberi hadiah baru sekali seumur hidupnya. Sebaliknya, kalo cuman 2 or 3 orang aje, itupun karena di sms tuk dateng, berarti ente masuk nominasi manusia HARAM. Apalagi kalo ada temen yang tiba-tiba kirim sms manis: “Loe masih hidup ya?” Wah makin gawat neh. Benar-benar berabe. 
    
Kalo ada orang kayak gini nih, dia udah mati sebelum mati. Kenapa begitu? Karena orang berlomba-lomba mendoakannya supaya cepat-cepat berakhir. Habisnya..Troble Maker sih. Ada dia acara jadi kacau, gak ada dia orang juga pada menderita. 
      
Dan…jikalau ada orang yang selalu didoakan biar panjang umur, maka orang ini akan hidup selamanya. Biar udah tiada, namanya tetap dikenang. Usia sejarahnya jauh melampaui usia biologisnya. Banyak orang selalu dikenang karena kebaikannya. Jelasnya adalah kekuasaan spiritual biasanya menembus sekat-sekat waktu. Sebab ia tidak bercokol dalam batasan waktu kekuasaan structural (yang hanya 5-10 tahun). Kekuasaan itu melekat dalam serat-serat pikiran manusia, merengkuh setiap sudut jiwa. Ia seperti Oase ditengah gurun, disanalah para pengembara menyelesaikan dahaga. Jika gak ada orang seperti ini, betapa ribetnya hidup ini, alias Nggak ada Loe, nggak rame.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More