![]() |
gambar: google |
(Malcolm Gladwell)
Beberapa hari yang lalu, saya sempat menyaksikan Thriller film terbaru Hollywood yang mengangkat kisah hidup Abraham Lincoln, seorang presiden Amerika Serikat. Saya lupa kapan tepatnya penayangan perdana film yang menceritakan kehidupan sang presiden (dua bulan sebelum kematiannya) ini. Tapi Saya yakin, film garapan Steven Spielberg ini akan menjadi Box Office, sebagaimana film-filmnya sebelumnya.
Apa yang unik pada Abraham Lincoln? Mungkin ada yang akan menjawab, pidatonya. Betul, Pidato Presiden yang akhirnya di tembak mati ini memang menjadi salah satu pidato terbaik di dunia. Ataukah ketokohan dan kenegarawanannya? Bisa juga, walau tidak dimasukkan oleh Michael Heart dalam bukunya yang berjudul Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh di Dunia, tapi Heart memiliki catatan yang setidaknya layak menempatkan beliau sejajar dengan para tokoh tersebut.
Tapi, sesuatu yang paling unik menurut Saya adalah daftar riwayat hidupnya sejak mulai "mandiri" sampai terpilih sebagai presiden. Salim A Fillah dalam Barakallahulaka menuliskan daftar riwayat itu:
Apa yang unik pada Abraham Lincoln? Mungkin ada yang akan menjawab, pidatonya. Betul, Pidato Presiden yang akhirnya di tembak mati ini memang menjadi salah satu pidato terbaik di dunia. Ataukah ketokohan dan kenegarawanannya? Bisa juga, walau tidak dimasukkan oleh Michael Heart dalam bukunya yang berjudul Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh di Dunia, tapi Heart memiliki catatan yang setidaknya layak menempatkan beliau sejajar dengan para tokoh tersebut.
Tapi, sesuatu yang paling unik menurut Saya adalah daftar riwayat hidupnya sejak mulai "mandiri" sampai terpilih sebagai presiden. Salim A Fillah dalam Barakallahulaka menuliskan daftar riwayat itu:
- Gagal dalam bisnis di usia 22 tahun
- Kalah dalam pencalonan untuk negara bagian si usia 23
- Gagal dalam bisnis di usia 25
- Ditinggal mati istrinya di usia 26
- Menderita penyakit syaraf di usia 27
- Kalah berpidato di usia 29
- Kalah dalam pencalonan anggota Kongres di usia 34
- Terpilih sebagai anggota Kongres di usia 37
- Kalah dalam pencalonan anggota Kongres di usia 39
- Kalah dalam pencalonan anggota senat di usia 46
- Kalah dalam pencalonan Wakil Presiden Amerika Serikat
- Kalah dalam pencalonan anggota senat di usia 49
- TERPILIH SEBAGAI PRESIDEN dalam usia 51
Apa yang ada di benak kita saat mendengar atau menyaksikan orang-orang sukses? Dengan melihat perjalan Abraham Lincoln, atau menonton tayangan di televisi, membaca buku-buku motivasi, dan lain sebagainya, maka biasanya kita akan sampai pada kesimpulan bahwa mereka adalah tipe pekerja keras, memiliki daya tahan, semangat yang tinggi, pembelajar sejati, punya keberanian, penuh inisiatif, pantang menyerah, punya visi, dan lain sebagainya. Sesungguhnya ini tidaklah salah. Ini benar. Sayapun dalam berbagai kesempatan mengisi training pengembangan diri, juga mengatakan hal yang sama.
Akan tetapi, mungkin ada sesuatu yang lewat dari perhatian kita. Dan Malcolm Gladwell melihat itu dari sisi yang lain. "Saya ingin meyakinkan Anda bahwa berbagai penjelasan tentang kesuksesan seperti ini tidak ada artinya." Tegas Gladwell dalam buku (Best Seller Internasional)-nya yang berjudul Outliers. Orang-orang tidak bangkit dari nol. Kita berutang sesuatu dari orang tua dan dukungan orang lain. Orang-orang yang berani menantang para raja mungkin terlihat seakan-akan melakukan semua itu sendirian. Tetapi sebenarnya mereka, tanpa kecuali adalah penerima berbagai keuntungan yang tersembunyi, kesempatan yang luar biasa, dan warisan kebudayaan yang membuat mereka bisa belajar dan bekerja keras serta menghadapi dunia ini dalam cara yang tidak bisa dilakukan orang lain. Tempat dan kapan kita tumbuh besar memiliki pengaruh yang cukup besar. Kebudayaan tempat kita besar dan warisan yang diturunkan oleh para pendahulu kita membentuk berbagai pola keberhasilan kita dalam cara yang tidak bisa kita bayangkan. Dengan kata lain, tidak cukup untuk menanyakan seperti apa orang-orang yang sukses itu. Namun dengan menanyakan asal-usul mereka, kita bisa mengungkapkan logika dibelakang orang-orang yang meraih kesuksesan dan kegagalan. Jelas Gladwell.
Ahli biologi seringkali membicarakan tentang "ekologi" organisme: Pohon ek tertinggi di hutan menjadi yang tertinggi bukan karena ia tumbuh dari biji pohon yang paling gigih; ia menjadi pohon tertinggi karena tidak ada pepohonan lain yang menghalangi sinar sang surya, tanah di sekelilingnya dalam dan subur, tidak ada kelinci yang mengunyah kulit kayunya sewaktu masih kecil, dan tidak ada tukang kayu yang menebangnya sebelum ia tumbuh dewasa. Kita semua tahu bahwa orang yang sukses berasal dari bibit yang bagus. Tetapi apakah kita tahu cukup banyak tentang sinar matahari yang menghangatkan mereka, tanah yang menjadi tempat tinggal akar-akarnya, dan para kelinci serta tukang kayu yang bisa mereka hindari?
Akhirnya, ketika kita (orang Buton) sukses menjadi "orang", mampu melakukan sesuatu yang luar biasa, mencapai target yang kita cita-citakan, maka sesungguhnya kita semua tanpa kecuali, Kata Gladwell adalah penerima berbagai
keuntungan yang tersembunyi, kesempatan yang luar biasa, dan warisan
kebudayaan (Buton) yang membuat kita bisa belajar dan bekerja keras serta
menghadapi dunia ini dalam cara yang tidak bisa dilakukan orang lain.
***
0 komentar:
Posting Komentar