Blog yang berisi catatan-catatan singkat dan sederhana. Mencoba menangkap dan menulis pesan bijak dari berbagai sumber.

About

Rabu, 07 November 2012

Muslim High Level

gambar: pas berita.com
Sahabat Muda, kali ini kita akan memasuki…….zona high level!
Dulu, guru saya (tapi bukan guru kungfu lho…) pernah berpesan: You have to be above average atawa dalam bahasa wolionya..eh salah maksudnya dalam bahasa Indonesianya adalahAnda harus menjadi orang dengan kemampuan diatas rata-rata. Wah..hebat dong!
Mmm…kayaknya kata-kata semacam ini mudah ditemukan padanannya hampir disetiap buku motivasi. Karena sudah sering dengar, apalagi gak ada upaya tuk nyoba, so, bisa jadi ekspresi kita biasa aje, yang kadang berujung pada ungkapan, “gue apa adanya aja deh.”
Emang, kenapa sih kita harus menjadi diatas rata-rata?
Sebelum pertanyaan diatas terjawab, mari kita ngelirik ke kiri, kanan, atas dan bawah kita. Maksudnya disekeliling kita. Untuk apa? Tuk menemuka sensitivitas&kesadaran, sekaligus motivasi.
Nah pastinya nih,kita menemukan beberapa “keanehan” yang terjadi. Misalnya, ada temen kita yang pintar sekali, sekaligus baik, tidak sombong, suka menolong, dan pada saat yang bersamaan ;dia juga punya kemampuan menjadi pemimpin. Pada kasus yang lain, sobat muda mungkin ;akan menemukan orang yang kuat fisiknya, dengan tubuh yang atletis, hebat dalam berolah raga skaligus gaya abiss
Ah…pokoknya, dua contoh ini menimbulkan banyak pertanyaan di benak kita. Ini dia nih pertanyaanya; Kok makannya sama-sama nasi, minumnya juga peke air, trus sama-sama menghirup udara, sayurnya juga terbuat dari tetumbuhan, mandinya juga dari sumber air yang sama, matanya juga ada dua (kecuali la bolontio), sama-sama menginjak bumi (gak terbang kayak superman) de el el, tapi… kenape dia bisa lebih cerdas, pintar, kuat dari pada orang kebanyakan disekelilingnya (yang biasa-biasa aja).
Contoh rilnya ini nih…
Panglima besar kita Jendral Sudirman. Udah pada kenal khan? Kalo belum berarti gak lulus ujian pelajaran sejarah Indonesia alias TER..LA..LU…(kata Bang Haji Roma Irama).
Nah, Sobat Muda, pahlawan nasional kita ini, diangkat menjadi panglima besar TNI pada usia 29 tahun. Usia yang begitu muda untuk sebuah amanah mengkoordinir para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan. Padahal saat itu lagi seru-serunya tentara sekutu campur Belanda (Walanda kata orang wolio) untuk merebut kembali tanah air tercinta. Ia menjadi pimpinan pejuang kemerdekaan diantara jutaan anak bangsa. Ya, dia yang terpilih diantara jutaan itu.
Sahabat Muda, ternyata “model” kayak gini nih sunnatullah lho…
Mari kita ke TKP (tempat kejadian perkara) di zaman Tauladan kita dulu.
Dalam catatan Ust. Anis Matta, Ketika Rasulullah wafat, jumlah orang yang mengikuti haji bersama beliau dalam haji wada itu sekitar 125 ribu orang. Coba perhatikan! Dari jumlah puluhan (awal dakwah) sampai ke ratusan ribu orang.
Eh…ternyata, dari 125 ribu orang ini, Ibnu Qayyim membuat kategori: dari sekitar 100 ribu orang itu ada sekitar 100 sampai 110 orang yang dikatagorikan ulama. Dari 100 sampai 110 ini dibagi lagi dalam tiga kategori: kategori ulama besar, menengah dan kecil.Ibnul Qayyim menggunakan istilah almuktsiruna fil fatwa (yang paling banyak berfatwa), almutawasituna fil fatwa (yang fatwanya menengah), dan walmuqilunna fil fatwa (yang paling sedikit berfatwa).
Yang dimaksud dengan almuktsiruna fil fatwa(bahasa arab dikit ye…) adalah yang apabila fatwa-fatwanya dikumpulkan akan menghasilkan sebuah buku yang sangat besar. Mereka ini jumlahnya hanya tujuh orang. Dua diantaranya adalah dari Khulafaur Rasyidin yaitu Umar dan Ali Bin Abu Thalib. Tiga diantaranya adalah mereka yang memiliki nama Abdullah semuanya, yaitu Abdullah Bin Abbas, Abdullah Bin Mas’ud, dan Abdullah Bin Umar. Sedangkan Abu Bakar dan Utsman termasuk dalam kategori yang kedua.
Sahabat Muda, dengan demikian, sebenarnya nih… masyarakat itu selalu memiliki inti, yang jumlahnya sedikit, itulah yang disebut sebagai orang diatas rata-rata. Orang-yang yang bahkan mempengaruhi jalannya sejarah. Orang-orang yang senantiasa mewarnai sejarah dengan tinta emasnya. Keberadaan mereka selalu ditunggu. Mereka ibarat mutiara di padang pasir. Bercahaya….Menonjol diantara kebanyakan orang yang memilih untuk menjadi biasa aja. Diantara orang yang tidak mau keluar dari zona nyaman kehidupan tuk menjadi lebih bermanfaaat.
And… banyak orang bertanya-tanya, gimana sih caranya agar bisa menjadi yang sedikit ini?
Sekarang coba kita lihat konsepnya. Ternyata tuk menjadi orang-orang seperti diatas itu bukanlah dengan cara ngikutin materimateri atau seminar-seminar atau pengajian-pengajian aja. Apalagi harus jadi muridnya Mak Lampir. Tak mungkin alias imposible pake gitu.
But, harus bersenyawa dengan masyarakat. Merasakan setiap problem kehidupan. Terjun langsung melalui afiliasi dan kontribusi pada kebaikan. Kalo ada orang kelaparan, segera kumpulin teman-teman tuk munasharoh alias ngumpulin dana, bukan dengan ;cara marahin pemerintah. Kalo ada gempa bumi, segera galang dana trus sekaligus ke lokasi bencana (kalo jaraknya dekat aja ya). Trus, bantu Bapak lurah kita kalo ada acara bersih bersih di lingkungan . Aktifkan kegiatan remaja Masjid biar para remaja waktunya habis tuk kebaikan. De el el. Karena kita hidup bukan di alam khayal. Karena kita hidup di alam nyata. Karena medan aplikasinya adalah hidup secara langsung. Adalah kehidupan ini.
Maka Rasulullah SAW membina mereka itu 24 jam. Merekonstruksi pikiran mereka dari awal, merekonstruksi mentalitasnya, merekonstruksi karakternya. Mengisi akalnya dengan ilmu, mengisi hatinya dengan iman, mengisi raganya ;dengan kekuatan.Sekali lagi; Akal, Hati dan Raga/jasad. Jadi, manusia ini ditata ulang mentalitasnya, ditata ulang fisiknya, ditata ulang karakternya. Sehingga orang ini memiliki semacam performa yang baru sama sekali. Jadi apa yang dilakukan Rasulullah SAW bisa diistilahkan dengan internal capacity building. 
Gini nih sederhananya…
Mari kita balik motivasi keuntungan kita! Hah…maksudnya?
Mau gak kalo diberi uang seratus ribu rupiah? Mau gak jalan kaki Baubau-Pasarwajo tapi diberi hadiah mobil? Mau gak tiba-tiba diangkat jadi direktur tanpa syarat apapun? Mau gak ini dan itu yang menguntungkan kamu? …jujur aja deh.. loe pasti mau khan.
Mengapa saya yakin pasti mau. Karena Allah SWT telah menegaskan bahwa kita-kita yang manusia ini kalo lihat yang indah-indah, kayak lawan jenis, mobil, motor, rumah, tanah yang luas &sawah ladang, rasanya senang sekali. So, sekali lagi, jujur aja deh, pasti mau khan? Intinya, yang membuat kita untung alias bahagia atau happy, akan diambil. Dan ini ;adalah manusiawi sekali.
Cara membalik peruntungan hanya dengan cara membalik orientasi peruntungan. …..????
Jangan Marah, dan Bagimu syurga. Ini hadits lho...Berpuasalah, supaya kamu sehat. Yang ini juga hadits.
Susah gak kalo harus nahan marah? Yap emang susah. Apalagi kalo udah ketemu dengan orang yang amat sangat menyebalkan sekali. So, saking susahnya, maka ;Allah SWT menghadiahkan surga bagi yang mampu menahannya. Bukan berarti gak boleh marah lho. Kalo Islam dihina, Rasulullah di hina, tentu kita harus marah.
Bagaimana dengan puasa? Susah juga bukan? Dan bagi yang bisa melakukannya, Allah SWT menghadiahkan kita SEHAT.
Karena hadiahnya ada surga dan sehat (jadi untung khan?), maka orang mau menahan marah dan berlapar-lapar puasa. Itu salah duanya. Instruksi kebaikan lainpun pasti ada rewardnya. Makanya, ketika Allah SWT memberikan instruksi pasti disertai dengan ;hadiah/keuntungan. Singkatnya, yang kita lakukan orientasinya hanya kepada Allah SWT saja. Entry pointnya adalah niat Ibadah. Semua yang dilakukan adalah untuk mendapat Ridho Allah semata. Bukan yang lain.
Kalau begitu, sahabat muda sekalian, jadilah pemburu hadiah sesungguhnya, jadilah pemburu surga, jadilah pemburu akhirat. Maka jadilah kita orang dengan kemampuan diatas rata-rata. Sayangnya, tak banyak yang mau memburu hadiah-hadiah utama ini. Bahkan yang sudah mencoba memburu, akhirnya tak tahan ujian dan godaan yang pada akhirnya ;kembali lagi seperti semula. Tetapi yang tetap bertahan dan konsisten di level ini, jadilah ia orang dengan kemampuan diatas rata-rata. Jumlahnya biasanya sedikit kerena yang lain telah tereliminasi lebih dulu. Dan jawaban dari pertanyaan diatas (Emang kenapa sih kita harus berada diatas rata-rata?) adalah karena kita ingin menggapai RIDHO ALLAH.
Sahabat Muda, semua orang akan merugi, kecuali orang yang beriman, melakukan amal sholeh, mengajak orang kepada kebaikan (dakwah)dan bersabar terhadap ujian. Inilah pemburu akhirat, inilah harapan guru saya diawal tadi, you have tobe above average!Inilah MUSLIM HIGH LEVEL!!!
                                ***

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More