Blog yang berisi catatan-catatan singkat dan sederhana. Mencoba menangkap dan menulis pesan bijak dari berbagai sumber.

About

Jumat, 19 Juli 2019

Anak-anak Zaman

gambar: id.lovepik.com
Dalam beberapa kesempatan bersilaturrahm dengan para guru, baik yang bertugas di SD, SMP maupun SMA, ada statement seragam dari para pahlawan tanpa tanda jasa itu. "Mu'jizat, cara kami mendidik kalian dulu, berbeda dengan adik-adik kalian (zaman) sekarang ini." Kata mereka.

Statement dari Bapak/Ibu guru Saya di atas, adalah bukti bahwa anak-anak zaman now merupakan generasi baru yang hidup di ruang sejarah berbeda dengan pendahulunya. Hingga cara dan strategi mendidik generasi yang lahir di era melenium baru ini perlu pendekatan yang sesuai pula.

Dan memang demikianlah kenyataannya. Para ahli telah membagi potongan-potongan waktu, berdasarkan ciri khas dan keunikan yang hadir pada masa itu. Misal mereka-mereka yang lahir 1960-1980 adalah generasi X. Sesudahnya, yaitu 1981-1995 disebut generasi Y. Adapun generasi Z lahir sesudah 1995. Dan generasi Alfa, untuk mereka yang lahir 2010 keatas. Dua generasi terakhir ini, hidup di zaman milenia, ketika 24 jam sehari internet tersedia di rumah mereka.

Nah, skuad gen X dan sebagian gen Y, saat ini menyandang status sebagai orang tua. Sedang buah cinta mereka hidup di zaman gadget dan internet. Para Ayah-Bunda hidup pada realita zaman yang tak sama dengan para buah hati. Situasi ini kadang menimbulkan konflik antara orang tua dan anak. Mengapa? Ayah-Bunda kekeuh menggunakan pola didik zaman old yang pernah dialaminya. Sementara sang anak yang sibuk berselancar di dunia maya, selalu berkata: "mama-papa gak gaul".

Di segala zaman, setiap orang tua tentu menginginkan agar anak-anaknya tetap memiliki perilaku positif. Singkatnya adalah menjadi generasi yang lebih baik dan kuat dari Bapak-Ibunya. Hanya saja, bagi gen X dan Y yang kini sudah jadi orang tua, muncul selaksa kekhawatiran pada anak-anak mereka yang hidup di zaman now. Dampak negatif dari kemajuan teknologi adalah alasannya.

Lantas, bagaimana bersikap pada generasi zaman now dan menjawab kekhawatiran itu? Saran Bunda Septi Peni Wulandani, pahami dengan baik keunikan generasi masa kini. Dan "Jangan panik dan paranoid, juga jangan lebay dan obsesif, syukurilah fitrah zaman ini. Sikap terbaik sebagai orang tua adalah menerapkan kaidah emas 'fokus pada kekuatan dan siasati keterbatasan'. Artinya, fokus pada hal-hal positif yang produktif dan mensiasati hal-hal yang tidak produktif yang akan menjadi kelemahannya", Kata Ust. Harry Santosa.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More