![]() |
gambar: pngtree.com |
Adakah orang yang membenci wajahnya? Menganggapnya sebagai "kutukan"
atau "nasib buruk"? Jawabannya, "Ada !!!" Itulah mereka-mereka yang
mengganti wajahnya lewat operasi plastik. Seperti sebagian warga negri
ginseng yang melakukannya bahkan berkali-kali.
Apakah juga wajah
mempengaruhi rekrutmen seorang pemain pada klub sepakbola? Ya. Tapi ini
hanya terjadi di Real Madrid. Dan korbannya adalah Ronaldinho. Los
Galacticos menolak untuk merekrut pemain berbakat asal Brazil itu, sebab menurut mereka wajah sang bintang kurang menjual alias kurang tampan.
Klub asal ibu kota Spanyol tersebut belakangan merekrut David Beckham,
pesepak bola tampan asal Inggris. Unik memang klub yang satu ini. Tapi
begitulah, manajemen Madrid telah membuat standar sedemikian rupa buat
para pemainnya. "It's not football, it's La Liga". Mungkin begitu pula
alasan mereka. Hehehe...
Bagaimana dengan nasib Ronaldinho? Sang bintang akhirnya bergabung dengan klub asal Catalan, yang menjadi rival abadi Madrid. Ya, Barcelona. Di Blaugrana, legenda Brazil tersebut berhasil menunjukkan performa menakjubkan. Segudang prestasi ia hadirkan ke Camp Nou, mulai dari juara Liga hingga tropi Champion League.
Apakah Madrid akhirnya menyesal? Mungkin saja. Yang jelas, pasca menjuarai Champion League di tahun 2002, Madrid mengalami paceklik terhadap gelar bergengsi tersebut. Hingga Ronaldinho hengkang dari Barcelona menuju Sansiro Milan di tahun 2009, Los Galacticos belum pernah lagi mengangkat trofi Liga Champion.
Dan rentang waktu tersebut adalah masa segudang prestasi buat Ronaldinho dan Barcelona. Baik di liga lokal maupun kompetisi tertinggi benua biru. Bahkan sang bintang menerima 'Ballon d'or', penghargaan paling prestisius yang diberikan pada seorang pemain sepak bola.
Oh iya, penghuni Satiago Bernabeu dikenal agak sulit untuk memberikan apresiasi untuk pemain yang berasal dari klub rivalnya. Tapi itu tidak berlaku untuk Ronaldinho. Ya, pasca penampilan impressifnya yang membungkam Real Madrid di Santiago Bernebeu, pada pertandingan yang bertajuk duel el-clasico, pendukung Madrid justru memberinya aplaus yang luar biasa.
Apakah ini juga indikasi bahwa para supporter dan sekaligus manajemen Madrid telah melupakan wajah Ronaldinho yang dianggap kurang tampan? Menurutku begitu. Seorang sahabat pernah berkata: "Jadilah orang sukses dan mapan, sebab jika Anda telah sukses dan mapan, maka orang-orang akan memaafkan wajah Anda."
Bagaimana dengan nasib Ronaldinho? Sang bintang akhirnya bergabung dengan klub asal Catalan, yang menjadi rival abadi Madrid. Ya, Barcelona. Di Blaugrana, legenda Brazil tersebut berhasil menunjukkan performa menakjubkan. Segudang prestasi ia hadirkan ke Camp Nou, mulai dari juara Liga hingga tropi Champion League.
Apakah Madrid akhirnya menyesal? Mungkin saja. Yang jelas, pasca menjuarai Champion League di tahun 2002, Madrid mengalami paceklik terhadap gelar bergengsi tersebut. Hingga Ronaldinho hengkang dari Barcelona menuju Sansiro Milan di tahun 2009, Los Galacticos belum pernah lagi mengangkat trofi Liga Champion.
Dan rentang waktu tersebut adalah masa segudang prestasi buat Ronaldinho dan Barcelona. Baik di liga lokal maupun kompetisi tertinggi benua biru. Bahkan sang bintang menerima 'Ballon d'or', penghargaan paling prestisius yang diberikan pada seorang pemain sepak bola.
Oh iya, penghuni Satiago Bernabeu dikenal agak sulit untuk memberikan apresiasi untuk pemain yang berasal dari klub rivalnya. Tapi itu tidak berlaku untuk Ronaldinho. Ya, pasca penampilan impressifnya yang membungkam Real Madrid di Santiago Bernebeu, pada pertandingan yang bertajuk duel el-clasico, pendukung Madrid justru memberinya aplaus yang luar biasa.
Apakah ini juga indikasi bahwa para supporter dan sekaligus manajemen Madrid telah melupakan wajah Ronaldinho yang dianggap kurang tampan? Menurutku begitu. Seorang sahabat pernah berkata: "Jadilah orang sukses dan mapan, sebab jika Anda telah sukses dan mapan, maka orang-orang akan memaafkan wajah Anda."
0 komentar:
Posting Komentar