Blog yang berisi catatan-catatan singkat dan sederhana. Mencoba menangkap dan menulis pesan bijak dari berbagai sumber.

About

Jumat, 19 Juli 2019

Dia Melakukan, Aku Menonton

gambar: mancing.online
Saya dan Faiz (putra sulungku) sedang sibuk mencari umpan saat Bapak itu mulai memancing dengan metode yang unik. Seumur-umur baru kusaksikan. "Bapake bercanda ya?", batinku. Menurutku, teknik macam itu tak mungkin berjaya. Dan keyakinanku semakin berlipat sebab hingga 20 menit sejak pertama kali ku melihatnya, belum seekor ikanpun ia tangkap.

Bapak itu menggunakan sebuah botol minuman kemasan berukuran sedang. Sasarannya adalah kerumunan ikan kecil seukuran ibu jari orang dewasa. Mulut botol ia tutup, sedang bagian bawahnya dibolongi. Sebuah kail yang tersambung dengan tali pancing ia kaitkan pada sisi bagian bawah botol yang terbuka. Hingga jika ditarik ke atas, botol itu berada dalam posisi terbalik. 

Dengan tali pancing yang terikat di ujung ranting bambu, dari atas tumpukan bebatuan di tepi pantai, ia mengendalikan botol agar tetap mengambang tak jauh di bawah permukaan air. Berharap ada anggota kawanan ikan kecil yang sejak tadi berenang bergerombol kesana kemari tersesat masuk ke sisi botol yang terbuka. Nah inilah yang membuatku geleng-geleng kepala. Masa' sih mau-maunya hewan laut itu begitu saja masuk ke dalam botol. Gak mungkinlah. Orang yang aneh.

Hanya saja memang kusaksikan bahwa air laut yang terperangkap dalam botol itu berubah warna menjadi putih. Mungkin itu semacam umpan untuk menarik perhatian para ikan. Belakangan kutahu bahwa sebelum botol ia lempar ke laut, terlebih dahulu si Bapak memasukkan sedikit tepung terigu ke dalamnya.

Sudah 30 menit ia berusaha, tapi hasilnya belum juga nampak. Sang Bapak masih bersabar. Berulangkali digantinya terigu yang telah terbawa air laut. Hingga tiba-tiba.... 2 ekor ikan masuk perangkap, secepat kilat botol ia angkat. Dapat !!! Dan sejak itu keberuntungan berpihak padanya. Ada saja diantara rombongan ikan kecil itu yang nyangkut di botol. Seorang bocah membantunya memindahkan hasil tangkapan ke dalam belanga.

Oh iya, bagaimana dengan diriku, apakah sudah dapat ikan? Belum seekorpun. Kami masih berusaha menemukan banyak umpan. Sambil sesekali diriku menyaksikan tingkah unik si Bapak, yang bagai magnet terus menarik perhatianku. Ah, di Minggu pagi yang cerah tadi, kekata bijak itu terngiang di telingaku: "Orang sukses adalah mereka yang berbuat, disaat yang lain hanya menonton".

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More