Blog yang berisi catatan-catatan singkat dan sederhana. Mencoba menangkap dan menulis pesan bijak dari berbagai sumber.

About

Jumat, 19 Juli 2019

Narkoba: Dari Perang Candu hingga Penyakit Menular Seksual

ilustrasi: hariansejarah.com
Dapatkah sebuah negara takluk dibawah kekuasaan penjajah oleh sebab penyelundupan candu? Berkaca pada Tiongkok, itulah yang dilakukan Inggris untuk merampas kedaulatan negri Tirai Bambu.

Semua bermula ketika East India Company, membutuhkan pasar baru bagi sejumlah besar candu yang mereka produksi di Bengali, India. Tiongkok lalu menjadi tujuan, sekaligus strategi Inggris agar Dinasti Qing mau membuka hubungan dagang dengan negri Ratu Elizabeth.

Upaya Inggris tersebut kemudian memicu terjadinya Perang Candu. Perseteruan yang berlangsung sejak tahun 1839 hingga 1860. Diantara efek dari peperangan ini adalah pemerintah China melepas Hongkong ke tangan Inggris, serta membuka pelabuhan-pelabuhan penting mereka bagi para pedagang Eropa. 

Penyelundupan Candu ke Tiongkok yang dilakukan oleh pedagang asing meningkat pesat pada abad ke-18. Berdasarkan catatan sejarah, sebagaimana dipublis oleh situs wawasansejarah.com, pada tahun 1730, 15 ton berhasil diselundupkan. 43 tahun kemudian, tepatnya 1773, meningkat jadi 75 ton.

Penyelundupan yang massif ini menyebabkan rakyat China jadi lemah. Para penduduk yang telah kecanduan terpaksa harus menjual barang-barang berharga milik mereka demi mendapatkan candu. Kian hari makin meningkat jumlah pemakai. 

Puncaknya adalah ketika seorang pangeran Dinasti Qing ikut mengkonsumsi barang haram tersebut. Kejadian yang membuka mata Kaisar Daoguang akan bahaya benda terlarang ini. Pada tahun 1838, penyelundupan candu telah mencapai 1400 ton. Dan ditahun itupula, pemerintah China mulai menjatuhkan hukuman mati bagi penyelundup candu lokal.

Sejarah perang candu sekaligus menjadi pelajaran berharga. Kedaulatan sebuah negara besar akhirnya tergadaikan. Inggris dengan strategi candunya sukses merusak mental rakyat dan menurunkan daya juang untuk mempertahankan negara.

Nah, jika tak segera ditanggulangi, tidak menutup kemungkinan Indonesia juga akan mengalami hal yang sama dengan China di era Dinasti Qing. Yaitu rusaknya akhlak dan mental generasi penerus, serta hilangnya kedaulatan.

Menurut Irjen Pol Drs. Al Jauhari, Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN), sebagaimana dilansir oleh faktualnews.co, saat ini negara kita adalah keranjang sampah narkoba dunia internasional. Sebabnya adalah Indonesia memiliki penduduk yang berjumlah banyak, serta mudah tergiur. Jaringan internasional yang beroperasi di negri ini adalah Afrika Barat, Iran, China, Pakistan, Malaysia dan Eropa. Tiongkok adalah pemasok terbesar, yaitu sebanyak 250 ton.

Berdasarkan data dari BNN RI (2017), telah ditemukan sebanyak 5 (lima) juta kasus penyalahgunaan narkotika. Dari angka tersebut, 50,34% adalah pekerja, seperti; guru, pegawai pemerintah, Polri, TNI, bahkan juga artis, pengusaha, hingga tukang bangunan. 37,32%-nya diwakili oleh pelajar dan mahasiswa. Sisanya, sebanyak 22,34% berasal dari unsur pengangguran. Pengguna di dominasi oleh kelompok usia produktif.

Anehnya adalah bukannya masyarakat tak tahu bahaya narkoba. Hasil survey BNN justru menunjukkan bahwa 80% rakyat Indonesia tahu jenis dan bahaya narkoba. Pertanyaannya adalah mengapa tingkat penyalahgunaan narkoba masih tinggi? Ternyata hal tersebut
disebabkan Indonesia selama beberapa tahun terakhir sudah menjadi pasar potensial, sekaligus produsen narkoba. Setelah sebelumnya hanya menjadi lokasi transit dan tujuan peredaran barang terlarang tersebut. Sungguh memprihatinkan.

Sayang sekali, kenyataannya narkoba juga menjadi jalan masuk bagi hadirnya penyakit menular seksual. Baltimore menjadi pelajaran berharga. Malcolm Gladwel dalam buku best seller internasionalnya yang berjudul The Tipping Point mengungkap hal tersebut. 

Pada pertengahan tahun 1990-an, daerah Baltimore USA mengalami serangan epidemi sipilis. Dalam kurun waktu hanya setahun saja, antara 1995 hingga 1996, jumlah bayi yang lahir dengan penyakit sipilis meningkat 500%.

Menurut Center for Disease Center atau CDC (Pusat Pengendalian Penyakit), masalah tersebut terkait dengan narkoba. Penyalahgunaan narkoba adalah penyebab peningkatan dramatis perilaku seksual beresiko. Yang berakibat pada menyebarnya penyakit menular seksual, termasuk HIV AIDS.

Berdasarkan catatan di atas, sebagai anak bangsa tentu kita prihatin dengan masalah narkoba yang sedang menimpa negri kita tercinta. Karenanya jangan tinggal diam, mari bergandengan tangan menyelamatkan generasi dan kedaulatan negri. Ayo perangi narkoba!!! Dan selamat hari anti narkoba internasional, 12 Juli ....

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More