![]() |
gambaranimasi.org |
Ketika Baginda Shallallahu 'alaihi wasallam, Muhammad bin Abdullah
di angkat menjadi Nabi terakhir oleh Allah SWT, kaum musyrikin Quraisy
bertanya-tanya, mengapa risalah kenabian itu tidak diberikan pada salah
satu dari 2 (dua) intelektual ternama masa itu. Mereka adalah Al Walid
bin Al Mughirah dari Makkah dan Mas'ud bin Amr Ats-Tsaqofi dari Tho'if.
Dua orang di atas adalah sastrawan besar, dianggap paling pandai, dan berhak menyandang gelar cendekiawan. Pertanyaan
tersebut di abadikan dalam Al Qur'an Surah Az-Zukhruf ayat ke 31.
Mengapa mereka bertanya demikian? sebab bangsa Arab kala itu sangat
mengagungkan sastra. Dan para sastrawan mendapat tempat terhormat lagi
mulia pada masyarakat Quraisy.
Tapi, tentu Allah lebih tahu pada siapa Ia menitipkan risalah-Nya.
Muhammad SAW adalah orangnya. Putra Abdullah ini memiliki apa yang
disebut dengan Uswatun Hasanah. Belakangan, Al Walid bin Al Mughirah,
salah satu sastrawan besar itu mengakui bahwa nilai Al Qur'an yang
turunkan pada Rasulullah lebih tinggi dari sastra yang mereka
agung-agungkan.
Menjelang wafatnya Sang Nabi, seorang pemimpin Yamamah, daerah yang terletak di sebelah timur Saudi (sekarang), memproklamirkan dirinya sebagai nabi. Sebuah hoax terbesar kala itu. Rasulullah SAW segera memberi gelar orang ini dengan Al Kazzab (pembohong). Namanya adalah Musailamah. Maka jadilah ia Musailamah Al Kazzab.
Si pembohong ini punya kemampuan sastra yang cukup. Dengan kepiawaiannya itu, dan demi mendapat legitimasi kuat dari pengikutnya, ia mencoba membuat ayat-ayat untuk menandingi kitab suci Al Qur'an. Berikut salah satu ayat dari Musailamah sang pembohong: "Wahai katak betina anak dari dua pasang katak. Bersihlah apa yang kamu bersihkan. Air tidak kamu kotori dan peminum tidak kamu halangi. Kepalamu di dalam air sedangkan ekormu di darat."....
Menjelang wafatnya Sang Nabi, seorang pemimpin Yamamah, daerah yang terletak di sebelah timur Saudi (sekarang), memproklamirkan dirinya sebagai nabi. Sebuah hoax terbesar kala itu. Rasulullah SAW segera memberi gelar orang ini dengan Al Kazzab (pembohong). Namanya adalah Musailamah. Maka jadilah ia Musailamah Al Kazzab.
Si pembohong ini punya kemampuan sastra yang cukup. Dengan kepiawaiannya itu, dan demi mendapat legitimasi kuat dari pengikutnya, ia mencoba membuat ayat-ayat untuk menandingi kitab suci Al Qur'an. Berikut salah satu ayat dari Musailamah sang pembohong: "Wahai katak betina anak dari dua pasang katak. Bersihlah apa yang kamu bersihkan. Air tidak kamu kotori dan peminum tidak kamu halangi. Kepalamu di dalam air sedangkan ekormu di darat."....
0 komentar:
Posting Komentar