![]() |
gambar: pinterest.com |
Pohon itu memiliki batang nan besar, agak tinggi menjulang ke
langit. Daunnya jarang, mungkin berguguran sebab musim panas yang
panjang. Tapi ada bunga-bunga yang mekar hampir di setiap cabangnya.
Warna merah tua kembang itu. Seorang Sahabat yang menemaniku berkata
bahwa munculnya bunga itu adalah penanda waktu panen ubi kayu akan
segera tiba. "Begitu ya", gumamku.
Beberapa hari kemudian, di tempat yang terpisah, Saya duduk di bawah sebuah pohon
Jambu Monyet. Saat itu beberapa sahabat menemaniku. Pohon yang banyak
tumbuh di pulau Buton itu sedang berbunga. Tanda tak lama lagi musim
Jambu Mete segera tiba. Seorang sahabat memberitahuku bahwa ketika musim
buah begitu melimpah, maka di lautanpun, ikan tangkapan nelayan juga
melimpah. "Wow", kataku.
Saya segera mempercayai perkataan sahabatku itu. Mengapa? Sebab ia yang
kini telah menjadi pengusaha sukses adalah sosok yang akrab dengan
kehidupan nelayan, tapi pada saat yang sama juga kenal dengan kehidupan
bercocok tanam di daerahnya. Jadi, punya pengalaman lapangan tentang hal
yang diucapkannya.
Bicara soal tanaman dan hasilnya, Allah SWT
berfirman: "(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan
langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit,
lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki
untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi
Allah, padahal kamu mengetahui." (QS: Al Baqarah, 22)
Ayat di
atas menunjukkan kepada kita bahwa buah-buahan adalah rezki. Dihadirkan
oleh Pencipta sebagai tanda cinta-Nya pada setiap hamba. Dan jika
manusia bersyukur atas pemberian-Nya, maka Allah akan melipatgandakan
rezeki itu.
Tapi, di penghujung ayat di atas, Allah SWT
menegaskan: "Karena itu, janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan
bagi Allah, padahal kamu mengetahui." Artinya apa? Cara kita bersyukur
atas hasil bumi yang diberikan Sang Pencipta adalah dengan menghamba
pada-Nya. Dengan melaksanakan ibadah sesuai tuntunan Allah dan
Rasul-Nya. Bukan dengan membawa "sedekah" pada makhluk yang dipercaya
menghuni pohon besar itu, dan bukan pula dengan memberi "sedekah" pada
makhluk yang dipercaya menjaga laut dalam.
0 komentar:
Posting Komentar