![]() |
gambar: pinterest.com |
Sang ibu berasal dari sebuah desa di luar Kota Baubau. Ia seorang
pedagang kelapa muda di Pasar Wameo. 7 (tujuh) hari dalam seminggu
dirinya berada di pasar tradisional tepi pantai itu. Ia libur dari
berjualan hanya jika ada hal penting yang tak bisa ditinggalkannya di
kampung.
Tiap hari, kira-kira pukul 04.30 subuh, ibu itu
meninggalkan rumah bersama suami tercinta, demi menjemput rezki di pasar
wameo. Seharian ia di sana, sedang Ayah dari anak-anaknya berkeliling
menyusuri tapak demi tapak jalan Baubau mengantar penumpang. Jelang
Adzan Maghrib berkumandang, baru mereka kembali lagi ke rumah.
Sang suami bekerja sebagai tukang ojek. Dan kedua pasangan itu
bahu-membahu mencari nafkah agar asap dapur tetap mengepul. Dari kerja
sama yang baik itu pula, mereka menghidupi para buah hati yang kini
sedang mengenyam pendidikan di SD, SMP dan SMA.
Oh iya, Saya baru mengenal sang ibu sore tadi. Saat menikmati buah kelapa muda yang dijajakannya. Ia tak ragu bercerita beberapa hal padaku. Tentang kampungnya yang asri, suami, dan anak-anaknya. Entahlah, mungkin Saya adalah pembeli paling santun dan ramah Jum'at ini. Hehehe....
Tak jauh dari tempat itu, ada pula lapak darurat milik seorang ibu. Nah, ibu yang kedua ini telah lama ku mengenalnya. Ia juga berasal dari luar Kota Baubau. Desanya bertetangga dengan ibu pedangang kelapa muda. Di Pasar Wameo, ibu berusia setengah baya itu berdagang hasil kebun.
Yang membuatku kagum pada sang bunda kedua ini adalah dari hasil berdagangnya itu, ia menghidupi keluarga dan membiayai ketiga anaknya yang sedang kuliah. Tak tanggung-tanggung, anak-anaknya berkuliah di Makassar, Kendari dan Baubau. Luar biasa ibunda yang satu ini.
Dalam perjalanan pulang menuju rumah sore tadi, Saya membayangkan, alangkah indahnya jika anak-anak mereka menulis tentang perjuangan ibundanya. Tentu akan menjadi cerita yang sangat inspiratif....
Oh iya, Saya baru mengenal sang ibu sore tadi. Saat menikmati buah kelapa muda yang dijajakannya. Ia tak ragu bercerita beberapa hal padaku. Tentang kampungnya yang asri, suami, dan anak-anaknya. Entahlah, mungkin Saya adalah pembeli paling santun dan ramah Jum'at ini. Hehehe....
Tak jauh dari tempat itu, ada pula lapak darurat milik seorang ibu. Nah, ibu yang kedua ini telah lama ku mengenalnya. Ia juga berasal dari luar Kota Baubau. Desanya bertetangga dengan ibu pedangang kelapa muda. Di Pasar Wameo, ibu berusia setengah baya itu berdagang hasil kebun.
Yang membuatku kagum pada sang bunda kedua ini adalah dari hasil berdagangnya itu, ia menghidupi keluarga dan membiayai ketiga anaknya yang sedang kuliah. Tak tanggung-tanggung, anak-anaknya berkuliah di Makassar, Kendari dan Baubau. Luar biasa ibunda yang satu ini.
Dalam perjalanan pulang menuju rumah sore tadi, Saya membayangkan, alangkah indahnya jika anak-anak mereka menulis tentang perjuangan ibundanya. Tentu akan menjadi cerita yang sangat inspiratif....
0 komentar:
Posting Komentar